promosi dan change management system. Apabila infrastruktur yang dimiliki belum memadai, organisasi harus mengeluarkan sejumlah dana
untuk membeli komputer, jaringan, server, dan lain-lain. c.
Teknologi Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi
tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga e-learning tidak berjalan dengan baik.
d. Infrastruktur
Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband baru ada di kota-kota besar.Akibatnya, belum semua orang
atau wilayah dapat merasakan e-learning dengan internet. e.
Materi Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi
yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning.Pelatihan yang memerlukan banyak kegiatan fisik, seperti olah raga dan instrument
music, sulit disampaikan melalui e-learning secara sempurna.Akan tetapi, e-learning dapat digunakan untuk memberikan dasar-dasar
pelatihan sebelum masuk ke praktik.
2.6. Moodle
Amiroh 2012 mengemukakan bahwa moodle merupakan program open
source yang paling terkenal diantara program-program e-learning yang ada.Aplikasi ini dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada
Agustus 2002 dengan moodle versi 1.0.
2.6.1. Kelebihan LMS Moodle
Banyak hal yang membuat moodle berbeda dengan yang lain, diantaranya:
a. Sederhana, efisien dan ringan serta kompatibel dengan banyak
browser. b.
Instalasi sangat mudah c.
Dukungan berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia d.
Tersedianya manajemen situs untuk melakukan pengaturan situs secara keseluruhan, perubahan modul dan lain sebagainya.
e. Tersedianya manajemen pengguna user management
f. Tersedianya manajemen course yang baik
g. Tersedianya modul chat, modul polling, modul forum, modul untuk
jurnal, modul untuk kuis, modul untuk workshop dan survey, serta masih banyak lagi.
Terdapat beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh moodle, sebagai berikut:
a. Assignment
Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat
mengakses materi tugas dan mengumpulkan tugas dengan cara mengirimkan file hasil pekerjaan mereka.
b. Chat
Fasilitas ini digunakan oleh pengajar dan peserta pembelajaran untuk saling berinteraksi secara online dengan cara berdialog teks.
c. Forum
Merupakan forum diskusi secara online antara pengajar dan peserta pembelajaran yang membahas topik-topik yang berhubungan
dengan materi pembelajaran. d.
Quiz
Fasilitas ini digunakan oleh pengajar untuk melakukan ujian atau tes secara online.
e. Survey
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat.
Moodle juga menyediakan kemudahan untuk mengganti model tampilan situs e-learning dengan menggunakan template.Beberapa
model themes yang menarik telah disediakan oleh moodle, meski tidak menutup kemungkinan bagi para pengguna untuk merancang dan
membuat bentuk tampilan sendiri.Beberapa pilihan bahasa juga telah disediakan oleh aplikasi moodle.
Moodle juga mendukung pendistribusian paket pembelajaran dalam format SCORM Shareable Content Object Reference Model.
SCORM adalah standar pendistribusian paket pembelajaran elektronik yang dapat digunakan untuk menampung berbagai macam format
materi pembelajaran, baik dalam bentuk teks, animasi, audio, dan video.
2.6.2. Elemen E-learning Moodle
Berikut ini adalah tingkatan pengguna pada e-learning moodle: a.
Administrator Merupakan pengguna yang mempunyai link akses tertinggi yang
dapat melakukan seluruh fungsi administrasi e-learning moodle. b.
Course Creator Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses untuk membuat
course baru dan mengajar dalam course itu. c.
Teacher Sebagai guru, merupakan pengguna yang dapat melakukan seluruh
fungsi course termasuk menambahmengubah aktivitas, dan memberi nilai.
d. Non-editing teacher
Mirip seperti tugas seorang asisten gurudosen, merupakan pengguna yang dapat mengajar pada course tapi tidak bisa
menambahmengubah aktivitas.
f. Student
Merupakan pengguna yang mempunyai hak untuk mengakses sebuah course tertentu, tetapi tidak berhak melakukan perubahan
terhadap course tersebut. g.
Guest Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses sangat terbatas,
tergantung pada pengaturan moodle untuk jenis pengguna ini.
2.7. Prototype
Menurut Kendall 1995, prototype sistem informasi adalah teknik untuk mengumpulkan spesifik informasi dengan cepat tentang
persyaratankebutuhan informasi pengguna.Ada empat pendekatan dasar pembuatan prototype.Secara umum mengatakan bahwa prototyping yang
efektif awalnya harus datang di sistem pengembangan siklus hidup, sewaktu fase penentuan persyaratan.Walaupun begitu, prototype adalah
teknik yang rumit yang membutuhkan pengetahuan tentang keseluruhan system pengembangan siklus hidup sebelum dapat di selesaikan dengan
sukses. Prototype
termasuk dalam
hal ini
untuk menggaris
bawahimenekankan pentingnya teknik pengumpulan informasi. Ketika menggunakanmelakukan prototyping dalam cara ini, penganalisis system
sedang mencari reaksi utama dari pengguna dan management terhadap prototype, saran pengguna tentang mengubah atau membersihkan sistem
yang di prototype, inovasi yang mungkin dilakukan dan perincian rencana
perubahan perbaikan bagian system mana yang harus di tanggapi pertama atau cabang sebuah organisasi mana yang selanjutnya bisa di prototype.
2.7.1. Jenis prototype.
Kata prototype digunakan di banyak cara yang berbeda. Dari pada mencoba untuk mempersatukan semuanya menjadi satu definisi
atau mencoba untuk mengamanatkan satu pendekatan yang benar untuk topik prototyping yang agak kontroversial, kita akan mengilustrasikan
bagaimana setiap beberapa ide dari prototyping mungkin berguna untuk digunakan diterapkan di situasi tertentu.
2.7.1.1.Patched-up prototype.
Jenis pertama dari prototype berkaitan dengan pembangunan suatu sistem yang dapat berkerja namun ditambal bersama. Di teknik,
sistem ini mengarah kepada breadboardingmenciptakan perbaikan yang sama, model dari yang dinyatakan mikroskopis rangkaian kerja.
Sebuah contoh di sistem informasi adalah sebuah model kerja yang mempunyai semua fitur-fitur berguna tetapi tidak efisien. Di
contoh pembuatan prototype ini, para pengguna dapat berinteraksi dengan sistem, membiasakan diri terbiasa dengan jenis iklan
antarmuka yang tersedia. Namun, pemulihan dan tempat penyimpanan informasi mungkin tidak efisien karena program-program ditulis secara
cepat dengan tujuan agar dapat berkerjaberfungsi daripada efisien. Contoh lain dari jenis prototype ini adalah sebuah sistem
informasi yang mempunyai semua fitur yang diusulkan namun jenis adalah model sangat dasar yang pada akhirnya akan di tingkatkan.
2.7.1.2. Nonoperational prototype.
Konsep kedua dari sebuah protoptye adalah model skala non kerja yang bertujuan untuk mencoba aspek tertentu dari sebuah design.
Sebuah contoh dari pendekatan ini adalah model skala penuh dari
sebuah mobil untuk digunakan di test terowongan angin. Ukuran dan bentuk dari auto tepat namun mobilnya tidak beroprasi. Dalam kasus
ini, hanya fitur fitur yang penting dari mobil untuk pengetesan terowongan udara yang di ikutkan disertakan.
Sebuah model skala non kerja dari sebuah sistem informasi mungkin di buat ketika penkodean yang di butuhkan oleh aplikasi
terlalu luas untuk prototype, namun sebuah ide yang berguna dari sistem dapat di peroleh hanya melalui prototyping input dan output.
Dalam contoh ini, pemrosesan, dikarenakan biaya dan waktu yang tidak pantas, tidak dapat di prototype. Namun, beberapa keputusan dalam
kegunaan sistem dapat tetap di buat berdasarkan input dan output yang di prototype.
2.7.1.3. First-of-a-series prototype.
Konsep ketiga dari prototyping meliputi pembuatan sebuah skala model penuh yang pertama dari sebuah sistem, sering disebut
seorang pilot. Contohnya adalah prototyping pesawat pertama dari sebuah seri. Prototype beroprasi penuh dan ini adalah sebuah realisasi
apa yang perancang harapkan akan menjadi sebuah seri dari pesawat dengan fitur-fitur yang sama.
Type ini berguna ketika banyak instalasi dari sistem informasi yang sama di rencanakan. Model kerja skala penuh memperbolehkan
interaksi yang nyata dengan sistem yang baru, namun meminimalisir biaya penyelesaian masalah.
Sebagai contoh, ketika toko kelontong eceran, bermaksud untuk mengunakan sistem komputer yang sama untuk mendaftar vendor
pengiriman di beberapa toko, model kerja skala penuh dapat dijalankan dalam satu toko agar dapat bekerja berfungsi menghadapi beberapa
masalah yang ada sebelum ini di jalankan ke yang lain.