Persediaan Manajemen Pengelolaan Obat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Pengelolaan Obat

Menurut Aditama 2006, bahwa fungsi manajemen pengelolaan obat membentuk sebuah siklus pengelolaan 1 fungsi perencanaan dan proses penentuan kebutuhan, mencakup aktifitas menetapkan sasaran, pedoman dan pengukuran penyelenggaraan bidang logistik, 2 fungsi penganggaran, merupakan usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, 3 fungsi pengadaan, merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan operasional sesuai fungsi perencanaan dan penentuan kepada instansi pelaksana, 4 fungsi penyimpanan dan penyaluran, diadakan melalui fungsi terdahulu untuk disalurkan kepada instansi pelaksana, 5 fungsi pemeliharaan, merupakan proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris, dan 6 fungsi penghapusan, berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku, serta 7 fungsi pengendalian, merupakan usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik.

2.1.1. Persediaan

Persediaan menurut Quick 1997 dalam Maimun 2008 adalah stok barang untuk keperluan produksi, pelayanan, atau memenuhi permintaan pasienmasyarakat. Untuk menjaga ketersediaan obat kebutuhan pasien perlu dilakkan manajemen persediaan obat secara cermat dan penuh tanggung jawab. Selain itu persediaan obat menjadi sangat penting karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam Universitas Sumatera Utara persediaan. Pengendalian persediaan yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali investasi. Kekurangan persediaan obat akan mengakibatkan terlambatnya pelayanan pasien. Ketersediaan item yang tepat pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat akan membantu tujuan organisasi dalam melayani pasien, produktivitas, keuntungan dan kembali modal. Ini bisa berlaku kepada pabrik, pedagang grosir, eceran, pelayanan kesehatan, dan organisasi pendidikan. Dengan kata lain persediaan merupakan aset perusahaan. Mengukur kinerja dan produktivitas berbeda untuk setiap perusahaan, tetapi semuanya membutuhkan manajemen persediaan yang adekuat. Pada dasarnya persediaan akan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan atau rumah sakit. Mengingat besarnya investasi yang disediakan diperlukan kebijakan yang bervariasi dan cepat tanggap terhadap perencanaan dan gaya kepemimpinan dari top manajemen. Pengendalian manajemen persediaan dilakukan dengan cara mengelola proses rutin pengadaan perbekalan farmasi, termasuk di dalamnya adalah mengatur pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang sampai pada pemesanan kembali. Maka diperlukan inventory system, yaitu suatu cara untuk menentukan bagaimana dan kapan suatu pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan, sehingga diperlukan pencatatan stok yang benar dan akurat, sebagai sumber informasi, sehingga dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan akan barang tersebut dan untuk memperkirakan pengadaan barang berikutnya. Universitas Sumatera Utara Menurut Sabarguna 200, persediaan dapat dibedakan atas: 1. Batch stock atau lot size inventory ytaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahanbarang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Terjadinya persediaan karena pengadaan bahanbarang yang dilakukan lebih banyak dari yang dibutuhkan. 2. Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan ini dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut. 3. Anticipation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. 4. Raw materials stock Persediaan Bahan Baku yaitu persediaan dari barang- barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber alam ataupun dibeli dari pemasok atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya. 5. Purchased partscomponents stock persediaan bagian produk yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari bagian-bagian yang diterima dari Universitas Sumatera Utara perusahaan lain, yang dapat secara langsung di assembling dengan bagian- bagian lain tanpa melalui proses produksi sebelumnya. 6. Supplies stock persediaan bahan-bahan pembantu yaitu persediaan barang- barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi. 7. Work in processprogress stock persediaan barang setengah jadibarang dalam proses yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. Manajemen persediaan merupakan suatu cara mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat dengan biaya yang optimal. Oleh karena itu konsep mengelola sangat penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan efektifitas maupun efisiensi tercapai. Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, antara lain: a. memberikan stock agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi. b. menyeimbangkan produksi dengan distribusi. c. memperoleh keuntungan dari potongankuantitas, karena membeli dalam jumlah banyak biasanya ada diskon. d. menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, ketidaktepatan pengiriman. Universitas Sumatera Utara e. menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses. Pudjaningsih 1996 seperti yang dikutip oleh Patria Jati 2009 menyatakan bahwa manajemen persediaan merupakan serangkaian kegiatan kompleks dan merupakan suatu siklus yang saling terkait yang pada dasarnya terdiri atas 4 fungsi dasar yaitu seleksi dan perencanaan, pengadaan, distribusi serta penggunaan. Quick 1997 dalam Patria Jati 2009 menyatakan dalam sistim manajemen obat, masing-masing fungsi utama terbangun berdasarkan fungsi sebelumnya dan menentukan fungsi selanjutnya. Seleksi seharusnya didasarkan pada pengalaman aktual terhadap kebutuhan untuk melakukan pelayanan kesehatan dan obat yang digunakan, perencanaan dan pengadaan memerlukan keputusan seleksi dan seterusnya. Siklus manajemen obat didukung oleh faktor-faktor pendukung manajemen management support yang meliputi organisasi, keuangan, atau finansial, sumber daya manusia SDM, dan sistim informasi manajemen SIM. Setiap tahap siklus manajemen obat yang baik harus didukung oleh keempat faktor tersebut sehingga pengelolaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pada dasarnya manajemen obat di rumah sakit adalah bagaimana cara mengelola tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan saling mengisi sehingga dapat dicapai tujuan pengelolaan obat yang efektif dan efisien agar obat yang diperlukan oleh dokter selalu tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang bermutu. Universitas Sumatera Utara Menurut Subagya 1994, dalam Maimun 2009 manajemen obat sebagai bagian dari manajemen Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat. Bowersox 1995 dalam Zuliani 2009, manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para pemasok, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan. Menurut Silalahi 1989 dalam Mulyardewi 2010, bahwa prinsip dasar manajemen obat adalah optimalisasi dana dalam rangka pengadaan obat keperluan lain rumah sakit. Setiap rumah sakit harus mempunyai stok obat dan bahan peninjang lainnya. Stok obat tidak bisa sampai di bawah titik aman safety level.

2.1.2. Tujuan Manajemen Persediaan