Latar belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Di pertengahan tahun 2012 masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya pemakaian produk-produk olahan yang merugikan bagi konsumen menjadi berita utama dalam media informasi. Ironisnya hampir semua masalah tersebut selalu berdampak besar terhadap diri manusia itu sendiri. Masalah-masalah besar yang muncul tersebut tidak lepas dari kinerja perusahaan yang kurang optimal. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Namun jika kinerja perusahaan tidak berjalan dengan baik dapat menimbulkan masalah-masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan kerugian bagi konsumen bahkan kerusakan alam yang berlangsung terus-menerus. Maka dari itu penilaian kinerja berguna untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga menghasilkan informasi yang berguna untuk melakukan perbaikan organisasi. Perbaikan organisasi mengandung makna perbaikan manajemen organisasi yang meliputi: a perbaikan perencanaan, b perbaikan proses, dan c perbaikan evaluasi. Pada tahun 2012 ini perbaikan organisasi yang cukup dapat menarik perhatian masyarakat dan mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat yaitu perbaikan organisasi yang hasil evaluasinya itu merupakan informasi untuk perbaikan “perencanaan-proses-evaluasi” yang berlangsung terus menerus secara berkesinambungan dan juga tidak lepas dari kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibilitydipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepadaperusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Menurut Titisari et al.,2010 yang menguji pengaruh CSR terhadap kinerja pasar perusahaan yang diukur dengan stock return diproksi dengan CAR, yang memberikan hasil bahwa CSR berpengaruh terhadap stock return. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan trend indeks CSR, hal tersebut semakin menguatkan bahwa dengan adanya pengaruh antara CSR dengan kinerja perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan pandangan positif terhadap perusahaan, sehingga dapat menambah kepercayaan para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Di Indonesia perkembangan corporate social responsibility dapat dilihat dari dua persepektif yang berbeda yaitu pertama, pelaksanaan CSR memang merupakan praktek bisnis secara sukarela discretionary business practice artinya CSR lebih banyak berasal dari inisiatif perusahaan dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut untuk dilakukan perusahaan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia. Kedua, pelaksanaan CSR bukan lagi merupakan discretionary business practice, melainkan pelaksanaanya sudah diatur oleh undang-undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2007 Solihin,2009. Bagi perusahaan –perusahaan yang menerapkan CSR, pada tahun 2007 keatas ataupun sebelum tahun 2007, terdapat perbedaan antara pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan. Bila dilihat perusahaan –perusahaan yang menerapkan CSR pada tahun 2007 keatas akan memiliki Indeks CSR yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang menerapkan CSR tahun 2007 kebawah. Ketika CSR berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan maka, kinerja perusahaan yang menerapkan CSR pada tahun 2007 keatas akan lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang menerapakan CSR sebelum ditetapkannya UU No 40 Tahun 2007. Seperti penelitian Titisari et all.,2010 yang menguji pengaruh CSR terhadap kinerja pasar perusahaan yang diukur dengan stock return diproksi dengan CAR, yang memberikan hasil bahwa CSR berpengaruh terhadap stock return dan Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan trend indeks CSR. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Titisari et al.,2010 terletak pada sampel dan tahun penelitian, yaitu pada sektor manufaktur tahun 2006-2007 dan 2008-2010 sedangkan penelitian Titisari et al.,2010 menggunakan sampel perusahaan rawan lingkungan dan mengikuti program peringkat kinerja lingkungan hidup PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2005- 2006 . Hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan pada manufaktur yang melakukan program CSR sebelum ditetapkannya UU PT tahun 2006-2007 dan sesudah ditetapkannya UU PT tahun 2008-2010. Penelitian ini menggunakan sektor manufaktur disebabkan karena selama ini barang-barang manufaktur sangatlah dekat dan erat dalam kehidupan kita sehingga menimbulkan rasa keingintahuan apakah perusahaan manufaktur menerapkan CSR sebagai timbal balik kepada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Pada penelitian ini menggunakan tahun pembatas 2007 karena pada tahun ini dikeluarkannya UU PT No 40 Tahun 2007 tentang kewajiban perusahaan dalam melaksanakan CSR. Dalam UU PT No 40 tahun 2007 ayat 1 : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat 2: Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. Ayat 3: Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat 4: Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dari permasalahan tersebut di atas menimbulkan rasa keingintahuan penulis untuk mengetahui “Perbedaan Pengungkapan CSR dan PengaruhnyaTerhadap Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Ditetapkannya Undang- Undang No 40 Tahun 2007 ”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NO. 36 TAHUN 2008

3 10 113

SKRIPSI SIFAT-SIFAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBELUM DAN SESUDAH DIUNDANGKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2007, STUDI KASUS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) DI JOGJAKARTA.

0 2 14

PENDAHULUAN SIFAT-SIFAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBELUM DAN SESUDAH DIUNDANGKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2007, STUDI KASUS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) DI JOGJAKARTA.

0 2 26

PENUTUP SIFAT-SIFAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBELUM DAN SESUDAH DIUNDANGKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2007, STUDI KASUS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) DI JOGJAKARTA.

0 2 8

PENGATURAN PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN DITINJAU DARI PASAL 74 UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

0 0 1

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22

IMPLEMENTASI PASAL 74 UNDANG – UNDANG PERSEROAN TERBATAS (PT) NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI MODAL SOSIAL Hasan Asy’ari

0 0 11

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA UU NO. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 1 15

PERBEDAAN PENGUNGKAPAN CSR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH DITETAPKANNYA UNDANG-UNDANG NO.40 PASAL 74 TAHUN 2007 Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI untuk periode 2006 sampai dengan 2010 SKRIPSI Dia

0 0 74