Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN
atau tokoh yang mendukung jalannya cerita, sedangkan tokoh antagonis adalah konflik dengan tokoh protagonis Waluyo, 1994: 168. Dilihat dari segi peranan
atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian
besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang
relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita sedang yang kedua
adalah tokoh tambahan Nurgiyantoro, 2015: 258. Tokoh pertama-tama dicirikan oleh cara mereka memandang hal ihwal sekitar mereka. Tokoh dapat dilihat dari
isi cerita dan perkembangan ceritanya, dengan hal tersebut gambaran tentang tokoh dapat dianalisis Luxemburg:137-138. Proses analisis tokoh perlu melihat
frekuensi kehadiran tokoh dan interaksinya dengan tokoh lain yang menonjol. Keseluruhan cerita tentunya harus diikuti dan benar-benar dipahami, dengan
demikian ekspresi tokoh dapat secara jelas didapatkan dalam novel. Dua poin yang akan menjadi bahan analisis unsur tokoh dan penokohan,
pertama, segi frekuensi kemunculan tokoh dan kedua yaitu segi interaksi yang menonjol antar tokoh. Berikut ini akan dianalisis tokoh dalam novel
Orang-Orang Proyek
karya Ahmad Tohari, kami membaginya dalam beberapa bagian sebagai berikut:
4.2.1.1 Bagian I
Awal pengenalan tokoh yang terdapat pada novel
Orang-Orang Proyek.
Bagian ini diawali dengan deskripsi proyek di jembatan sungai Cibawor. 1
Pada bagian ini, tokoh yang muncul yang interaksi menonjol adalah tokoh Kabul yang bertentangan dengan tokoh Dalkijo yang merupakan atasan Kabul
di proyek jembatan sungai Cibawor. Kabul menentang sikap Dalkijo yang terlalu memainkan uang rakyat. Sedangkan Kabul yang mantan aktivis tidak
berkenan mengikutinya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: “Eh, Dik Kabul,” sambung Dalkijo.”Saya tahu, dalam perhitungan yang
wajar, keuntungan kita dari proyek-proyek yang kita kerjakan adalah nol atau malah minus. Tapi, ya itu tadi, kalau kita bisa bermain, nyatanya
perusahaan kita masih jalan. Bisa menggaji karyawan termasuk Dik Kabul sendiri. Dan saya, he-he, bisa ganti
Harley Davidson
model terbaru setiap selesai mengerjakan satu proyek. Rekening pun bertambah. Jadi,
apa lagi?”Tohari, 2015 : 31. Jadi, Dik Kabul, bagi saya hanya sikap pragmatis yang bisa
menghentikan sejarah panjang kemiskinan keluarga saya. Dan dari sini saya bisa bilang, mau apa Dik Kabul dengan idealisme yang s
ampeyan
kukuhi? “Ya, saya bisa mengira-ngira. Mantan aktivis seperti Dik Kabul tentu
menghendaki perubahan besar di berbagai bidang. Korupsi dalam berbagai bentuk dan manifestasinya harus dihilangkan. Pemerintah mesti
cakap, berwibawa, dan tepercaya. Lembaga legislatif harus selalu berpihak kepada kepentingan rakyat. Pokoknya demokrasi harus benar-
benar tegak. Dengan demikian, cita-cita membangun kehidupan bersama yang adil dan makmur bisa menjadi kenyataan Tohari, 2015 : 34.
2 Tokoh–tokoh yang muncul namun tidak terlalu banyak berinteraksi dengan
tokoh lainnya ialah Tokoh Pak Tarya, Mak Sumeh, Wati, Basar. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:
Mak Sumeh, perempuan Tegal, juga datang dengan warung nasinya. Mak Sumeh yang wartegnya ada di mana-mana, tak pernah absen dalam setiap
proyek Tohari, 2015 : 17.
Pak Tarya, pemancing tua yang gemar bermain seruling untuk sendiri itu, tinggal agak jauh. Namun dia selalu melewati proyek setiap kali pergi
memancing di bawah pohon arah ke hulu. Atau Pak Tarya malah singgah untuk sekadar melihat-lihat. Maka dia jadi Mas Kabul, pelaksana proyek.
Adakalanya juga Pak Tarya masuk ke warung Mak Sumeh, minum kopi, menikmati senyum dan tawa segar gadis-gadis Tohari, 2015 : 18-19.
Wati, yang disodorkan tokoh setempat, bekerja sebagai penulis kantor proyek itu. Sama seperti jagoan kampung dan pensiunan tentara yang
direkrut jadi satpam, juga tukang batu dan kuli-kuli lokal, Wati diterima dalam rangka pemberdayaan tenaga setempat untuk menekan dampak
sosial negatif proyek Tohari, 2015 : 26-27.
“Seperti Kabul, saya juga sarjana dan mantan aktivis. Tapi di sini saya adalah kepala desa yang wajib tunduk kepada orang pemerintah dan
orang partai golongan. Kalau mereka tidak
ngrusuhi
proyek, tak masalah. Tapi nyatanya?”
Basar berhenti, tersenyum tawar. Pak Tarya tertawa. Maklum Tohari, 2015 : 51.
4.2.1.2 Bagian II
Pada bagian ini, tokoh mulai berkembang dan bertambah. Jalan ceritanya mulai menjelaskan perkembangan proyek jembatan yang dipenuhi tukang,
kuli beserta seluruh aktivitasnya. 3
Pada bagian ini, tokoh yang memiliki kemunculan dan interaksi yang menonjol adalah interaksi Basar yang menemui Kabul yang kemudian
memberitahu bahwa Samad adik Kabul sudah lulus kuliah. Kemudian Basar menasihati Kabul untuk menjaga jarak dengan Wati.