kemampuan diagnostik dari parameter retikulosit hemoglobin RET-HE dalam mendeteksi anemia defisiensi besi pada ibu hamil.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: apakah retikulosit hemoglobin RET-
HE dapat digunakan sebagai parameter diagnostik untuk mendeteksi defisiensi besi pada ibu hamil?
1.3. Hipotesis Penelitian
RET-HE dapat digunakan sebagai parameter diagnostik untuk mendeteksi defisiensi besi pada ibu hamil.
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui kemampuan diagnostik RET-HE sehingga dapat menentukan apakah RET-HE dapat digunakan sebagai parameter
diagnostik untuk mendeteksi defisiensi besi pada ibu hamil.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengevaluasi status besi pada ibu hamil menggunakan pengukuran serum biokemikal, indeks hematologi konvensional, dan
RET-HE.
2. Menentukan cut off RET-HE dalam mendiagnosa defisiensi besi pada ibu hamil dengan menggunakan kurva ROC.
3. Menentukan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, rasio kemungkinan positif, rasio kemungkinan negatif serta
area under the curve AUC RET-HE dalam mendiagnosa defisiensi besi pada ibu hamil.
1.5. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan mengetahui kemampuan diagnostik RET-HE dalam mendiagnosa defisiensi besi pada ibu hamil maka pemeriksaan ini
mungkin dapat dipakai sebagai parameter diagnostik yang lebih cepat, murah, dan akurat dalam mendeteksi defisiensi besi pada ibu-ibu hamil
sehingga pemberian terapi dapat lebih efektif.
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Metabolisme Besi
2.1.1. Komposisi Besi dalam Tubuh
Besi merupakan mineral penting bagi semua sel tubuh manusia. Kemampuan besi untuk berubah pada reaksi oksidasi stabil, yaitu Fe
2+
dan Fe
3+
, dalam kondisi fisiologis membuatnya ideal untuk reaksi katalisis biokimia dan sejumlah besar enzim tergantung pada besi untuk fungsi
biologis mereka. Dampak negatifnya adalah logam ini mampu mengkatalisis reaksi yang mengarah ke produksi radikal bebas, terutama
ketika berada dalam jumlah yang berlebihan. Sangatlah penting untuk memasok zat besi yang cukup untuk
memenuhi persyaratan metabolisme sel, tetapi juga penting untuk mencegah kelebihan zat besi karena hal ini dapat menempatkan sel di
bawah tekanan stress oksidatif.
18
Pada orang dewasa, jumlah besi yang hilang dari tubuh relatif kecil. Laki-laki kehilangan kira-kira 0.6 mghari,
sedangkan pada perempuan kehilangannya lebih besar dengan rata-rata dua kali angka tersebut karena penambahan kehilangan besi dalam darah
selama mensturasi.
19
Kadar besi dalam tubuh seorang dewasa normal berkisar antara 35-45 mgkgBB, dimana laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan.
20