BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode pengumpulan data secara potong lintang.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik FK USU RSUP H. Adam Malik Medan bekerjasama dengan Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK USURSUP H. Adam Malik Medan, mulai bulan Maret - Mei 2013.
3.3. Populasi Penelitian
Populasi terjangkau penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Poliklinik Ibu Hamil RSUP H. Adam Malik Medan mulai
bulan Maret - Mei 2013. Penelitian dihentikan bila jumlah sampel minimal tercapai atau waktu pengambilan sampel telah mencapai tiga bulan.
3.4. Sampel Penelitian
3.4.1. Cara pengambilan sampel penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif terhadap semua populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian.
3.4.2. Besar sampel
Digunakan rumus besar sampel untuk uji diagnostik dengan menggunakan rumus uji hipotesis proporsi tunggal. Besar sampel
ditentukan dengan rumus:
≥ 1 −
+ 1 −
− :
besar sampel :
nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung pada nilai α yang ditentukan. Untuk α =
0,05 → Zα = 1.96. :
nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung pada nilai β yang ditentukan. Untuk α = β =
0,10 → Zβ= 1.282. :
proporsi anemia defisiensi besi pada ibu hamil = 0.40
4
− : beda proporsi yang bermakna , ditetapkan bebas =
0.20 :
perkiraan proporsi anemia defisiensi besi pada ibu hamil yang diteliti
Menurut rumus diatas maka diperlukan sampel minimal sebanyak : 64 sampel.
3.5. Kriteria Penelitian 3.5.1. Kriteria Inklusi
1. Wanita hamil trimester III 2. Pemeriksaan fisik dalam batas normal termasuk suhu, tekanan
darah, nadi dan tidak ada tanda-tanda radang 3. Bersedia mengikuti penelitian
3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Inflamasi CRP positif
41
2. Thalasemia
42
3. Anemia defisiensi B12 dan asam folat MCV 100 fL
14
3.6 . Identifikasi Variabel 3.6.1 Variabel Bebas
1. RET-HE
3.6.2 Variabel Terikat
- Defisiensi Besi Feritin 15 µgL
1
3.7. Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
1 Defisiensi Besi
keadaan yang timbul akibat berkurangnya penyediaan
besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada
akhirnya mengakibatkan pembentukan Hb berkurang. Defisiensi besi menurut WHO
dengan Feritin 15 µgL.
1
2 • Wanita Hamil
Trimester III wanita hamil dengan usia kandungan 28-
40 minggu.
43
3 RET-HE
konten hemoglobin di dalam retikulosit yang memberikan gambaran berapa
banyak besi yang tersedia untuk eritropoesis.
44
4 Feritin
cadangan besi
dalam tubuh
akan disimpan dalam bentuk feritin. Konsentrasi
feritin dalam serum memiliki korelasi yang kuat dengan total cadangan besi dalam
tubuh.
45
3.8. Cara Kerja
3.8.1. Pengambilan Sampel
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel dipilih secara konsekutif dan memenuhi kriteria inklusi. Dilakukan tindakan
flebotomi pada vena mediana cubiti. Tempat punksi vena terlebih dahulu dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering,
kemudian dilakukan punksi dengan menggunakan venoject. Pengambilan darah dilakukan tanpa stasis yang berlebihan. Sejumlah 5 mL darah vena
diambil dan dibagi ke dalam dua tabung : vacutainer K2EDTA 2 mL dan vacutainer gel clot activator 3 mL.
3.8.2. Pengolahan dan Pemeriksaan Sampel 3.8.2.1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Sebanyak 2 mL darah dimasukkan kedalam vacutainer K2EDTA dan dihomogenkan perlahan sebanyak 8 kali. Analisa
dilakukan menggunakan automatic cell counting Sysmex XT-4000i untuk memperoleh nilai MCV dan MCH dengan pemeriksaan
complete blood count CBC. Pemeriksaan CBC terdiri dari kadar hemoglobin Hb, jumlah eritrosit RBC, leukosit WBC, hematokrit
HCT, nilai rata-rata eritrosit MCV, MCH, MCHC, RDW, trombosit PLT. Pemeriksaan ini harus selesai dalam waktu 1 jam setelah
pengambilan sampel.
3.8.2.2. Pemeriksaan Retikulosit Hemoglobin RET-HE
Pengukuran retikulosit hemoglobin dilakukan pada chamber yang terpisah, alat ini dapat membedakan eritrosit dan retikulosit
dengan memberikan pewarnaan polymethine dye fluorochrome yang dapat mengikat RNA sitoplasma pada retikulosit dan
memberikan warna sehingga bisa dibedakan dengan eritrosit karena eritrosit tidak mengandung RNA kemudian retikulosit dapat
dihitung. Kemudian dengan menggunakan forward scatter didapatlah ukuran rata-rata retikulosit RET-Y. Sistem ini mengukur
hemoglobinisasi melalui pembacaan fluorimetric yang dikandung
retikulosit dengan menggunakan formula: Ret.He = A x exp B x RET-Y dimana A = 5.8439 and B = 0.0098.
46,47,48
3.8.2.3. Pemeriksaan Feritin
Prinsip pemeriksaan adalah electrochemiluminescence immunoassay ECLIA. Feritin dalam serum akan diinkubasi
dengan antibodi biotin monoklonal spesifik feritin, dan antibodi monoklonal spesifik feritin yang dilabel dengan kompleks ruthenium
sehingga membentuk kompleks sandwich. Kemudian ditambahkan
mikropartikel yang dilapisi streptavidin sehingga terbentuklah komplek berikatan dengan fase solid melalui interaksi biotin dengan
streptavidin. Campuran reaksi diaspirasi ke dalam sel pengukur
dimana mikropartikel secara magnetik akan ditangkap ke permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan dibuang
melalui procell. Aplikasi tegangan pada elektroda akan menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier.
Dalam reaksi Electro Chemiluminescent ECL terjadi reaksi antara
kompleks ruthenium dengan TPA trypropylamine yang distimulasi secara elektrik untuk menghasilkan emisi cahaya. Jumlah cahaya
yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar analit dalam sampel.
45
3.8.2.4. Pemeriksaan Serum Iron SI
Prinsip pemeriksaan
serum iron
adalah dengan
menggunakan metode GuanidineFerroZine. Fe
3+
dilepaskan dari
transferin oleh guanidine hydrochloride dan kemudian direduksi oleh askorbat dan hydroxylamine menjadi Fe
2+
. Bentuk ion besi
bivalen membentuk kompleks kelasi berwarna merah dengan ferrozine. Untuk mencegah interferensi copper, ion cupric diikat
dengan thiourea. Intensitas warna akan secara langsung sebanding dengan dengan konsentrasi besi yang ditentukan dengan
mengukurnya pada absorbansi 552 nm.
49
3.8.2.5. Pemeriksaan Unsaturated Iron Binding Capacity UIBC
Prinsip pemeriksaannya adalah dengan menggunakan metode FerroZine. Sejumlah ion Fe
2+
dimasukkan ke dalam serum pada pH alkali. Ion Fe
2+
akan berikatan dengan transferin yang ada di dalam serum. Ion Fe
2+
yang bebas akan diukur dengan menggunakan reaksi ferrozine. Intensitas warna akan secara
langsung sebanding dengan dengan konsentrasi kapasitas ikatan besi yang tidak tersaturasi, yang ditentukan dengan melakukan
pengukuran pada absorbansi 552 nm.
50
3.8.2.6. Pemeriksaan Total Iron Binding Capacity TIBC
Total iron binding capacity akan diperoleh berdasarkan penjumlahan dari serum iron dan unsaturated iron binding capacity
UIBC. TIBC merupakan pengukuran untuk konsentrasi besi maksimum yang dapat diikat oleh transferin.
50
3.8.3. Pemantapan Kualitas
Pemantapan mutu dilakukan dilakukan untuk menjamin dan mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik.
Sebelum diakukan pemeriksan terlebih dahulu dilakukan kalibrasi alat. 3.8.3.1 Kalibrasi Pemeriksaan Laboratorium
a. Kalibrasi pemeriksaan feritin dilakukan dengan menggunakan The Elecsys Ferritin Assay dengan Calibrator Lot 165522. Kalibrasi
dilakukan setiap pemakaian reagen baru. Tabel 3.1. Hasil kalibrasi Feritin
kalibrator ngmL
Absorbansi CAL 1
9.73 2464
CAL 2 305
58940
b. Kalibrasi
pemeriksaan Serum
Iron dilakukan
dengan menggunakan Calibrator for Automated Systems CFAS dengan
Lot 680632 Tabel 3.2. Hasil kalibrasi Serum Iron
kalibrator µ
gdL Absorbansi
CFAS 196
704
c. Kalibrasi pemeriksaan UIBC dilakukan dengan menggunakan Calibrator for Automated Systems CFAS dengan Lot 680632
Tabel 3.3. Hasil kalibrasi UIBC kalibrator
µ gdL
Absorbansi CFAS
126 3561
3.8.3.2. Kontrol Kualitas Pemeriksaan Laboratorium
a. Kontrol kualitas darah lengkap dan RET-HE dilakukan dengan menjalankan
program kontrol
pada Sysmex
XT-4000i. Menggunakan bahan kontrol komersial Sysmex e-Check XE
assay untuk XT 4000i yang mempunyai nilai target masing-masing yang telah diketahui nilainya, yaitu rendah, normal dan tinggi.
Sebelum darah kontrol dianalisa, pastikan file pemantapan kualitas telah disiapkan. Homogenkan darah kontrol dengan baik dan
benar, lalu lakukan analisa. Pastikan hasil pemantapan kualitas masuk ke dalam data nilai target. Lakukan analisa darah kontrol
untuk ketiga sampel kontrol. Data hasil pemeriksaan akan tersimpan secara otomatis. Dilakukan pemeriksaan setiap hari
sebelum sampel diperiksa dan setelah selesai kalibrasi.
51
Tabel 3.4 Hasil Kontrol Hb, MCV dan RET-HE bulan Maret-April 2013
Hb MCV
RET-HE L
1
UL 5.9 SD 0.06
UL 79.9 SD 0.66
UL 27.3 SD 0.27
T 5.7
mean 5.7 T
76.1 mean 76.4
T 24.8
mean 23.7 LL 5.5
CV 1.1 LL 72.3
CV 0.9 LL 22.3
CV 1.1 L
2
UL 12.3 SD 0.09
UL 85.9 SD 0.54
UL 27.2 SD 0.33
T 11.9
mean 11.9 T
81.8 mean 82.4
T 24.7
mean 23.7 LL 11.5
CV 0.8 LL 77.7
CV 0.7 LL 22.2
CV 1.4 L
3
UL 16.9 SD 0.13
UL 95.4 SD 0.61
UL 27.8 SD 0.6
T 16.4
mean 16.3 T
90.9 mean 91.7
T 25.3
mean 24 LL 15.9
CV 0.8 LL 86.4
CV 0.7 LL 22.8
CV 2.5
b. Kontrol kualitas untuk feritin dilakukan dengan Elecsys Tumor marker 1 dan 2. Kontrol kualitas dilakukan diawal sebelum
melakukan pemeriksaan, setiap pemakaian reagent kit baru dan setelah selesai kalibrasi. Untuk kontrol feritin digunakan Elycsys
PreciControl Tumor Marker 1 dan Tumor marker 2. Nilai konsentrasi kontrol harus masuk dalam range yang ditetapkan
untuk menjamin akurasi assay feritin.
45
Selama penelitian, kontrol kualitas pemeriksaan feritin dilakukan sebanyak 2 kali bersamaan
dengan pemeriksaan sampel. Dalam 2 kali pemeriksaan sampel,nilai kontrol Feritin level 1 dan 2 tidak melewati nilai target
yang diharapkan tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Kontrol Feritin TM1 Lot 16588100 dan TM2 Lot
16588000
NO Tgl
pemeriksaa n
Jumlah Sampel
TM 1 target
TM 2 target
Pemeriksaan Level 1
Pemeriksaan Level 2
1 29-03-2013
30 22.2
226 20.38
258.6
2 30-04-2013
38 22.2
226 20.26
254.9
c. Kontrol kualitas untuk Serum Iron dan UIBC dilakukan dengan PreciControl ClinChem Multi 1, dimana ini lazim dilakukan setiap 24
jam, setiap pemakaian reagent kit baru dan setelah selesai kalibrasi. Nilai konsentrasi kontrol harus masuk dalam batas yang
ditetapkan untuk menjamin akurasi kadar Serum Iron dan UIBC.
49,50
Selama penelitian, kontrol kualitas pemeriksaan Serum Iron dan UIBC dilakukan sebanyak 2 kali bersamaan dengan pemeriksaan
sampel. Dalam 2 kali pemeriksaan sampel,nilai kontrol Serum Iron dan UIBC tidak melewati nilai target yang diharapkan tabel 3.6 dan
3.7.
Tabel 3.6 Hasil Kontrol Serum Iron PCCC1 Lot 16663300
No Tanggal
Jumlah Sampel
Hasil Nilai Target
1 29-03-2013
30 116.04
104-118
2 30-04-2013
38 115.59
104-118
Tabel 3.7 Hasil Kontrol UIBC PCCC1 Lot 16663300
No Tanggal
Jumlah Sampel
Hasil Nilai Target
1 29-03-2013
30 197.5
182-210
2 30-04-2013
38 203.8
182-210
3.9 Masalah Etika Ethical Clearance dan Persetujuan Setelah
Penjelasan Informed Consent
Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan ethical clearance dari komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan. Seluruh pasien yang bersedia ikut dalam penelitian ini memberikan informed consent secara tertulis. Dalam
memberikan persetujuan tersebut pasien sebelumnya telah diberitahu akan makna, manfaat dan kemungkinan efek samping yang tidak
menyenangkan yang mungkin bisa terjadi.
3.10 Rencana Pengolahan dan Analisis Data