Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Penilaian Publik Internal

berargumen untuk melakukan penilaian terhadap peranan salah satu divisi yang terdapat dalam perusahaan tempat mereka bekerja.

5.1.2. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Penilaian Publik Internal

Terhadap Peranan Humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Jenis kelamin adalah pembedaan kategori antara perempuan dan laki-laki berdasarkan sifat kodrati manusia Mansour, 1997. Tabel 13. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan Penilaian Publik Internal Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Jumlah 25 22 47 Rendah Persentase 54.3 91.7 67.1 Jumlah 21 2 23 Penilaian Publik Internal Tinggi Persentase 45.7 8.3 32.9 Jumlah 46 24 70 TOTAL Persentase 100.0 100.0 100.0 Sumber: Data Survey Lapang Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa dari 46 orang responden yang berjenis kelamin laki-laki 25 orang yang memiliki penilaian yang rendah terhadap peranan humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Sementara 21 orang sisanya memiliki penilaian yang tinggi terhadap peranan humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Disisi lain dari 24 orang responden perempuan hanya 2 orang responden yang memiliki penilaian yang tinggi terhadap peranan humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sementara 22 orang responden sisanya memiliki penilaian yang rendah terhadap peran humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.Perbedaan tersebut cukup besar dan signifikan pada penilaian yang diberikan oleh laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil uji Chi Square pada taraf nyata 0.05, 0.01 maupun 0.001 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan penilaian publik internal atau dengan kata lain penilaian publik internal terhadap peran humas ditentukan oleh jenis kelamin. Hal ini dapat kita lihat dari angka X 2 hitungnya yaitu sebesar 16,4 yang ternyata lebih besar dari X 2 tabelnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan penilaian publik internal terhadap peran humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Untuk mengetahui kekuatan hubungan penilaian publik internal antara laki-laki dan perempuan maka digunakan uji kontingensi. Hasil uji kontingensi tersebut adalah 0,41. Hal ini berarti perbedaan penilaian publik internal terhadap peranan humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor antara laki-laki dan perempuan adalah sebesar 41 . Dari jabaran di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa karyawan laki-laki memiliki penilaian yang tinggi terhadap humas PDAM Tirta pakuan Kota Bogor sementara karyawan perempuan memiliki penilaian yang rendah terhadap peran humas PDAM Tirta pakuan Kota Bogor. Karyawan berjenis kelamin perempuan jauh lebih kritis apabila di bandingkan dengan karyawan berjenis kelamin laki-laki yang cenderung lebih apatis. Kesimpulan di atas di perkuat dengan fakta yang ditemukan di lapangan yang memperlihatkan wanita dioreantasikan untuk posisi yang memungkinkan mereka untuk bekerja di dalam kantor dan mempermudah akses mereka uintuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dalam perusahaan. Hal ini juga mempengaruhi penilaian mereka terhadap peranan humas, karena dengan akses yang dimiliki mereka menjadi lebih paham atas apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan dari divisi-divisi yang terdapat dalam perusahaan termasuk divisi humas. Di sisi lain pria lebih banyak dioreantasikan untuk posisi dinas luar yang memiliki keterbatasan waktu untuk berada di dalam kantor dan menganalisis kondisi yang sedang berlangsung dalam perusahaan. Keterbatasan akses ini akan mempengaruhi terhadap penilaian mereka mengenai kekurangan dan kelebihan dari divisi-divisi yang terdapat dalam sebuah perusahaan termasuk divisi humas.

5.1.3. Hubungan Antara Lama Jabatan Dengan Penilaian Publik Internal