Penentuan waktu tunak steady state

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 5 18 27 42 57 72 86 96 120 125 130 135 140 Waktu menit ke- Fl uk s L m 2 .ja m Gambar 5 Nilai fluks dan waktu tunak limbah cair pasteurisasi rajungan selama proses filtrasi dengan membran RO

4.2.2 Pengaruh parameter operasi terhadap fluks

Matriks rancangan percobaan dan hasil analisis pengaruh variabel proses dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Pengaruh TMP, suhu dan pH terhadap respon fluks yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil analisis regresi, sebagaimana disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Analisis regresi perlakuan terhadap fluks Faktor Koefisien Koefisien SE T P Constant 1,33536 0,19470 6,859 0,000 TMP 0,29655 0,09143 3,243 0,014 Suhu 0,30667 0,09143 3,354 0,012 pH 0,03002 0,09143 0,328 0,752 TMPTMP -0,25796 0,10063 -2,.563 0,037 SuhuSuhu -0,07058 0,10063 -0,701 0,506 pHpH -0,04937 0,10063 -0,491 0,639 TMPSuhu 0,11500 0,11946 0,963 0,368 TMPpH 0,19750 0,11946 1,653 0,142 SuhupH 0,07000 0,11946 0,586 0,576 S = 0,3379 R-Sq = 82,3 R-Sqadj = 59,5 Faktor yang terdiri dari satu variabel menunjukkan efek linier, sedangkan faktor yang terdiri dari dua variabel menunjukkan efek interaksi antara kedua variabel. Faktor yang berpangkat dua menunjukkan efek kuadratik terhadap hasil atau respon yang dihasilkan. Nilai T dan P digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya masing-masing faktor terhadap respon yang dihasilkan. Semakin kecil nilai P, semakin signifikan harga koefisiennya, maka makin berperan terhadap respon yang dihasilkan. Nilai yang didapatkan menunjukkan bahwa faktor x 1 TMP, x 2 suhu dan TMP kuadrat secara linier berpengaruh nyata terhadap fluks yang dihasilkan α0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tekanan transmembran dan suhu berpengaruh signifikan terhadap nilai fluks. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakour dan Mc Lellan 1993; Jayarajah dan Lee 1999 dimana tekanan transmembran yang dioperasikan dengan suhu tertentu meningkatkan nilai fluks secara linier dengan kenaikan tekanan dan suhu yang diberikan. Wenten 1999 melaporkan bahwa tekanan transmembran akan mempengaruhi nilai fluks, pada kondisi dimana pengaruh polarisasi konsentrasi tidak terlalu besar. Secara umum suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan harga fluks yang tinggi pula. Hasil analisis terhadap respon fluks menunjukkan bahwa pengaruh nilai pH tidak berpengaruh terhadap fluks yang dihasilkan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian D’Souza dan Wiley 2003 dimana pH akan mempengaruhi nilai fluks yang dihasilkan. Nilai fluks akan meningkat pada kondisi pH rendah. Hal ini diduga karena nilai pH sudah bergeser dari titik isoelektriknya. Nilai fluks akan terendah pada kondisi pH isoelektrik, dan akan meningkat atau mencapai tertinggi jika pH bergeser dari titik isoelektrik. Nilai koefisien yang bertanda negatif pada efek kuadratik dari TMP, dan suhu menunjukkan bahwa pada efek kuadratik TMP dan suhu terdapat titik belok, yaitu tekanan transmembran dan suhu tertentu dimana fluks tertinggi dicapai, namun setelah melewati nilai tersebut justru fluks menurun. Sementara itu hasil analisis ragam disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil analisis ragam perlakuan terhadap fluks Sumber DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Regression 9 3,71387 3,71387 0,412652 3,61 0,052