Pertanian Bogor peserta PKMK merupakan salah satu obyek yang menarik untuk dikaji.
Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan PKMK dan
Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa PPKM? 2. Bagaimana perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan PKMK dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa PPKM?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
PKMK dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa PPKM dengan perilaku wirausahanya?
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan PKMK
dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa PPKM. 2. Menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor
peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan PKMK dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa PPKM.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
PKMK dan Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa PPKM dengan perilaku wirausahanya.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Direktorat Perguruan Tinggi DIKTI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi DIKTI selaku wakil pemerintah yang menaungi bidang pendidikan perguruan
tinggi terhadap penyelengaraan serta pengembangan Program Kreativitas Mahasiswa ke depan khususnya Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Kewirausahaan. 2. Bagi Institut Pertanian Bogor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi dan masukan bagi Institut Pertanian Bogor khususnya Direktorat Kemahasiswaan dan
Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni terhadap pembimbingan dan pengembangan kegiatan Program Kreativitas
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor khususnya Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan dan Program Pengembangan
Kewirausahaan Mahasiswa. 3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk melatih kemampuan analisis penulis serta pengaplikasian konsep-konsep ilmu yang diperoleh
selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat.
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian ini mengenai perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan PKMK dan
Program Pengembangan Kewirausahaan PPKM. Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif IPK,
uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009,
dan pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan, sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan
wirausaha. Lokasi penelitian ini adalah di Institut Pertanian Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif,
Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Chi Square Khi Kuadrat.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha dan Ke wirausahaan
Riyanti 2003 menjelaskan bahwa kata ”wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Prancis entrepreneur, yang sudah dikenal
paling kurang sejak abad 17. Kata entrepreneur diturunkan dari kata entreprendre. Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris,
menurut Holt 1992, berasal dari bahasa Prancis. Dalam bahasa Indonesia, kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata wira, yang artinya gagah berani atau
perkasa, dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.
Wirausahawan atau entrepreneur adalah suatu sikap mental yang berani menanggung risiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap
mental inilah yang akan membawa seorang pengusaha untuk dapat berkembang secara terus-menerus dalam jangka panjang. Sikap mental ini perlu ditanamkan
serta ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia Sutanto 2002.
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk
mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya
Riyanti 2003. Menurut Kasmir 2006, arti wirausahawan entrepreneur adalah orang
yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau
berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan
keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena me reka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian
yang bakal dihadapi, semakin besar pula keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan
penuh perhitungan. Selanjutnya terdapat beberapa karakteristik dari wirausahawan yang
berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan 10 D dari Bygrave Alma 2000: 1.
Dream Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap
masa depan pribadi dan bisnisnya, dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut.
2. Decisiveness
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan
dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci key factor dalam kesuksesan bisnisnya.
3. Doers
Begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin
yang dia sanggup, artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.
4. Determination
Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia
dihadapkan pada halangan atau rintangan yang tidak mungkin diatasi. 5.
Dedication Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-
kadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya untuk sementara. Mereka bekerja tidak mengenal
lelah, 12 jam sehari atau tujuh hari dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata- mata untuk kegiatan bisnisnya.
6. Devotion
Devotion berarti kegemaran atau kegila- gilaan. Demikian seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan
produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang
ditawarkannya. 7.
Details Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor- faktor kritis secara rinci.
Dia tidak mau mengabaikan faktor- faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
8. Destiny
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau
tergantung dengan orang lain. 9.
Dollars Wirausahawan
tidak sangat mengutamakan
mencapai kekayaan. Motivasinya bukan memperoleh uang. Akan tetapi uang dianggap sebagai
ukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas mendapat lababonushadiah.
10. Distribute
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang-orang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini
adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan oleh Bygrave, diacu dalam Alma 2000 dengan urutan langkah-langkah sebagai berikut
Gambar 2.
Gambar 2. Model Proses Kewirausahaan
Sumber: Bygrave diacu da la m A lma 2000
Innovation Inovasi
Triggering Event Pemicu
Implementation Pelaksanaan
Growth Pertumbuhan
1. Proses Inovasi Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah
keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, faktor pendidikan, dan faktor pengalaman. Adanya inovasi yang
berasal dari diri seseorang akan mendorong dia mencari pemicu ke arah mulai usaha. Sedangkan faktor-faktor eksternal lingkungan yang
mendorong inovasi adalah ada peluang, pengalaman, dan kreativitas. Tidak diragukan lagi pengalaman sebagai guru yang berharga yang
memicu perintisan usaha, apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreativitas.
2. Proses Pemicu Beberapa faktor personal yang mendorong Proses Pemicu
Triggering Event artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah:
Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang Adanya pemutusan hubungan kerja PHK, tidak ada pekerjaan lain
Dorongan karena faktor usia Keberanian menanggung risiko
Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis Beberapa faktor lingkungan yang mendorong menjadi pemicu
bisnis adalah: a. Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
b. Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang
lokasinya strategis, dan sebagainya c. Mengikuti latihan- latihan atau inkubator bisnis
d. Kebijaksanaan pemerintah
misalnya adanya
kemudahan- kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit dan
bimbingan usaha yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Sedangkan faktor- faktor sosiologis yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah:
a. Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain b. Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha
c. Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha d. Adanya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahan
e. Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya 3. Proses Pelaksanaan
Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis adalah sebagai berikut:
Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total Adanya manajer pelaksana sebagai pembantu utama
Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis Adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai
keberhasilan 4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi, antara lain:
Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif
Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak
Adanya struktur dan budaya organisasi yang mantap Adanya produk yang dibanggakan atau keistimewaan yang dimiliki
Sedangkan faktor lingkungan yang mendorong implementasi dan pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan b. Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu
c. Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberika fasilitas keuangan
d. Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan
e. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan
Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara.
Secara lebih luas kewirausahaan didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul risiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Namun demikian, istilah kewirausahaan
dapat pula diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karsa, serta karya atau menggabungkan unsur kreativitas,
tantangan, kerja keras, dan kepuasan untuk mencapai pres tasi maksimal sehingga dapat memberikan nilai tambah maksimal terhadap jasa, barang, maupun
pelayanan yang dihasikan dengan mengindahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Entrepreneur bukan sekadar pengusaha swasta, karena terkesan untuk membedakan seseorang yang makan gaji dengan seseorang yang dapat menggaji
dirinya sendiri, akan tetapi mereka yang mengerti dan dapat membedakan antara tantangan dan peluang lalu memanfaatkannya untuk keuntungan mereka. Seorang
entrepreneur selalu mengamati lingkungannya, bekerja dengan metode yang bervariasi dalam rangka mengidentifikasi peluang-peluang yang potensial.
Mereka berharap agar kejadian-kejadian pada bisnis mereka yang di luar harapannya baik berupa keberhasilan maupun kegagalan merupakan tanda-tanda
dari peluang. Entrepereneurship merupakan suatu kualitas dari sikap seseorang daripada hanya sekadar keahlian. Seorang entrepreneur memiliki kualifikasi
kepribadian yang tahan banting, selalu mencari peluang, dan memiliki visi Sutanto 2002.
2.2. Mahasiswa