Perhitungan sampel BH-4 100 meter ke depan alat

53 Nilai skewness yang negatif menunjukkan bahwa distribusi lebih cenderung ke arah ukuran ϕ phi yang kecil atau dengan kata lain diameter butiran yang kecil. Hal ini dapat diartikan bahwa sampel berada dalam kondisi tererosi. Yang 2003 memberikan formula untuk koefisien gradasi G, yaitu:       + =       + = 40 . 92 . 92 . 90 . 1 2 1 2 1 9 . 15 50 50 1 . 84 d d d d G 4.33 = 2.19 Nilai G tidak berbeda jauh dengan nilai σ g Persamaan 4.31 namun dengan catatan bahwa G tidak memiliki satuan unit.

4.1.4 Perhitungan sampel BH-4 100 meter ke depan alat

Gambar 4.4 Grafik Analisa Ayakan 4 Gambar 4.4 adalah hasil analisa saringan untuk sampel BH-4. Data olahan laboratorium gambar tersebut dan foto sampel BH-4 dapat dilihat pada lampiran. Dengan membaca grafik analisa saringan pada gambar 4.4 maka didapat nilai: 54 d 16 = 0.001 d 50 = 0.15 d 84 = 0.54 Untuk mendapatkan harga phi ϕ masing-masing d digunakan rumus Krumbein 1936, pada Persamaan 4.1. Dengan memasukkan d pada rumus tersebut maka diperoleh nilai φ tiap diameter yaitu: 89 . 54 . log 74 . 2 15 . log 97 . 9 001 . log 2 84 2 50 2 16 = − = = − = = − = φ φ φ 4.34 Berdasarkan skala Wenworth maka ϕ 16 = 9.97 terindikasi clay lempung, ϕ 50 = 2.74 terindikasi very fine sand pasir sangat halus dan ϕ 84 = 0.89 terindikasi coarse sand pasir kasar. Lalu untuk mencari nilai diameter rata-rata digunakan 2 metode yaitu metode Otto-Inman dan metode Folk-Ward Metode Otto-Inman menggunakan rumus untuk menghitung diameter rata- rata mean diameter sebagai berikut: 2 97 . 9 89 . 2 16 84 + = + = φ φ φ d M 4.35 = 5.43 mm Dengan kata lain diameter rata-rata adalah d mean = 2 - ϕ = 2 -5.43 = 0.02 mm 4.36 yang masuk kedalam kelompok pasir sangat halus very fine sand. Metode Folk-Ward menggunakan rumus untuk menghitung diameter rata- rata mean diameter sebagai berikut: 55 3 97 . 9 74 . 2 89 . 3 16 50 84 + + = + + = φ φ φ φ d M 4.37 = 4.53 mm Dengan kata lain diameter rata-rata adalah d mean = 2 - ϕ = 2 -4.53 = 0.04 mm 4.38 yang masuk kedalam kelompok lanau silt. Terlihat bahwa perbedaan antara kedua metode relatif kecil yang menunjukkan bahwa distribusi sebaran sampelnya mendekati distribusi log-normal. Untuk menghitung angka standar deviasi digunakan rumus sebagai berikut: 2 97 . 9 89 . 2 16 84 − = − = φ φ σ φ 4.39 = - 4.54 atau 54 . 4 2 = d σ 4.40 = 23.26 Nilai σ ϕ ≤ 0.5 menunjukkan bahwa sampel sedimen dapat dianggap sampel yang tersaring baik well sorted atau tergradasi buruk poorly graded. Yang 2003 memberikan formula untuk deviasi standar geometrik σ g , yaitu: 2 1 2 1 9 . 15 1 . 84 001 . 54 .       =       = d d g σ 4.41 = 23.26 mm Nilai σ g di atas sama dengan nilai σ d pada Persamaan 4.40. 56 Lalu untuk menghitung nilai asimetris butiran skewness digunakan rumus berikut: 54 . 4 74 . 2 43 . 5 50 − − = − = φ φ φ σ φ α d M 4.42 = -0.59 Nilai skewness yang negatif menunjukkan bahwa distribusi lebih cenderung ke arah ukuran ϕ phi yang kecil atau dengan kata lain diameter butiran yang kecil. Hal ini dapat diartikan bahwa sampel berada dalam kondisi tererosi. Yang 2003 memberikan formula untuk koefisien gradasi G, yaitu:       + =       + = 001 . 15 . 15 . 54 . 2 1 2 1 9 . 15 50 50 1 . 84 d d d d G 4.43 = 2.19 Berbeda dengan perhitungan pada sampel yang lain, nilai G pada sampel ini berbeda jauh dengan nilai σ g Persamaan 4.41. Hal ini dikarenakan pada sampel tersebut didominasi oleh sedimen lumpur yang analisisnya dilakukan secara Hydrometer yang dapat dilihat pada lampiran. 57

4.1.5 Perhitungan sampel BH-5 30 meter dari depan alat