46 Nilai G tidak berbeda jauh dengan nilai
σ
g
Persamaan 4.10 namun dengan catatan bahwa G tidak memiliki satuan unit.
4.1.2 Perhitungan sampel BH-2 31 meter ke belakang alat
Gambar 4.2 Grafik Analisa Ayakan 2
Gambar 4.2 adalah hasil analisa saringan untuk sampel BH-2. Data olahan laboratorium gambar tersebut dan foto sampel BH-2 dapat dilihat pada lampiran.
Dengan membaca grafik analisa saringan pada gambar 4.2 maka didapat nilai: d
16
= 0.50 d
50
= 0.77 d
84
= 1.80 Ketiga nilai diameter di atas menunjukkan bahwa sedimen berada pada
kelompok butiran pasir sedang medium sand hingga pasir kasar coarse sand.
47 Untuk mendapatkan harga phi
ϕ masing-masing d digunakan rumus Krumbein 1936, pada Persamaan 4.1. Dengan memasukkan d pada rumus
tersebut maka diperoleh nilai φ tiap diameter yaitu:
85 .
80 .
1 log
38 .
77 .
log 00
. 1
50 .
log
2 84
2 50
2 16
− =
− =
= −
= =
− =
φ φ
φ
4.13 Berdasarkan skala Wenworth maka
ϕ
16
= 1.00 terindikasi coarse sand pasir kasar,
ϕ
50
= 0.38 terindikasi coarse sand pasir sangat kasar dan ϕ
84
= -0.85 terindikasi very coarse sand pasir sangat kasar.
Lalu untuk mencari nilai diameter rata-rata digunakan 2 metode yaitu metode Otto-Inman dan metode Folk-Ward
Metode Otto-Inman menggunakan rumus untuk menghitung diameter rata- rata mean diameter sebagai berikut:
2 00
. 1
85 .
2
16 84
+ −
= +
=
φ φ
φ d
M 4.14
= 0.08 mm Dengan kata lain diameter rata-rata adalah
d
mean
= 2
- ϕ
= 2
-0.08
= 0.95 mm 4.15
yang masuk kedalam kelompok pasir kasar coarse sand. Metode Folk-Ward menggunakan rumus untuk menghitung diameter rata-
rata mean diameter sebagai berikut:
3 00
. 1
38 .
85 .
3
16 50
84
+ +
− =
+ +
=
φ φ
φ
φ d
M 4.16
= 0.18 mm
48 Dengan kata lain diameter rata-rata adalah
d
mean
= 2
- ϕ
= 2
-0.18
= 0.88 mm 4.17
yang masuk kedalam kelompok pasir kasar coarse sand. Terlihat bahwa perbedaan antara kedua metode relatif kecil yang menunjukkan bahwa distribusi
sebaran sampelnya mendekati distribusi log-normal. Yang 2003 memberikan formula untuk ukuran rerata geometrik d
g
adalah
2 1
2 1
1 .
84 9
. 15
80 .
1 50
. ×
= =
d d
d
g
4.18 = 0.95 mm
Nilai d
g
di atas sama dengan nilai d
mean
pada Persamaan 4.15. Untuk menghitung angka deviasi standar digunakan rumus sebagai
berikut:
2 00
. 1
85 .
2
16 84
− −
= −
= φ
φ σ
φ
4.19 = -0.92
atau
92 .
2 =
d
σ 4.20
= 1.90 Nilai
σ
ϕ
≤ 0.5 menunjukkan bahwa sampel sedimen dapat dianggap sampel yang tersaring baik well sorted atau tergradasi buruk poorly graded.
Yang 2003 memberikan formula untuk deviasi standar geometrik σ
g
, yaitu:
2 1
2 1
9 .
15 1
. 84
50 .
80 .
1
=
= d
d
g
σ 4.21
49 = 1.90 mm
Nilai σ
g
di atas sama dengan nilai σ
d
pada Persamaan 4.20. Lalu untuk menghitung nilai asimetris butiran skewness digunakan
rumus berikut:
92 .
38 .
08 .
50
− −
= −
=
φ φ
φ
σ φ
α
d
M
4.22 = 0.33
Nilai skewness yang positif menunjukkan bahwa distribusi lebih cenderung ke arah ukuran
ϕ phi yang besar atau dengan kata lain diameter butiran yang kecil. Hal ini dapat diartikan bahwa sampel berada dalam situasi deposisional.
Yang 2003 memberikan formula untuk koefisien gradasi G, yaitu:
+
=
+
= 50
. 77
. 77
. 80
. 1
2 1
2 1
9 .
15 50
50 1
. 84
d d
d d
G 4.23
= 1.94 Nilai G tidak berbeda jauh dengan nilai
σ
g
Persamaan 4.21 namun dengan catatan bahwa G tidak memiliki satuan unit.
50
4.1.3 Perhitungan sampel BH-3 50 meter ke depan alat