Bilangan Penyabunan Bilangan iod

27 Keterangan : M = Bobot molekuk asam lemak 282 untuk asam oleat A = Jumlah ml KOH untuk titrasi N = Normalitas larutan KOH G = Bobot contoh gram

d. Bilangan Penyabunan

Prinsip : Menurut Jacob 1951, trigliserida minyak dapat bereaksi dengan alkali menghasilkan sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi penyabunan, dimana dibutuhkan tiga molekul alkali untuk setiap molekul trigliserida. Jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram minyak disebut bilangan penyabunan. Prosedur : Minyak yang akan diuji ditimbang sebanyak empat gram dalam erlenmeyer 200 ml, kemudian ditambahkan 50 ml KOH 0.5N beralkohol dan dididihkan di bawah pendingin balik sampai semua contoh minyak tersabunkan dengan sempurna. Pemanasan dilakukan sampai diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir lemak, setelah itu larutan didinginkan dan bagian dalam pendingin balik dibilas dengan sedikit air. Ke dalam larutan ini ditambahkan satu ml latrutan indikator pp, kemudian dititrasi dengan HCl 0.5N sampai warna merah jambu larutan menghilang. Titrasi juga dilakukan terhadap larutan tanpa contoh minyak blanko . Perhitungan : Bilangan penyabunan = A – B x 56.1 x T G Keterangan : A = Jumlah ml HCl 0.5N untuk titrasi blanko B = Jumlah ml HCl 0.5N untuk titrasi contoh G = bobot contoh minyak Gram T = Normalitas HCl 0.5 N 28

e. Bilangan iod

Prinsip : Menurut Jacobs 1968 bilangan iod merupakan ukuran ketidak jenuhan atau banyaknya ikatan rangkap pada asam lemak yang menyusun gliserida. Nilai bilangan iod yang semakin tinggi menunjukkan semakin tinggi pula jumlah ikatan rangkap yang berarti minyak tersebut mengandung asam lemak tak jenuh tinggi. Prosedur : Minyak yang akan diuji ditimbang sebanyak satu gram dalam erlenmeyer 250 ml yang bertutup, kemudian dilarutkan dengan 10ml kloroform, dan ditambahkan 2 ml pereaksi hanus. Reaksi dibiarkan selama satu jam di tempat yang gelap. Sebagian iodium akan dibebaskan dari larutan larutan KI yang digunakan adalah KI 10 atau 10 ml larutan KI 15. Iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0.1N dengan indikator larutan amilum. Titrasi untuk blanko dilakukan dengan cara yang sama. Perhitungan : Bilangan iod = B – S x N x 12.69 G Keterangan : B = Jumlah ml Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi blanko S = Jumlah ml Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi contoh N = Normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 G = Bobot contoh gram

f. Bilangan Peroksida