Prinsip Ekstraksi TINJAUAN PUSTAKA

19 bahan pelarut disebut semakin polar. Konstanta dielektrikum etanol adalah 24.30 lebih besar dari heksana dan aseton yaitu 1.89 dan 20.70. Bahan – bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam bahan pelarut yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan dilarutkan Sudarmadji et al, 1989 . Minyak dedak merupakan zat non polar sehingga hanya dapat larut dalam pelarut yang mempunyai nilai kepolaran yang sama dengan minyak dedak, yaitu non polar.

F. Prinsip Ekstraksi

Metode yang digunakan untuk mengeluarkan satu komponen campuran dari zat padat atau cair dengan bantuan zat cair pelarut dapat digolongkan menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah leaching atau ekstraksi zat padat solid extraction , dan digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tak dapat larut. Kategori kedua adalah ekstraksi zat cair liquid extraction , yang digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur. Pemisahan tersebut menggunakan suatu pelarut yang hanya melarutkan salah satu zat cair dalam campuran dua zat cair tersebut McCabe dan Smith, 1974 . Ekstraksi adalah suatu istilah yang digunakan untuk setiap proses dimana komponen-komponen zat dalam suatu bahan berpindah ke dalam cairan lain pelarut . Metode paling sederhana untuk mengekstraksi padatan adalah mencampurkan seluruh bahan dengan pelarut, lalu memisahkan larutan dengan padatan tidak terlarut Brown, 1950 . Metode ekstraksi zat padat yang paling penting adalah metode arus lawan arah secara kontinu. Masalah penting yang menyangkut ekstraksi zat padat adalah mengenai tahap ideal dan efisiensi tahap. Tahap-tahap ini diberi nomor menurut arah aliran zat padat. Fase V adalah pelarut yang bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya menurut arah berlawanan dengan arah aliran zat padat, sambil melarutkan zat terlarut pada waktu berpindah dari tahap N ke tahap 1. Fase L adalah zat padat yang mengalir 20 dari tahap 1 ke tahap N. Zat padat ampas keluar dari tahap N, dan larutan pekat keluar dari tahap 1 McCabe dan Smith, 1974 . Gambar 3. Diagram Neraca Bahan Ekstrasi Zat Padat Lawan Arah secara Kontinu Zat padat yang bebas zat terlarut itu diandaikan tidak dapat larut di dalam pelarut, dan laju aliran zat padat diandaikan konstan di keseluruhan tahapan. Zat padat itu berpori dan mengandung larutan yang kuantitasnya mungkin konstan mungkin tidak. Misalkan L adalah aliran zat cair yang terkandung dan V laju aliran pelarut. Aliran V dan L dapat dinyatakan dalam massa per satuan waktu atau didasarkan atas aliran tertentu zat padat kering bebas zat terlarut. Sesuai dengan tata nama yang baku, konstanta persamaan reaksi yyang digunakan adalah sebagai berikut: - Larutan yang terkandung di dalam zat padat masuk x a - Larutan yang terkandung di dalam zat padat keluar x b - Pelarut segar masuk sistem y b - Larutan pekat keluar sistem y a Dalam ekstraksi zat padat apabila cukup banyak pelarut solvent untuk melarutkan semua zat terlarut soluble yang terkandung di dalam zat padat yang masuk, dan tidak ada absorbsi penyerapan zat terlarut ke dalam zat padat, keseimbangan akan tercapai bila seluruh zat terlarut sudah larut semuanya di dalam pelarut dan konsentrasi larutan yang terbentuk menjadi seragam. Kondisi ini bisa tercapai dengan mudah atau sulit tergantung pada struktur zat padatnya. Seandainya persyaratan keseimbangan itu sudah terpenuhi, maka konsentrasi pelarut yang terkandung di dalam zat padat 21 yang keluar dari setiap tahap sama dengan konsentrasi zat cair yang mengalir dari tahap itu, hubungan keseimbangannya adalah x e = y e . Persamaan untuk garis operasi didapatkan dengan menulis neraca bahan yang terdiri dari n unit pertama, neraca ini adalah : Larutan total : V n+1 + L a = V a + L n Zat terlarut : V n+1 Y m+1 + L a x n + V a Ya Penyelesaian untuk Y n+1 menghasilkan persamaan garis operasi, yaitu: Y n+1 = L n V n+1 x n + V a Y a –L a x a V n+1 Keterangan: 1. Garis operasi itu melalui titik x a ,y a dan x b ,Y b , dan jika laju aliran konstan, kemiringannya adalah LV 2. Fase V adalah zat cair yang bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya menurut arah berlawanan dengan arah aliran zat padat, sambil melarutkan zat terlarut pada waktu berpindah dari tahap N ke tahap 1 3. Fase L adalah zat padat yang mengalir dari tahap 1 ke tahap N. Zat padat ampas keluar dari tahap N, dan larutan pekat keluar dari tahap 1 McCabe dan Smith, 1974 . 22

III. METODOLOGI