dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi. Contoh piutang lainnya
meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
2.3. Manajemen Piutang
Pada umumnya perusahaan lebih menyukai transaksi tunai daripada kredit tetapi untuk menghadapi persaingan bisnis, tidak jarang perusahaan melakukan
transaksi dalam bentuk kredit, sehingga muncul suatu piutang. Piutang timbul dari penjualan atau transaksi semacam ini biasanya diklasifikasikan sebagai piutang
usaha atau wesel tagih. Istilah piutang receivable meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya termasuk individu, perusahaan, atau
organisasi lainnya, sehingga piutang merupakan bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan Niswonger, et,al,1999.
Menurut Brigham dan Houston 2001, manajemen piutang dimulai dengan keputusan apakah akan memberikan kredit atau tidak, dalam manajemen
piutang juga ada cara-cara piutang perusahaan dibentuk dan beberapa cara alternatif untuk memantau piutang. Sistem pemantauan digunakan, karena jika
tidak piutang akan menumpuk menjadi suatu yang berlebihan, arus kas menurun dan piutang tak tertagih menutupi laba dari penjualan. Manajemen piutang
mempelajari bagaimana piutang bisa dikelola dengan efisien. Rata-rata saldo piutang ditentukan oleh dua faktor yaitu penjualan kredit per hari dan jumlah hari-
hari rata periode pengumpulan piutang. Keduanya sangat tergantung pada kebijakan kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Piutang mengandung risiko
berupa kegagalan penagihan atau biasa disebut bad debts, kemungkinan risiko ini akan semakin kecil apabila perusahaan hanya melakukan penjualan kredit kepada
pelanggannya yang terkuat saja. Resiko piutang adalah tidak tertagih dan akan menimbulkan credit cost
biaya kredit. Biaya kredit tersebut adalah : a. Kegagalan memenuhi default kewajiban atau kerugian piutang macet
b. Biaya penelitian dan penagihan yang lebih tinggi
c. Bertambah besarnya modal dan biaya modal yang terikat dalam rekening- rekening piutang yang kurang layak mereka yang membayar lambat,
sehingga rata-rata jangka waktu penagihan menjadi bertambah panjang. Kebijaksanaan kredit suatu perusahaan merupakan suatu alat persaingan
dengan perusahaan-perusahaan lain. Perluasan pemberian kredit ini hampir sama dengan kebijaksanaan pengurangan harga oleh perusahaan. Antara kebijaksanaan
kredit suatu perusahaan dengan tingkat penjualannya terdapat hubungan yang erat. Manajemen keuangan dari perusahaan itulah yang menetapkan kebijaksanaan
kredit. Menurut Susilo 2004 kebijaksanaan manajemen kredit suatu perusahaan ada tiga variabel utama yaitu:
1. Credit Standard Menentukan siapa yang pantas untuk diberikan kredit.
2. Credit Terms Menentukan kondisi dimana waktu kredit dapat diperpanjang, contoh:
perpanjangan waktu sampai 60 hari credit terms 30 hari. 3. Collection Policies
Menentukan seberapa agresif perusahaan tersebut akan mengejar orang yang tidak membayar hutang atau terlambat membayar hutangnya.
2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Piutang