4.3.2 Seleksi Toleransi Galur terhadap Hidrolisat
Secara umum keempat galur S. cerevisiae mengkonsumsi gula dan hasil etanol yang berbeda dapat tumbuh pada media hidrolisat asam yang telah dinetralisir.
Berdasarkan analisis statistik, jenis galur tidak berpengaruh terhadap konsumsi gula. Konsumsi gula total s1, s2, s3 dan s4 berturut-turut adalah 141,61gl, 142,04 gl,
140,24 gl dan 144,90 gl Lampiran 7. Konsumsi gula reduksi s1, s2, s3 dan s4 berturut-turut adalah 110,64gl, 110,55gl, 110,28gl, dan 110,89gl Lampiran 8.
Konsumsi total gula, gula reduksi dan pada semua perlakuan terjadi sejak jam ke-0 sampai ke-72. Penurunan mulai melambat pada jam ke-24 sampai jam ke-72 Gambar
5. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Arnata 2009. Arnata menyatakan penurunan konsentrasi gula total terjadi sampai jam ke-96 dan yang
paling cepat pada jam ke-24 kemudian melambat sampai akhir fermentasi jam ke- 96.
Konsumsi total gula akhir fermentasi tertinggi terdapat pada perlakuan s4 sedangkan yang terendah didapat pada s3. Pengamatan jam ke-12 dan ke-24
perlakuan s1 mengalami penurunan kadar gula total paling tinggi Gambar 5. Konsumsi gula total ini tidak diikuti dengan peningkatan pembentukan etanol. Kadar
etanol yang dihasilkan s1 pada akhir fermentasi justru kurang dari yang dihasilkan s3 dan s4. Adanya perbedaan jumlah gula yang dikonsumsi berhubungan dengan
pembentukan etanol. Gula pada proses fermentasi ini tidak hanya diubah menjadi etanol saja, tetapi juga untuk pembentukan sel. Selain untuk pembentukan sel, gula
digunakan untuk pembentukan metabolit sekunder seperti asam piruvat dan detoksifikasi senyawa inhibitor Sunatmo 2009; Pienkos dan Zhang 2009. Apabila
dilihat dari sisa gula total, maka sisa gula total tertinggi didapat pada s3 yaitu sebesar 6,59 dan terendah pada perlakuan s4 yang hanya 3,51. Sisa gula total yang kecil
pada s4 mungkin disebabkan tingginya efisiensi konversi gula menjadi etanol. Sisa gula total yang didapat dari penelitian ini lebih kecil dari yang dilaporkan Susmiati
2010 yaitu sebanyak 30,49. Hal tersebut mungkin disebabkan perbedaan keadaan bahan baku yang digunakan. Dalam penelitian ini ubi kayu yang digunakan dalam
keadaan segar, sedangkan Susmiati 2010 menggunakan tepung.