2007. Efek keduanya tidak dapat dilihat secara terpisah dan efek keduanya saat bersamaan juga cukup kuat mempengaruhi metabolisme sel. Rata-rata HMF yang ada
pada setiap hidrolisat awal adalah sebesar 2,93 gl dan rata-rata furfural sebesar 0,22 gl. Kadar HMF lebih dari 2 gl dilaporkan dapat menghambat enzim AlDH, ADH
dan PDH. HMF 2 dapat menurunkan kinerja AlDH sebanyak 50, ADH 40 dan PDH hampir 95 Dimana ADH dan AlDH lebih berperan dalam mengubah HMF
menjadi HMF alkohol dan bentuk asam dari HMF. Sebanyak 0,12 gl furfural dapat menurunkan kinerja enzim ADH sebanyak 40 bahkan AlDH dan PDH sebanyak
80. Jika furfural terdapat lebih banyak lagi sekitar 1 maka akan menurunkan kinerja AlDH dan PDH sampai 90 Modig et al. 2002.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9
adaptasi ke E
fis ie
n s
i s u
b s
tr a
t. .
E fis
ie n
s i F
e rm
e n
tasi .
R endem
en et anol
R endem
en B io
m as
a ..
Gambar 16. Perubahan efisiensi substrat, x efisiensi fermentasi dan rendemen etanol selama proses adaptasi
Efisiensi fermentasi, efisiensi substrat dan rendemen etanol berfluktuasi tergantung kemampunan adaptasi sel, sedangkan rendemen biomassa cenderung
stabil Gambar 16. Nilai efisiensi substrat, efisiensi fermentasi dan rendemen etanol cenderung fluktuatif dari adaptasi 1-5. Hal tersebut mengindikasikan adanya kondisi
yang sulit dalam proses metabolisme. Selama periode itu sel berusaha mendetoksifikasi dan mengadaptasikan dirinya sendiri terhadap senyawa
penghambat. Setelah adaptasi ke-5 keadaan nilai ketiga parameter tersebut cenderung naik. Hal itu mengindikasikan bahwa agen fermentasi sudah adaptif. Berdasarkan
Laju pertumbuhan spesifik biomassa 0,14gljam dan kadar etanol 4,19 gl tertinggi maka kultur S. cerevisiae hasil adaptasi ke-9 digunakan untuk proses produksi.
Tabel 7. Nilai laju pertumbuhan spesifik µ, konsumsi gula total, konsumsi gula reduksi, reduksi HMF, reduksi furfural, efisiensi pemanfaatan substrat, rendemen etanol dan rendemen biomassa adaptasi 1-9
A ke
µ g.jam
-1
∆ S gl
∆ S
R
gl ∆HMF
HMF gl
∆ furfural Furfural
gl p
bv ∆ SS
p ∆ Sx0,51
Y
ps
Y
xs
1 0,12
114,65 91,85 2.83
0.0213 3,81
86,87 65,09
33,20 7,44
2 0,13
133,60 92,13 2.84
0.0213 3,47
92,59 50,86
25,94 6,87
3 0,13
115,84 86,85 2.84
0.0213 3,91
88,70 66,29
33,81 8,29
4 0,13
112,10 67,57 2.13
0.0219 3,37
77,06 59,14
30,16 8,35
5 0,13
130,94 76,87 2.61
0.0236 3,20
92,31 48,01
24,48 7,08
6 0,13
127,53 71,63 2.70
0.0215 3,68
88,25 56,56
28,85 7,40
7 0,11
128,85 85,32 2.56
0.0205 3,84
89,15 58,51
29,84 6,42
8 0,13 132,87
81,55 2.94
0.0193 4,01
90,64 59,17
30,18 7,27
9 0,14
130,33 90,39 2.92
0.0211 4,13
88,77 62,25
31,75 7,90
Keterangan: µ= laju pertumbuhan spesifik biomassa, S = Gula total, S
R
= Gula reduksi, P= kadar etanol, ∆ SS
efisensi substrat berupa total gula , p
∆ Sx0,51 = efisiensi fermentasi terhadap total gula, Y
ps
= rendemen etanol terhadap total gula , Y
xs
= Rendemen biomassa terhadap total gula.
4.5 Produksi Etanol
