Seleksi Total Gula Awal dan Dosis Starter Terbaik

215,91 gl Tabel 5. Kadar gula total menunjukkan jumlah keseluruhan komponen gula dalam bahan terhidrolisis sedangkan gula reduksi menunjukkan jumlah komponen gula yang ujung rantainya mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida glukosa, fruktosa, galaktosa dan disakarida laktosa, maltosa, kecuali sukrosa dan pati polisakarida, termasuk sebagai gula pereduksi . Rasio gula pereduksi terhadap gula total adalah nilai DE dextrose equivalent. Semakin tinggi nilai DE maka proses hidrolisis menjadi lebih sempurna. Nilai DE dalam penelitian ini adalah 91,85. Besarnya kadar gula pereduksi menunjukkan hidrolisat berpotensi besar menghasilkan etanol yang tinggi dalam proses fermentasi sebab gula reduksi yang terukur sebagai glukosa bisa dimanfaatkan oleh S. cerevisiae dalam proses metabolisme menghasilkan etanol, terlepas dari ada atau tidaknya inhibitor. S. cerevisiae mempunyai batas toleransi terhadap jumlah gula dalam hidrolisat. Gula optimum bagi S. cerevisiae adalah 15-18 Osho 2005; Moneke et al 2005. Untuk itu, perlu dilakukan pengenceran hidrolisat dari kadar gula 24 menjadi 15. Pada suhu dan tekanan tinggi, glukosa dan xylosa akan terdegradasi menjadi furfural dan HMF. Dekomposisi lanjut akan menjadi asam levulinat dan asam formiat Mussatto dan Roberto 2004; Palmqvist dan Hahn-Hägerdal 2000. Furfural dan HMF yang terkandung dalam hidrolisat asam adalah berturut-turut sebanyak 0,72 gl dan 3,55 gl Tabel 5. Hidrolisat dengan kadar gula 15 mengandung HMF sebanyak 2,84 gl dan furfural sebanyak 0,022gl. HMF yang dihasilkan lebih banyak dari furfural. Hal tersebut disebabkan karena ubi kayu lebih banyak mengandung pati dari pada serat. Pati akan terdegradasi menjadi HMF, sedangkan serat khususnya hemiselulosa akan terdegradasi menjadi furfural. Jumlah furfural di dalam hidrolisat tidak terlalu banyak, namun apabila dikombinasikan dengan HMF dapat menghambat kinerja S. cerevisiae dalam memproduksi etanol. Fermentasi hidrolisat bagas selama 24 jam oleh S. cerevisiae tidak dapat menghasilkan etanol pada media yang mengandung HMF dan furfural sebanyak 4,3 gl namun masih dapat menghasilkan etanol sebanyak 0,03gl setelah 24 jam Martin et al 2007. S. cerevisiae bisa mengalami kematian pada media yang mengandung furfural saja sebanyak 5 gl atau HMF saja sebanyak 10 gl Palqvist et al. 1999, Navaro 1994, Delgenes et al. 1996, Sanches dan Baustita 1988. Inhibitor akan merubah bentuk mitokondria sel dari tubular menjadi agregat, memfragmentasi vakuola sel dari satu ukuran besar menjadi beberapa yang berukuran kecil, mengubah kromatin inti sel dari saling terkumpul menjadi tersebar tidak merata dan mengubah bentuk permukaan sitoskeleton aktin menjadi tidak halus Allen et al. 2010. Martin dan Jonnson 2002 melaporkan bahwa HMF 1,4 gl di dalam media fermentasi akan menurunkan etanol yang dihasilkan sebanyak 41. Degradasi senyawa lignin akan menghasilkan senyawa-senyawa fenol yang sangat berbahaya bagi mikroorganisme khususnya bagi membran dan matrik enzim dalam sel Palmqvist dan Hahn-Hägerdal 2000. Oleh karena itu, hidrolisat asam harus dinetralisasi terlebih untuk mengurangi resiko dalam proses fermentasi.

1.3 Seleksi

4.3.1 Persiapan Starter

Kultivasi bertujuan untuk mempersiapkan jumlah sel S. cerevisiae yang akan digunakan dalam proses fermentasi. Populasi sel dihitung dengan dengan metode hitung langsung. Perhitungan isolat segar dilakukan dengan terlebih dahulu membiakan satu ose kultur ke dalam media YMGP. Setelah dibiakkan selama 48 jam didapat jumlah sel untuk galur PAU sebanyak 1,4 x 10 9 selml dan galur IPBCC 05.548 sebanyak 1,5 x 10 9 selml. Khamir kering tidak dibiakkan, tetapi hanya disuspensikan secara serial sebanyak 10 -3 . Jumlah sel untuk khamir merk ’F’ sebanyak 1,8 x 10 11 selg dan khamir curah sebanyak 1,6 x 10 11 selg Tabel 6. Populasi khamir dalam uji toleransi galur terhadap hidrolisat adalah 1,8 x 10 11 selg Populasi tersebut merupakan populasi standar untuk gula total awal 15. Populasi standar dan populasi setiap galur digunakan sebagai dasar perhitungan starter S. cerevisiae . Semua sel hasil perhitungan dianggap viabel. Contoh perhitungan jumlah starter masing-masing galur dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 6. Jumlah sel S. cerevisiae pada masing-masing galur galur Sumber S. cerevisiae Jumlah s1 s2 s3 s4 Ragi curah Ragi ”F” ATCC 9763 IPBCC 05. 548 1,6 x 10 11 selg 1,8 x 10 11 selg 1,4 x 10 9 selml 1,5 x 10 9 selml dibiakkan setelah 48 jam pada media YMGP,