Produksi Etanol HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Karakterisasi Ubi Kayu

ke dalam erlenmeyer 500 ml dimasukkan 2 gram sampel kering dan ditambahkan 200 ml HCI 3 serta batu didih. Erlenmeyer dipasang pada pendingin tegak dan dihidrolisa selama 3 jam. Larutan kemudian didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH dan indikator fenolftalin. Larutan dimasukkan ke labu ukur 500 ml, ditambahkan air suling hingga tanda tera, kemudian disaring. Larutan 10 ml dipipet ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan larutan Luff 25 ml Berta 15 ml air suling. Blanko dibuat tanpa larutan contoh yang dianalisa. Erlenmeyer dipasang pada pendingin balik, dididihkan 10 menit dan didinginkan pada air mengalir. Kemudian ditambahkan KI 30 dan 25ml H2SO4 25 . Setelah reaksi habis dititrasi dengan Na 2 S 2 3 sampai berwarna muda. Kadar pati = 0,90 x G x P x 100 g Dimana : 0,90 = faktor pembanding berat molekul satu unit gula dalam molekul pati G = glukosa setara dengan ml Na 2 S 2 3 yang dipergunakan untuk titrasi mg setelah gula diperhitungkan P = pengenceran g = bobot sampel mg F. Analisa Kadar Lemak AOAC 1995 Sampel bebas air hasil analisa kadar air sebanyak 2 g diekstraksi dengan pelarut heksan di dalam soxhlet selama 6 jam. Sampel hasil ekstraksi kemudian diangin- angikan untuk menguapkan pelarut yang tersisa kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105 o C. Sampel kemudian didinginkan di dalam desikator, ditimbang hingga diperoleh bobot yang tetap. Kadar abu dihitung menggunakan rumus: 100 x sampel bobot lemak bobot Abu Kadar = G. Kadar Selulosa dan Hemiselulosa Sebanyak masing-masing a dan b sampel dimasukkan ke dalam satu gelas piala terpisah uukuran 500 ml. Sampel a ditambahkan 50 ml larutan NDS dan sampel b ditambahkan dengan 50 ml larutan ADS. Sampel ini dipanaskan selama 1 jam di atas penanggas listrik. Selanjutnya masing-masing sampel tersebut dicuci dengan aseton dan air panas serta disaring menggunakan bantuan pompa vakum dan ditempatkan pada gelas G-3. Sampel dalam gelas G-3 ditimbang sebagai c dan d. c dan d menggunakan oven, didinginkan dengan desikator dan ditimbang sebagai e dan f. Kadar NDF = 100 × − a c e Kadar ADF = 100 × − b d f Kadar hemiselulosa = kadar NDF – kadar ADF Residu ADF f yang berada pada gelas G-3 diletakkan di atas nampan yang berisi air setinggi 1 cm kemudian ditambahkan H2SO4 72 setinggi ¾ bagian gelas piala G-3 dan dibiarkan selama 3 jam sambil diaduk-aduk. Selanjutnya sampel tersebut dicuci menggunakan aseton dan air panas serta disaring menggunakan pompa vakum dan gelas G-3 dikeringkan dengan menggunakan oven, didinginkan dengan desikator dan ditimbang sebagai h Kadar selulosa 100 × − = b f h H. Total Gula pereduksi metode DNS Miller, 1959 Prinsip metode ini adalah gula pereduksi dalam suasana alkali akan mereduksi 3,5 – dinitrolisilat DNS membentuk senyawa yang dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 550 mn. a. Penyiapan Pereaksi DNS Pereaksi DNS dibuat dengan melarutkan 10,6 g asam 3,5 dinitrolisilat dan 19,8 NaOH ke dalam 1416 ml air. Setelah itu ditambahkan 306 g Na-K Tatrat, 7,6 g fenol yang dicairkan pada suhu 50 o C dan 8,3 g Na-Metabisulfit. Larutan ini diaduk rata, kemudian 3 ml larutan ini dititrasi dengan HCI 0,1 N dengan indikator fenolftalein. Banyaknya titran berkisar 5 – 6 ml. Jika kurang dari itu harus ditambahkan 2 g NaOH untuk setiap ml kekurangan HCI 0,1 N. b. Penetuan Kurva Standar Kurva standar dibuat dengan mengukur absorbansi pada selanh konsentrasi glukosa 0,2 – 0,5 mgl. Berdasarkan metode DNS kurva korelasi menggabarkan hubungsan absorbansi dengan kadar gula perduksi. c. Penetapan Total Gula Pereduksi Gula pereduksi ditetapkan berdasarkan konversi gula pada kurva standar. Prosedur penetapan adalah sebagai berikut : 1 ml sampel dimasukkan ke tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 ml pereaksi DNS. Larutan dimasukkan ke air mendidih selama 5 menit. Biarkan dingin pada suhu ruang. Kemudian larutan absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 550 nm. I. Total Gula dengan Metode Phenol H2SO4 Dubois et al. 1956 Sebelum melakukan pengujian sampel, kurva standar fenol dibuat sebagai acuan perhitungan gula total. Pembuatan kurva standar adalah sebagai berikut :2 ml larutan yang mengandung 0, 10, 20, 30, 40 dan 60 g glukosa masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan fenol 5 dan dikocok. Kemudian 5 ml asam sulfat pekat ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 10 menit, kocok lalu tempatkan dalam penanggas air selama 15 menit. Absorbansinya larutan diukur pada 490 nm. Prosedur pengujian sampel sama total gula sama dengan prosedur pembuatan kurva standar fenol, tetapi 2 ml larutan glukosa diganti dengan dengan 2 ml sampel. J. Pengukuran Furfural, dan 5-hidroksimetil furfural HMF Ameur et al. 2005 Pengukuran furfural dan5-hidroksimetil furfural HMF menggunakan HPLC High Performance Liquid Chromatography. Ada pun spesifikasi yang digunakan sebagai berikut : • Kolom C18 5µm 3.9 mm x 300 mm • Laju alir 1 mlmenit • Panjang gelombang 284 nm • Volume sampel 20 µl. • Fase mobile Sodium Acetat dan Metanol 80:20 dan di tambahkan asam asetat hingga pH dicapai 3,6 K. Penentuan Kadar Etanol Density Meter vv 01ML-ITS-90 Hasil destilasi akan dilakukan pengujian kadar etanol menggunakan alat density meter dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Jenis : Density Meter DMA 4500 Merk Anton Paar 2. Metode : Meter vv 01ML-ITS-90 3. Suhu Pengukuran : 20 o C L. Metode pengukuran biomassa dengan berat kering sel 1 ml sampel di sentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm. Setelah sample disentrifuse tabung sentrifuse dan sampel dicuci dengan akuadest dan disaring dengan kertas milipor. Sel yang tertinggal di kertas saring dikeringkan menggunakan oven pada suhu 110 o C selama 24 jam. Sebelum ditimbang biomassa disimpan di dalam desikator selama 1 jam. Bosch et al. 2008. Lampiran 4. Contoh perhitungan hidrolisis Asumsi : 1. Basis perhitungan 1000 gr produk hidrolisat 2. Kadar air 66,74 Uji Proximat metode AOAC 3. Kadar padatan yang diinginkan 18 4. H 2 SO 4 1 M 5. Konsentrasi H 2 SO 4 = 17,82 Perhitungan a. Kadar padatan di bahan a a = 100 - 66,74 = 33,26 b. Jumlah padatan yang diinginkan b b = Jumlah produk x Kadar Padatan = 1000 g x 18 = 180 g c. Jumlah bahan bakusingkong c c = a b = 26 , 33 180 gr = 541,19 g d. Jumlah airaquadest d d = Jumlah produk – c = 1000 - 541,19 gr = 458,81 g e. Jumlah H 2 S0 4 e d+b x 1 M = e x konsentrasi H 2 S0 4 e = 180 gr + 451,81gr 17,82 e = 35,46 g