3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober 2010 dalam bentuk kegiatan pengambilan data dari instansi terkait dan browsing
internet, kunjungan ke perusahaan perikanan, serta wawancara dengan tokoh- tokoh yang terkait isu keanggotaan Indonesia di dalam organisasi IOTC, yaitu
pejabat dan mantan pejabat Pemerintah, peneliti dan akademisi. Pengambilan data dilaksanakan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Luar Negeri
di Jakarta, dan sebuah perusahaan perikanan tuna di Muara Baru, Jakarta.
3.2 Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu komputer untuk mengakses situs resmi IOTC dan institusi-institusi yang terkait dengan perikanan, baik
nasional maupan internasional, untuk pengolahan data dan penulisan skripsi, kamera digital untuk dokumentasi lapangan dan alat tulis.
Instrumen penelitian adalah sejumlah pertanyaan kunci yang mencakup: 1.
Pertimbangan atau justifikasi Indonesia untuk menjadi anggota IOTC di antaranya adalah harapan-harapan manfaat yang akan diperoleh;
2. Fakta tentang perkembangan perikanan tuna; dan
3. Fakta manfaat nyata dari keanggotaan.
Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk tiga cakupan tersebut dibuat dengan memperhatikan pertimbangan atau justifikasi niat Indonesia untuk bergabung di
IOTC, yaitu mengacu pada manfaat politik, manfaat ekonomi dan keuangan, manfaat sosial budaya, manfaat kemanusiaan. Berikut adalah daftar pertanyaan
kunci tersebut: 1.
Apakah manfaat bergabungnya Indonesia di organisasi perikanan regional IOTC secara politik?;
2. Apakah manfaat bergabungnya Indonesia di organisasi perikanan regional
IOTC secara ekonomi?; 3.
Apakah manfaat bergabungnya Indonesia di organisasi perikanan regional IOTC secara sosial budaya?;
4. Apakah manfaat bergabungnya Indonesia di organisasi perikanan regional
IOTC secara kemanusiaan?; 5.
Kenapa Indonesia baru bergabung pada tahun 2007?; 6.
Bagaimanakah kondisi perikanan tangkap Indonesia, khususnya perikanan tuna, pra dan pasca Indonesia bergabung di IOTC; dan
7. Pasca bergabung dengan IOTC, apakah kontribusi Indonesia terhadap
perkembangan perikanan tuna antar negara anggota IOTC.
Tabel 2 Parameter kondisi perikanan Indonesia sebelum dan sesudah bergabung dengan IOTC
No Parameter Sebelum
bergabung di IOTC
Sesudah bergabung di IOTC
1 Ekspor tuna
Indonesia. 2 Kesejahteraan
nelayan Indonesia, khususnya nelayan
tuna. 3
Tingkat kemudahan dalam melakukan negosiasi.
4 Persaingan harga ikan tuna
Indonesia di pasar Internasional.
5 Jumlah investor terhadap usaha
perikanan tuna. 6
Kesejahteraan hak karyawan industri perikanan tuna.
7 Teknologi alat penangkapan
tuna lebih maju.
Deskripsi perkembangan perikanan tuna merupakan rekaman sejarah sejak perikanan tuna mulai dikembangkan di Indonesia hingga kondisi tahun 2010.
Data jumlah kapal Indonesia yang terdaftar di RFMO IOTC diperoleh dari Direktorat Sumber Daya Ikan, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. dari
perkembangan tersebut, peneliti mencoba mengukur sejauh mana manfaat yang diharapkan sudah dicapai atau terwujud pada tahun 2010. Atau sejauh mana
keanggotaan memberikan kontribusi terhadap perkembangan terakhir perikanan tuna nasional.
Pengukuran manfaat juga dilakukan dengan membandingkan akibat dari Indonesia tidak bergabung terhadap akibat jika Indonesia bergabung menjadi
anggota IOTC. Pengukuran ini tidak dibatasi untuk kondisi terakhir perikanan tuna sekarang, tetapi juga untuk perkiraan kondisi perikanan tuna di masa yang
akan datang, misalnya 5-10 tahun ke depan.
3.3 Pengumpulan Data