5. Pengumpulan data perikanan di samudera Hindia dan laut lepas lebih mudah
dan murah dilakukan, karena dilakukan secara bersama-sama dengan negara lain melalui organisasi IOTC;
6. Terhindar dari embargo atas ekspor tuna dari Indonesia;
7. Dapat ikut serta mengatur pengelolaan sumberdaya ikan tuna di perairan
samudera Hindia.; 8.
Menanggulangi IUU Fishing; dan 9.
Pengembangan armada perikanan Indonesia akan lebih terbuka untuk berpartisipasi dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di laut lepas
samudera Hindia.
5.1.4 Pendapat ahli perikanan terhadap keanggotaan Indonesia di IOTC
Para ahli perikanan berpendapat ada sejumlah manfaat yang diperoleh oleh Indonesia dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh IOTC.
Pernyataan mereka tersebut disajikan pada Tabel 7. Paling sedikit ada 13 jenis manfaat yang diperoleh Indonesia dengan
bergabung pada IOTC Tabel 7. Hal ini dinyatakan oleh setiap narasumber sebagai pernyataan yang saling melengkapi. Narasumber SS Dr. Suseno
memberikan jawaban terlengkap, yaitu sebanyak 9 manfaat. Manfaat itu antara lain terhidar dari praktek IUU, ikut menentukan kebijakan perikanan, khususnya
di samudera Hindia, melegalkan kegiatan penangkapan tuna di samudera Hindia, Indonesia memiliki bargaining position yang kuat, banyaknya kerjasama teknik
lingkup IOTC Indonesia, memperkuat status posisi Indonesia sebagai major fishing player
berbasis sustainable fisheries development, nelayan high sea Indonesia lebih dapat diterima di negara lain, dan pro sustainable development.
Prof Dr. Rokhmin Dahuri, MS, selaku mantan Menteri dan Kelautan dan Perikanan, menyatakan ada sejumlah manfaat yang diperoleh Indonesia dengan
bergabungnya Indonesia di IOTC, manfaat itu antara lain, kemudahan dalam pemasaran tuna, ikut menentukan kebijakan perikanan, khususnya di Samudera
Hindia, memiliki hak suara dalam pertemuan IOTC, melegalkan kegiatan penangkapan tuna di Samudera Hindia, Indonesia memiliki bargaining position
yang kuat, dan Indonesia mendapatkan white list sebagai negara eksportir tuna.
Narasumber lainnya, Prof. Dr. Daniel Monintja selaku guru besar FPIK IPB Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, mengutarakan sejumlah manfaat
yang diperoleh Indonesia, antara lain kemudahan pemasaran tuna, terhindar dari praktek IUU, memiliki hak suara dalam pertemuan IOTC, melegalkan kegiatan
penangkapan tuna di Samudera Hindia, banyaknya kerjasama teknik lingkup IOTC Indonesia, memperkuat posisi Indonesia sebagai major fishing player
berbasis sustainable fisheries development, program pelestarian perikanan tuna di Samudera Hindia dan Indonesia masuk dalam white list sebagai negara eksportir
tuna. Manfaat Indonesia dalam memasuki organisasi internasional dapat dilihat
dari empat segi politik, ekonomi, sosial budaya dan kemanusiaan Deplu, 2009. Begitu juga dengan manfaat yang diperoleh oleh Indonesia sebagai anggota penuh
IOTC. Indonesia memperoleh manfaat dari segi politik, ekonomi sosial budaya dan kemanusiaan. Manfaat tersebut dijabarkan pada sub Bab 5.2.3.
Tabel 7 Pernyataan ahli perikanan manfaat bergabungnya Indonesia di IOTC
Manfaat yang diperoleh Indonesia RD SS AB DM AH ST LA
1. Kemudahan pemasaran tuna
√ √
√ √
5. Terhindar dari praktek IUU
√ √
√ 3. Ikut menentukan kebijakan perikanan,
khususnya di Samudera Hindia √
√ √
5. Memiliki hak suara dalam pertemuan
IOTC √
√ 6.
Melegalkan kegiatan penangkapan tuna di Samudera Hindia
√ √
√ √
7. Indonesia memiliki bargaining position
yang kuat. √
√ √
8. Banyaknya kerjasama teknik lingkup
IOTC Indonesia √
√ 9.
Memperkuat posisi Indonesia sebagai major fishing player
berbasis sustainable fisheries development
√ √
10. NNelayan high sea Indonesia lebih
dapat diterima di negara lain √
11. Membangun budaya outward looking di high sea
√ 12.
Pro sustainable development √
13. Program pelestarian perikanan tuna di
Samudera Hindia √
√ √
√ 14.
Indonesia mendapatkan white list sebagai negara eksportir tuna
√ √
√
Keterangan: RD:
Prof. Dr Rokhmin Dahuri, MS Mantan Mentri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong
SS: Dr. Suseno Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Sosial Ekonomi dan
Budaya AB:
Ir. Agus Budiman MAq Direktur Sumberdaya Ikan KKP DM:
Prof Daniel Monintja Guru Besar FPIK IPB AH:
Abdullah Habibi Capture Fisheries WWF ST:
Drs. Soetomo, HP.BSc Direktur Eksekutif ATLI Asosiasi Tuna Longline Indonesia LA:
Dr. Luky Adrianto Anggota Komisi Tuna Indonesia
5.2 Pembahasan