Tingkat Kelangsungan Hidup Total Amoniak Nitrogen TAN dan Amoniak NH Pemeliharaan Gurame Pasca Transportasi Laju pertumbuhan bobot harian

6 2.3.2 Penelitian Utama 2.3.2.1 Penentuan Dosis Optimum Garam Ikan Gurame Pada Pengangkutan Tertutup Prosedur ini dilakukan dengan memuasakan ikan uji selama 2 hari. Kemudian disiapkan plastik packing dengan ujung plastik packing tersebut diikat dengan zeolit 20 gram dan karbon aktif 10 gram kemudian ujung lainnya diikat dengan keran yang berfungsi untuk pengambilan sampel air. Plastik packing diisi air sebanyak 1,3 ℓ yang sebelumnya telah dicampur dengan garam sebanyak 4 gℓ, 6 g ℓ, 8 gℓ dan 10 gℓ. Kemudian ikan uji dimasukkan ke dalam kantong sebanyak 50 ekor. Kantong plastik diberi oksigen murni dengan perbandingan 1:4 kemudian diikat dengan karet pengikat dan dimasukkan ke dalam styrofoam yang selanjunya diisi dengan es batu untuk menurunkan suhu di dalam media pengangkutan. Styrofoam ditutup rapat dan diamati tingkat kelangsungan hidup benih yang dilakukan setiap 6 jam selama 72 jam dan kualitas air diamati setiap 24 jam selama 72 jam.

2.3.2.2 Tingkat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup SR adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan awal pemeliharaan. Perhitungan SR digunakan rumus dari Godart 1996: = �� �� × Keterangan : SR = Kelangsungan Hidup Nt = Jumlah ikan akhir ekor No = Jumlah ikan awal ekor

2.3.2.3 Total Amoniak Nitrogen TAN dan Amoniak NH

3 Nilai TAN didapatkan dari perbandingan nilai absorban sampel dan standar kemudian dilakukan konsentrasi larutan standar yang digunakan NH 3 = nilai TAN dikalikan dengan persentase amoniak yang tidak terionisasi berdasarkan nilai pH dan suhu. 7 Tabel 1. Persentase amoniak tidak terionisasi NH3 pada pH dan suhu yang berbeda Boyd, 1990 Suhu C pH 6,5 7 7,5 8 8,5 18 0,1 0,3 0,9 2,9 8,5 20 0,1 0,3 1,1 3,3 9,8 22 0,1 0,4 1,2 3,8 11,2 24 0,2 0,5 1,4 4,4 12,7 26 0,2 0,5 1,7 5 14,4

2.3.2.4 Pemeliharaan Gurame Pasca Transportasi

Pemeliharaan benih ikan gurame pasca transportasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya efek dari transportasi. Pemeliharaan ini dilakukan selama 20 hari. Ikan dipelihara sebanyak 30 ekor benih perlakuan 4 mgL di akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 , 16 ekor benih dalam akuarium 30 x 30 x 30 cm 3 , dan 11 ekor benih dalam akuarium 25 x 25 x 30 cm yang telah dicuci dan dikeringkan selama 4 hari dan diisi air. Sebelumnya dilakukan aklimatisasi selama 15 menit. Ikan diberi pakan berupa cacing beku secara at satiation. Pemberian makan dilakukan pada pagi dan sore hari. Penyiponan dilakukan setiap pagi dan sore dengan pergantian air sebanyak 10-30 setiap hari. Pengukuran panjang tubuh dan bobot ikan dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan, sedangkan kelangsungan hidup ikan dilakukan pengamatan setiap hari.

2.3.2.5 Laju pertumbuhan bobot harian

La ju pertumbuhan bobot harian α ditentukan berdasarkan selisih bobot rata-rata akhir Wt dengan bobot rata-rata awal Wo pemeliharaan kemudian dibandingkan dengan waktu pemeliharaan t dengan rumus berikut berdasarkan Huisman 1989: � = �� �� � − × 8

2.3.2.6 Oksigen Terlarut DO, Karbon Dioksida CO