BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Anak Tuna Grahita
a. Pengertian Anak Tuna Grahita Ringan
Anak tuna grahita ringan disebut juga anak tuna grahita mampu didik, anak debil, moron, semi dependent atau bisa juga disebut dengan
marginally retearded. Istilah tersebut pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama, hanya saja dalam penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan
dan sudut pandang dari ahli yang bersangkutan. Dalam dunia pendidikan istilah yang sering digunakan adalah tuna
grahita ringan. Di bawah ini akan dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian anak tuna grahita ringan. Menurut Munzayanah 2000:
22, anak tuna grahita ringan adalah: Mereka yang masih mempunyai kemungkinan untuk memperoleh
pendidikan dalam bidang membaca, menulis dan menghitung pada suatu tingkat tertentu di sekolah khusus. Biasanya untuk kelompok
ini dapat mencapai tingkat tertentu, setingkat dengan kelas IV Sekolah Dasar, serta dapat mempelajari ketrampilan-ketrampilan
yang sederhana.
Menurut The New American Webster dalam Moh. Amin, 1995: 37 bahwa: “Moron debile is a person whose mentality does not develop beyond
the 12 years old level. Maksud dari kalimat tersebut yaitu: tuna grahita ringan adalah seorang anak yang memiliki kecerasan mental paling tinggi sama
dengan anak normal usia 12 tahun”. Sedangkan Lelly Resna, 2002 dan A.G. Sundjaya, 2002 dalam
http:www.pikiran rakyat.com edisi 2002 menyatakan bahwa: Retardasi mental ringan adalah keadaan di mana seorang anak agak
terlambat dalam belajar bahasa tapi sebagian besar dapat berbahasa untuk keperluan sehari-hari, bercakap-cakap, dan diwawancarai.
Dapat mandiri makan, mandi, berpakaian, buang air besar, dan
buang air kecil dan dalam pekerjaan rumah tangga. Namun biasanya mereka mengalami kesulitan dalam pelajaran sekolah, misalnya
dalam membaca dan menulis, ini sering disebabkan oleh kekurangan kronik stimulasi intelektual.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa anak tuna grahita ringan adalah mereka yang
mempunyai intelektual di bawah rata-rata, memiliki IQ 5055-7075 yang setingkat lebih rendah bila dibandingkan dengan anak lambat belajar,
kemampuan berpikirnya rendah, perhatian dan ingatannya lemah, tetapi masih mempunyai potensi yang dapat dikembangkan dalam bidang akademis
yang sederhana seperti membaca, menulis dan menghitung. Selain itu mereka masih dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan bila dilatih dapat memiliki
keterampilan tertentu yang dapat dijadikan bekal hidup bagi dirinya setelah dewasa.
b. Penyebab Anak Tuna Grahita