melaksanakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dapat lebih terintegrasi.
Langkah-langkah menggunakan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut: 1 Fase pemberian tugas.
Tugas yang diberikan pada siswa hendaknya mempertimbangkan: a Tujuan yang akan dicapai.
b Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti. c Sesuai dengan kemampuan siswa
d Ada petujuk yang dapat membantu pekerjan siswa. e Tersedianya waktu cukup untuk mengrjakan tugas tersebut
2 Fase pelaksanaan tugas. a Hendaknya guru memberikan bimbingan.
b Guru memberikan motivasi sehingga anak maubelajar. c Diusahakan tugas dikerjakan oleh siswa di bawah pengawasan
guru, sehingga siswa mengerjakan sendiri tugas tersebut. 3 Fase mempertanggungjawakan tugas.
a Laporan siswa baik lesan atau tertulis apa yang telah dikerjakan. b Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau
cara lain. c Sebaiknya guru memberikan penyelesaian tentang tugas tersebut
sebagai feed back bagi siswa. d Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan
sistematis.
6. Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar seorang siswa dapat ditunjukkan dari prestasi yang
dicapainya. Menurut Poerwadarminto 1976, “Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai, dilakukan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan
kepandaian.
Sedang menurut S.I. Pasaribu dan B. Simanjuntak 1983, “Prestasi adalah isi dari kapasitas seseorang setelah mengikuti didikan atau latihan tertentu”.
Bloom membagi kenyataan pengajaran dalam tiga dimensi kasar dan dengan taksonomi ini tujuan instruksional dapat diwujudkan. Ketiga dimensi
tersebut antara lain: a. Tujuan instruksional kognitif berdasarkan hafalan, pikiran, pemecahan
persoalan, dan kemampuan intelektual. b. Tujuan instruksional afektif berdasarkan rasa tertarik, kesediaan untuk
melakukan, memikir dan perkembangan kelakuan serta norma-norma kehidupan.
c. Tujuan instruksional psikomotorik berdasarkan kemampuan motoris atau gerak badan siswa.
Dalam hal ini yang akan ditinjau adalah aspek kognitif yaitu bagaimana hasil belajar siswa akan dinilai kemampuan kognitif siswa.
7. Kemampuan Kognitif
Menurut Ratna Wilis Dahar, konsep kognitif dapat diartikan sebagai suatu proses yang mementingkan cara berpikir insight, reasoning, menggunakan
logika induktif dan deduktif. Aspek kognitif dapat diartikan sebagai aspek penalaran. Sedangkan menurut Slametto 1995 : 15, “Aspek kognitif merupakan
substansi serta sifat organisasi konsep-konsep serta hal-hal yang relevan di dalam struktur kognitif yang mempengaruhi belajar dan pengingatan unit-unit terkecil
mata pelajaran.” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, “Kognitif
maksudnya sesuatu yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi dan berdasar pada pengetahuan faktual yang empiris Tim Penyusun Kamus Pusat
Penbinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991 : 511. Lebih lanjut dijelaskan dalam KBBI bahwa “Kognisi adalah suatu kegiatan atau proses memperoleh
pengetahuan termasuk kesadaran, perasaan dan sebagainya atau usaha mengenai sesuatu melalui pengalamannya sendiri, juga suatu proses pengenalan dan
penafsiran oleh seseorang serta hasil perolehan pengetahuan.” Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991 : 511.
Aspek kognitif ini secara garis besar meliputi jenjang-jenjang yang dikembangkan oleh Bloom, diantaranya adalah sebagai berikut:
a Pengetahuan knowledge, yaitu mengenali kembali hal-hal yang umum dan khas, mengenali metode dan proses, mengenali kembali pola, struktur dan
proses. b Pemahaman comprehention, mencakup kemampuan untuk memahami
menangkap makna dan arti bahan yang dipelajari. c Penerapan application, merupakan kemampuan menggunakan abstraksi di
dalam situasi-situasi kongkrit. d Analisis analysis, adalah menjabarkan sesuatu ke dalam unsur-unsur,
bagian-bagian atau komponen-komponen sedemikian rupa sehingga tampak jelas susunan hierarkis gagasan yang ada di dalamnya, atau tampak jelas
hubungan antara berbagai gagasan yang dinyatakan dalam suatu komunikasi. e Sintesis synthesis, merupakan kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu keseluruhan yang utuh. f Evaluasi evaluation, merupakan kemampuan untuk menetapkan nilai atau
harga sesuatu dan metode komunikasi untuk tujuan tertentu.
8. Penguasaan Kemampuan Awal Fisika