Suasana belajar yang demokratis akan memberikan peluang mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku,
disiplin yang ketat dengan otoritas ada pada guru. 5 Fasilitas dan Sumber Belajar Yang Tersedia
Kelas harus menyediakan berbagai sumber, seperti buku pelajaran, alat peraga, dan sebagainya.
6 Karakteristik Sekolah Faktor karakteristik sekolah meliputi: disiplin sekolah, perpustakaan sekolah,
letak geografis, lingkungan sekolah, estetika. Dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur.
3. Hakekat Fisika
a. Pengertian Fisika Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang
mencakup produk, proses dan sikap ilmiah. Produk IPA antara lain konsep, hukum, dan teori-teori. Menurut Gertsen 1958, yang dikutip oleh Druxes
1986:3 mengatakan bahwa “Fisika adalah merupakan suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha
menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. Prasarana dasar untuk pemecahan persoalannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut”.
Menurut Brakhous 1972, yang dikutip oleh Druxes 1986:3 mengatakan bahwa “Fisika adalah kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan,
pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum”.
Berdasarkan kutipan di atas Fisika merupakan suatu teori yang mempelajari gejala-gejala alam, yang hasilnya dirumuskan dalam bentuk definisi
ilmiah dan persamaan matematika berdasarkan hasil pengamatan dan penyelidikan. Bisa juga dikatakan bahwa Fisika merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang menguraikan dan menganalisa struktur dan peristiwa alam kemudian menjelaskan dengan cara yang sederhana, sehingga menghasilkan
aturan-aturan atau hukum.
b. Pengajaran Fisika Pendidikan sains di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri, dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Mata pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains
yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri GBPP,
2004:1. Tujuan pengajaran Fisika di SMP menurut GBPP Fisika SMP 2004:2
adalah agar siswa menguasai konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan penciptanya. Sedangkan dasar yang digunakan dalam
melihat hubungan hakikat Fisika dan pengajaran Fisika menurut taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
1 Unsur kognitif pengetahuan, pengertian merupakan aspek hasil produk 2 Unsur psikomotorik menunjuk pada keterampilan melakukan aktivitas-
aktivitas Fisika dan keterampilan-keterampilan melakukan aktivitas kognitif. 3 Unsur afektif menunjuk pada sifat alamiah yang harus dimiliki dalam
melakukan aktivitas Oemar Hamalik, 1990:3.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran Fisika, siswa dihadapkan pada pengalaman atau gejala fisis yang dihadapi secara kualitatif.
Sehingga siswa harus mengamati gejala-gejala tersebut. Dengan mempergunakan pengetahuan-pengetahuan yang telah ada, penalaran logis dan pengalamannya
siswa secara aktif diajak untuk menganalisis hasil pengamatannya.
4. Pendekatan Keterampilan Proses