B. Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
1. Sumber Daya Manusia Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu organisasi. Dikatakan oleh Susanto
27
aset organisasi yang paling penting dan harus diperhatikan adalah manusia sumber daya manusia atau human resources. Hal
ini bermuara pada kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang selalu ada dalam setiap organisasi. Manusia membuat tujuan-tujuan, inovasi, dan mencapai
tujuan organisasi. Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang dapat membuat sumber daya organisasi lainnya bekerja dan berdampak langsung
terhadap kesejahteraan perusahaan. Organisasi hanya merupakan satu wadah untuk mencapai tujuan dan manusialah yang akan membawa organisasi tersebut
mencapai tujuannya. Adapun menurut Notoatmojo melihat sumber daya manusia dari dua aspek
yaitu :
28
a. Mutu dan kualitas yang diukur melalui kemampuan fisik seperti kesehatan
jasmani, kekuatan untuk bekerja dan kemampuan non fisik misalnya kecerdasan dan mental.
b. Jumlah atau kuantitas yaitu banyaknya sumber daya sebagai tenaga kerja
dalam suatu organiasi.
27
Susanto, Budaya Perusahaan, Jakarta : Alex Media Komputindo, 1997, hal 13.
28
Notoatmojo dalam Agung Kurniawan, Yogyakarta : Pembaharuan, 2005,, hal 91-92.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut Notoatmojo
29
mengatakan bahwa, manfaat sumber daya manusia dalam suatu organisasi memegang peranan penting. Fasilitas yang
canggih dan lengkap pun belum merupakan jaminan akan keberhasilan suatu lembaga, tanpa diimbangi kualitas dari staf atau karyawan yang akan
memanfaatkan fasilitas itu, sedangkan menurut Amstrong,
30
bahwa sumber daya manusia sebagai harta yang paling penting yang dimiliki suatu organisasi.
Dalam organisasi pemerintahan, sumber daya manusia sering disebut sebagai aparatur yaitu pegawai yang melaksanakan tugas-tugas kelembagaan. Dari
kenyataan yang dihadapi, faktor yang sangat menentukan sebagai pemegang kunci tetap ada pada manusianya sebagai perencana, pelaksana, pengendali, pengawasan
maupun evaluasi, dan pemanfaatan hasilnya.
31
Menurut Tjipto Herijanto, dalam pengelolaan suatu organiasi diperlukan suatu sistem yang baik yang mencakup
enam unsur yaitu keuangan, material, mesin, pemasaran, metode dan yang sangat penting adalah unsur manusia.
32
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa, keberhasilan organisasi publik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sangat ditentukan oleh sumber
daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan dalam upaya mengatasi permasalahan. Dari sumber daya yang tersedia dalam organisasi,
sumber daya manusia memegang peranan sentral dan paling menentukan. Tanpa sumber dayamanusia yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan
sumber-sumber lainnya akan menjadi efektif, efisien dan produktif.
29
Ibid. hal. 61
30
Amstrong dalam Ibid, hal 60.
31
Ibid
32
Hessel Nogi S, Tangkilisan, Manajemen Publik, Jakarta : Grasindo, 2005 , hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
Suatu organisasi publik birokrasi tidak dapat bekerja dengan baik tanpa adanya unsur manusia didalamnya. Keterkaitan antara kinerja organisasi dengan
sumber daya manusia dalam penyelenggaraan organisasi publik, sesungguhnya bermuara pada kemampuan daerah untuk mempersiapkan jajaran birokrasi yang
ada bagi penyelenggaraan pelayanan publik secara optimal dan berdayaguna. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelaksanaan otonomi yang berbasis pada
kemampuan daerah, kabupaten atau kota dengan memberikan pelayanan public secara mandiri, terpadu dan efektif. Tanpa kesiapan sumber daya yang baik, maka
pelayanan publik yang baik pula akan sulit dicapai. Oleh sebab itu, menurut Moeljarto Tjokrowinoto, figur atau sosok sumber daya manusia Indonesia pada
abad ke-21 adalah manusia-manusia yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :
33
1. Memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap atau perilaku
yang relevan dan mampu menunjang pencapaian sasaran dan bidang tugas dalam suatu organisasi.
2. Memiliki disiplin kerja, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi terhadap
pekerjaan dan organisasi. 3.
Memiliki rasa tanggung jawab dan pengertian atau pemahaman yang mendalam terhadap tugas dan kewajibannya sebagai karyawan dan atau
unsur manajemen organisasi. 4.
Memiliki jiwa dan kemauan atau hasrat yang kuat untuk berprestasi, produktif dan bersikap profesional.
33
Ibid, h.187-188.
Universitas Sumatera Utara
5. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi
dan kemampuan diri pribadi demi kelancaran pelaksanaan tugas organisasi.
6. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang teknik maupun
manajemen dan kepemimpinan. 7.
Memiliki keahlian dan keterampilan yang tertinggi dalam bidang tugas serta memiliki kemampuan alih teknologi.
8. Memiliki jiwa kewirausahaan entrepreneurship yang tinggi dan
konsisten. 9.
Memiliki pola pikir dan pola tindak yang sesuai dengan visi, misi, dan budaya kerja organisasi.
Untuk mewujudkan sosok aparatur negara yang mempunyai kualitas dan daya saing tinggi tersebut, maka beberapa aspek yang perlu dibina adalah
pembinaan inisiatif initiative, kreativitas creativity, kepercayaan terhadap diri sendiri selfconfidence, tanggung jawab responsibility, dinamika atau mobilitas
mobility, kemampuan menyesuaikan diri flexible, kesiapan untuk menerima pengetahuan baru readiness to learn, sadar terhadap kualitas quality
conciousness, kemampuan untuk bekerjasama ability to cooperate, kemampuan bermusyawarah untuk mufakatcompromise, memiliki loyalitas terhadap
organisasi loyality, siap melakukan pengambilan keputusan prepared for decision making, memiliki pemahaman terhadap suatu sistem yang kompleks
understanding of complex systems, memiliki kemampuan berkomunikasi communication skills, serta mempunyai semangat untuk bekerja secara
Universitas Sumatera Utara
kelompok team spirit
34
Keseluruhan upaya tersebut diharapkan dapat mewujudkan kualitas aparatur negara dalam manajemen pembangunan yakni yang
memiliki kualifikasi sebagai berikut: Pertama, melekatnya sifat-sifat loyalitas, dedikasi dan motivasi kerja dalam mengemban tugas-tugasnya; Kedua,
dimilikinya kemampuan dan keahlian profesional; Ketiga, dilaksanakannya sikap- sikap mental yang berorientasi pada etos kerja yang tertib, jujur, disiplin,
produktif, dan bekerja tanpa pamrih. Tiga kualifikasi nilah yang diperlukan oleh setiap aparatur negara untuk menghadapi berbagai implikasi dari pemberlakuan
perdagangan bebas pada era globalisasi.
35
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka menurut Notoatmodjo perlu pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang mencakup tiga
pokok kegiatan yang saling berkaitan yaitu :
36
1. Perencanaan sumber daya manusia Perencanaan sumber daya manusia
dilakukan untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, menyesuaikan kegiatan sumber daya manusia dengan tujuan organisasi,
dapat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia, dan mengembangkan sistem manajemen sumber daya manusia.
2. Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya pengembangan sumber daya
manusia Pendidikan
dan pelatihan
merupakan upaya
untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
34
Ibid
35
Ibid. hal. 189
36
Notoatmojo dalam Hessel, Ibid, hal 14
Universitas Sumatera Utara
3. Manajemen sumber daya manusia Manajemen sumber daya manusia
adalah seni dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Selain dari hal tersebut, dalam meningkatkan kinerja individu dan
organisasi dilakukan dengan mengoptimalkan kemampuan atau kualitas dari aparatur pemerintah daerah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur
pemerintah daerah saat ini dalam meningkatan kualitas pelayanan publik merupakan kebutuhan yang mendesak. Pengembangan sumber daya manusia
dituntut untuk menghasilkan aparat-aparat birokrasi yang memiliki kemampuan yang memadai dalam perumusan dan pelaksana kebijakan pemerintah termasuk
dalam hal memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk dapat menciptakan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas
dalam memberikan pelayanan publik, harus pula diperkuat oleh mekanisme kerja yang adil dan memberikan kesempatan kepada masing-masing pihak untuk
berkompetisi dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Mekanisme reward dan punishment bisa menjadi suatu alternatif, sehingga
aparatur yang memang berprestasi dan penuh inisiatif dalam memberikan pelayanan akan mendapat reward yang lebih baik dibanding dengan aparat yang
tidak berprestasi. Aparatur pemerintah daerah dapat dikatakan berkualitas, jika aparatur
tersebut juga mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, Hal ini dapat dicapai apabila aparatur
Universitas Sumatera Utara
pemerintah daerah mempunyai pendidikan, latihan, dan pengalaman yang cukup, serta memadai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan,
karena pada dasarnya kemampuan merupakan ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Namun, kemampuan saja dirasa belum memadai untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif, akan tetapi perlu ada kemauan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut. Kemauan ini
berkaitan dengan motivasi, komitmen dan keyakinan diri. Joko Widodo, berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia aparatur
pemerintah daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
37
1. Melalui pendidikan
Pemberian kemampuan melalui pendidikan ini dapat dilakukan melalui dua jenjang. Pertama, pendidikan formal kejenjang lebih lanjut S1, S2, S3.
Kedua, melalui pendidikan perjenjangan sejenis ADUM, ADUMLA, SEPAMA, SEPAMEN, SEPATI untuk para aparatur pemerintah daerah.
Setelah menjadi aparatur pemerintah daerah juga harus diberi keterampilan, pengetahuan, dan kecakapan teknis untuk mendukung dalam menjalankan
tugas sebagai aparatur pemerintah daerah. 2.
Melalui Pelatihan Pemberian
kemampuan melalui
pelatihan dimaksudkan
untuk mengikutsertakan para aparatur pemerintah daerah setiap ada kesempatan
dalam kegiatan pelatihan, kursus, seminar, diskusi dan sejenisnya, baik diselenggarakan oleh lembaga lain, bisa publik maupun bisnis.
37
Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, Op.Cit, hal 87.
Universitas Sumatera Utara
3. Melalui pengalaman
Pemberian kemampuan melalui pengalaman dimaksudkan adalah melakukan tour of duty para aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan adanya kegiatan tour of duty secara rutin, maka para aparatur pemerintah daerah tidak hanya mempunyai
pengalaman cukup banyak dalam berbagai bidang tugas dan tanggung jawab, tetapi juga mempunyai motivasi yang tinggi karena ada suasana kerja baru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tadi. 4.
Revitalisasi aparatur pemerintah daerah Pemimpin birokrasi dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi harus
melakukan revitalisasi diri dan anak buahnya. Hal itu disebabkan karena kondisi masyarakat telah mengalami perkembangan yang sangat dinamis,
tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik merupakan indikasi empowering yang dialami oleh masyarakat, oleh karena itu pimpinan birokrasi
dan anak buahnya harus mengubah posisi dan peran revitalisasi dalam memberikan pelayanan publik. Dari yang suka mengatur, berubah menjadi
suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan, berubah menjadi suka menolong menuju ke arah yang fleksibel kolaboratif dan
dialogis, dan dari cara-cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang realistis pragmatis.
Dalam struktur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan, sumber daya manusia pegawai aparatur pemerintah daerah yang ada berjumlah
48orang dengan tingkat pendidikan S2 1 orang Kepala Dinas Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
dan Pencatatan Sipil, S1 sebanyak 30 orang, dan SMA 17 orang. Oleh karena perubahan lingkungan yang begitu cepat dan tidak terduga, menuntut kemampuan
suatu organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Dengan masih minimnya untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan, diperlukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia untuk membentuk sosok
aparatur pemerintah daerah yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
Adapun menyangkut mengenai upaya peningkatan kualitas aparatur pemerintah daerah pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan,
masih sebatas pada pelatihan-pelatihan dan seminar yang menyangkut kependudukan dan pencatatan sipil, sedangkan pemberian reward bagi aparatur
pemerintah daerah yang berprestasi dalam bidang kependudukan dan pencatatan sipil belum pernah diadakan. Pemberian punishment bagi aparatur pemerintah
daerah dilakukan dalam bentuk tertulis dan secara lisan yang menyangkut tentang disiplin pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Sarana Pendukung Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil