3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Februari 2012. Lokasi pengambilan data adalah di Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Lampiran 1.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1
Kamera digital; 2
Perangkat lunak berupa Microsoft Office 2007; 3
Kuesioner.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei ke lapangan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara terhadap nelayan berupa kuesioner, dengan jumlah responden sebanyak 11 orang nelayan dan menggunakan teknik pengambilan purposive
sampling. Responden yang diwawancara adalah nelayan pemilik kapal dan ABK kapal. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu kantor PPN
Palabuhanratu, serta dari literatur terkait. Data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan akan diolah, sehingga akan diperoleh dan dianalisis produktivitas
serta hasil tangkapan, dan dapat pula ditentukan daerah penyebaran ikan serta lokasi penangkapan ikan yang potensial.
3.4 Analisis Data 3.4.1 Analisis hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan CPUE
Keterangan : CPUEi = Jumlah hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan ke-i kgtrip
hi = Hasil tangkapan bulan ke-i kg
Ei = Upaya penangkapan trip
Nilai CPUE dihitung berdasarkan musim penangkapan ikan, yaitu musim paceklik, musim sedang I, musim sedang II, dan musim puncak. Berdasarkan
hasil wawancara dengan nelayan musim paceklik dihitung pada bulan Desember sampai dengan bulan Februari, musim sedang I pada bulan Maret sampai bulan
Mei, musim sedang II pada bulan Oktober sampai dengan November, dan musim puncak pada bulan Juni sampai dengan bulan September. Jumlah hasil tangkapan
ikan yang dihitung adalah total dari empat jenis ikan yang terdiri dari tuna madidihang Thunnus albacares, tuna mata besar Thunnus obesus, cakalang
Katsuwonus pelamis, dan setuhuk loreng Tetrapturus audax.
3.4.2 Analisis pendugaan daerah penangkapan ikan
Pendugaan daerah penangkapan ikan dilakukan dengan cara mengumpulkan data logbook penangkapan pada salah satu kapal pancing. Data diperoleh dari
kapal PSP 01 yang merupakan salah satu kapal yang mengoperasikan pancing dengan alat bantu pengumpul ikan adalah rumpon. Data logbook yang
dikumpulkan adalah data setiap trip penangkapan ikan yang mencakup posisi penangkapan dalam setiap lintang dan bujur serta jumlah hasil tangkapan ikan.
Kemudian data hasil tangkapan kg dikonversi menjadi nilai CPUE. Posisi penangkapan ikan dan nilai CPUE pada setiap musim diolah menggunakan
perangkat lunak Microsoft Office 2007 Windows 7. Hasil olahan data posisi penangkapan ikan dan nilai CPUE tersebut adalah berupa peta. Posisi
penangkapan ikan yang akan diplotkan adalah data lokasi dan posisi penangkapan ikan pada setiap trip pada tahun 2009 sampai 2010.
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Daerah PPN Palabuhanratu
4.1.1 Letak geografis
Secara astronomis Palabuhanratu terletak pada 6 57’ LS – 7
04’ LS dan 106
31’ BT – 106 37’ BT. Adapun batas-batas wilayah Palabuhanratu yang
memiliki luas wilayah 8.124,2 ha ini adalah: 1
Sebelah utara berbatasan dengan Cikidang; 2
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciemas dan Simpenan; 3
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Warung Kiara; 4
Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Teluk Palabuhanratu memiliki panjang garis pantai sekitar 105 km yang
merupakan teluk terbesar di sepanjang pantai selatan pulau Jawa Rezki 2011. Perairan Palabuhanratu merupakan tempat bermuaranya dua sungai besar dan lima
sungai kecil. Sungai yang tergolong besar adalah sungai Cimandiri dan sungai Citarik. Sungai yang tergolong kecil yang bermuara di perairan Palabuhanratu
adalah sungai Cimaja, Cipelabuhan, Citepus, Cikantak, dan Cibuntu.
4.1.2 Kondisi perikanan tangkap PPN Palabuhanratu 1
Nelayan
Nelayan merupakan bagian penting dari unit penangkapan ikan. Hal ini karena nelayan merupakan pelaku aktif dalam melakukan operasi penangkapan
ikan. Setiap tahun, jumlah nelayan yang ada di Palabuhanratu terus mengalami perubahan. Dari tahun 2006-2011 jumlah nelayan terbanyak terdapat pada tahun
2007 yaitu sebesar 5.994 orang. Sedangkan pada tahun 2008 tercatat 3.900 orang nelayan yang merupakan jumlah terkecil dalam kurun waktu tersebut. Perubahan
yang terjadi dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Jumlah nelayan di Palabuhanratu tahun 2006-2011 No
Tahun Jumlah Nelayan orang
Fluktuasi 1
2006 4.371
- 2
2007 5.994
37,13 3
2008 3.900
-34,94 4
2009 4.453
14,18 5
2010 4.474
0,47 6
2011 4.569
2,12
Sumber: Data Statistik PPN Palabuhanratu 2011
2 Alat tangkap
Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di Palabuhanratu adalah pancing, payang, rampus, gillnet, bagan, rawai tuna, dan purse seine. Perkembangan
jumlah unit alat tangkap dalam rentang waktu enam tahun terakhir dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2 Jumlah alat tangkap unit di Palabuhanratu tahun 2006-2011 No Tahun
Jenis Alat Tangkap Unit Jumlah Fluktuasi
PYG PCG JR RWI BGN TML PRS GLN TLN
Unit 1
2006 151
231 40
5 194 15
1 48
17 702
- 2
2007 159
443 101 27
267 33
9 135
155 1.329
89,32 3
2008 45
364 35
7 200
30 3
50 110
774 -41,76
4 2009
81 190
46 -
14 8
2 31
23 394
-49,10 5
2010 44
177 25
- 38
20 1
10 36
351 -10,91
6 2011
32 159
14 1
7 8
3 8
28 260
-25,92
Sumber: PPN Palabuhanratu 2006-2011
Ket: PYG=Payang, PCG=Pancing, JR=Jaring Rampus, BGN=Bagan, TML=Trammel Net, PRS=Purse Seine, GLN=Gill Net, TLN=Tuna Longline.
Jenis alat tangkap yang paling dominan dalam kurun waktu enam tahun terakhir adalah pancing, bagan, payang, dan tuna longline. Jumlah alat tangkap
terbanyak dari tahun 2006-2011 adalah pancing, pancing ini terdiri dari pancing tonda dan pancing ulur. Tahun 2011 terdapat 159 unit pancing, dimana 56 dari
unit pancing ini menggunakan alat bantu penangkapan rumpon. Jumlah unit alat tangkap secara umum adalah mengalami kenaikan dari tahun 2006-2007, tetapi
dari tahun 2007-2011 jumlah alat tangkap terus menurun setiap tahunnya dengan rata-rata penurunan adalah sekitar 31,92. Jumlah unit alat tangkap tertinggi
adalah tahun 2007 sebesar 1329 unit, sedangkan terendah pada tahun 2011 yaitu 260 unit. Penurunan jumlah alat tangkap ini dapat disebabkan karena bebepara
faktor yang salah satu diantaranya karena semakin berkurangnya sumberdaya ikan yang menyebabkan semakin banyak armada penangkapan ikan yang tidak
beroperasi lagi.
3 Kapal
Kapal penangkap ikan adalah kapal perikanan yang secara khusus digunakan untuk menangkap ikan termasuk segala aktivitas yang dilakukan
seperti penyimpanan, pendinginan, dan mengawetkan PPN Palabuhanratu, 2010. Kapal merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang sangat penting. Kapal
yang digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan di Palabuhanratu terbagi menjadi dua bagian, yaitu Perahu Motor Tempel PMT, dan Kapal Motor
KM. Perahu motor tempel adalah perahu yang menggunakan mesin luar atau meletakkan mesin di luar badan kapal outboard. Kapal motor adalah kapal yang
menggunakan mesin dalam atau meletakkan mesin di dalam badan kapal inboard. Berikut ini adalah Tabel jumlah kapal penangkapan ikan yang
digunakan di Palabuhanratu. Tabel 3 Jumlah kapal penangkapan ikan di Palabuhanratu periode 2006-2011
No Tahun
Kapal Unit Jumlah
PMT KM
1 2006
511 287
798 2
2007 531
321 852
3 2008
416 230
646 4
2009 364
394 758
5 2010
346 491
837 6
2011 461
629 1.090
Sumber: PPN Palabuhanratu 2011
Kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan di Palabuhanratu pada umumnya adalah menggunakan perahu motor tempel, tetapi pada tahun 2009
sampai tahun 2011 kapal motor lebih banyak dibandingkan dengan perahu motor tempel yaitu sebanyak 394 unit untuk tahun 2009, 491 unit tahun 2010, dan
semakin meningkat pada tahun 2011 sebesar 629 unit. Jumlah kapal terbanyak
pada tahun 2011 sebesar 1.090 unit. Setiap tahunnya jumlah unit armada penangkapan ini mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2008 yang
mengalami penurunan. Fluktuasi jumlah unit kapal dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 6 Jumlah kapal yang beroperasi di Palabuhanratu Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa armada penangkapan baik
perahu motor tempel maupun kapal motor setiap tahunnya mengalami perubahan. Perahu motor tempel rata-rata dari tahun ke tahun mengalami penurunan, kecuali
pada tahun 2011, sedangkan kapal motor mengalami peningkatan. Jumlah armada penangkapan untuk kedua jenis kapal ini mengalami peningkatan dengan rata-rata
kenaikan sebesar 8,11.
4 Volume dan nilai produksi
Volume produksi ikan adalah seluruh jumlah ikan, baik dalam satuan ekor ataupun kg yang ditangkap dari suatu kegiatan industri perikanan tangkap.
Volume dihitung dari hasil tangkapan yang dijual termasuk juga hasil yang dimakan atau diberikan sebagai upah kepada nelayan. Sedangkan nilai produksi
adalah nilai yang diberikan terhadap suatu hasil tangkapan dalam rupiah.
200 400
600 800
1000 1200
2006 2007
2008 2009
2010 2011
Unit
Tahun
PMT KM
Jumlah Armada Penangkapan
Tabel 4 Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan laut di PPN Palabuhanratu
No Tahun
Pendaratan Ikan Produksi Ton
Nilai Rp 1
2006 5.462
32.550.912.620 2
2007 6.056
38.695.760.654 3
2008 4.581
42.562.536.675 4
2009 3.950
56.735.939.610 5
2010 6.744
144.701.150.000 6
2011 6.539
120.339.550.319 Jumlah
33.332 435.558.584.978
Rata-rata 5.555
72.593.097.480
Sumber: Data statistik PPN Palabuhanratu 2011
Tabel 4 di atas memperlihatkan perkembangan volume dan nilai produksi selama enam tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2006 sampai tahun 2011.
Dari tahun ke tahun volume produksi terlihat sangat bervariasi, terdapat kenaikan ataupun penurunan angka volume produksi. Pada tahun 2006 volume produksi
berada pada kisaran 5.462 ton. Tahun berikutnya terjadi kenaikan volume produksi menjadi 6.056 ton atau naik sekitar 10,89 dari tahun 2006. Perbedaan
volume produksi setiap tahunnya merupakan hal yang tidak dapat dihindari, tahun 2007 sampai ke tahun 2009 volume produksi mengalami penurunan dari 6.056 ton
ke 4.581 ton, dan semakin turun di tahun 2009 yaitu 3.950 ton. Pada tahun 2010 angka volume produksi kembali naik menjadi 6.744 ton, dan pada akhirnya
kembali turun di tahun 2011 menjadi 6.539 ton. Volume Produksi terkecil dari enam tahun terakhir ini adalah pada tahun 2009, hal ini dapat disebabkan karena
beberapa faktor, diantara faktor yang paling penting adalah faktor cuaca dan musim.
Ikan yang paling dominan didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah ikan tuna mata besar Big eye tuna, tuna madidihang Yellow fin tuna, tuna albakora
Albacore, dan cakalang Skipjack tuna. Hasil tangkapan yang didaratkan ini didominasi oleh jenis ikan tuna, hal ini disebabkan karena sumberdaya ikan tuna
di Palabuhanratu cukup tinggi, selain itu nilai jual ikan tuna juga tinggi karena merupakan komoditas ekspor. Berikut ini tabel produksi hasil tangkapan dominan
yang didaratkan di Palabuhanratu tahun 2011.
Tabel 5 Produksi hasil tangkapan dominan yang didaratkan di Palabuhanratu tahun 2011
No Produksibulan
Nama Ikan kg
Tuna Mata Besar Madidihang
Albakora Cakalang
1 Januari
223.246 67.262
37.653 12.247
2 Februari
101.889 47.778
5.259 18.513
3 Maret
140.209 66.066
16.255 15.814
4 April
139.975 94.964
84.493 18.869
5 Mei
249.173 85.769
130.005 44.781
6 Juni
182.901 66.383
107.321 45.477
7 Juli
151.629 99.235
58.886 45.668
8 Agustus
59.135 51.253
13.800 63.625
9 September
75.218 60.818
7.969 234.069
10 Oktober 123.383
90.531 6.872
177.261 11 November
197.081 129.456
11.212 94.628
12 Desember 296.195
209.923 13.300
93.787 Jumlah
1.940.034 1.069.438
493.025 864.739
Sumber: PPN Palabuhanratu 2011
5 Distribusi dan pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu
Distribusi dan pemasaran ikan hasil tangkapan dari PPN Palabuhanratu dapat berupa dua produk, yaitu produk ikan segar dan produk olahan ikan
pindang dan ikan asin. Kota tujuan distribusi dan pemasaran produk ikan segar yaitu Palabuhanratu, Sukabumi, Cibadak, Bandung, Cianjur, Bogor, Jakarta,
Surabaya, Jawa Tengah, dan untuk ekspor. Ikan pindang dipasarkan ke Cisolok, Loji, Ujung Genteng, Binuangeun, Cianjur, Blanakan, Pameungpeuk, Cibareno,
Indramayu, Cilacap, dan Juwana. Ikan asin dipasarkan ke Palabuhanratu, Sukabumi, Cicurug, Bogor, Cianjur, dan Bandung. Berikut ini akan disajikan
tabel mengenai produksi ikan segar, asin, dan pindang yang dipasarkan dari PPN Palabuhanratu.
Jenis ikan segar adalah produk ikan yang paling banyak dipasarkan dari PPN Palabuhanratu. Jumlah tertinggi pemasaran mencapai 6.001.876 kg di tahun
2010, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya rata-rata mencapai 2-3 juta kg. Ikan pindang dan ikan asin merupakan produk olahan yang dipasarkan dari PPN
Palabuhanratu dengan rata-rata pemasaran sebesar 1.009.017 kg untuk ikan pindang, dan 593.595 kg untuk ikan asin Tabel 6.
Tabel 6 Distribusi ikan segar, pindang, dan ikan asin dari PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010
No Tahun
Produksi Ikan kg Ikan Segar
Ikan Pindang Ikan Asin
1 2006
2.752.693 1.819.502
889.366 2
2007 3.311.155
1.620.869 1.124.232
3 2008
3.169.979 897.484
513.220 4
2009 3.057.894
704.061 188.312
5 2010
6.011.876 202.974
439.442 6
2011 5.322.912
809.216 407.005
Rata-rata 3.937.751
1.009.017 593.595
Sumber: PPN Palabuhanratu 2011
Jumlah tertinggi produksi ikan pindang adalah sebesar 1.819.693 kg pada tahun 2006, sedangkan pada tahun berikutnya terus mengalami penurunan hingga
tahun 2010 hanya memproduksi 202.974 kg. Produksi ikan asin tertinggi adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar 1.124.232 kg, kemudian pada tahun berikutnya
mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak merata.
4.2 Fasilitas PPN Palabuhanratu
PPN Palabuhanratu merupakan pelabuhan perikanan yang dikategorikan ke dalam klasifikasi pelabuhan perikanan tipe B. Kelancaran kegiatan dan aktivitas
perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh ketersediaan serta kelengkapan fasilitas di pelabuhan perikanan tersebut. Fungsi fasilitas disini adalah untuk
memenuhi pelayanan kepada publik, baik ke nelayan, pegawai pelabuhan, maupun masyarakat sekitar. Fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu, fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok merupakan fasilitas dasar untuk menunjang segala aktivitas utama penangkapan ikan, baik kegiatan di darat maupun di laut. Fasilitas pokok
ini meliputi dermaga, kolam pelabuhan, breakwater. Dermaga berfungsi untuk tempat bertambat dan berlabuhnya kapal dalam melakukan bongkar muat hasil
tangkapan serta pengisian bahan bakar minyak kapal. Dermaga yang ada di Palabuhanratu memiliki terdiri dari dua, yaitu dermaga 1 dan dermaga 2. Panjang
dermaga 1 adalah 509 m, sedangkan dermaga 2 memiliki panjang 410 m. Kolam pelabuhan berfungsi sebagai pintu masuk kolam pelabuhan sampai ke dermaga
dan untuk berputar kapal. Sama dengan dermaga, kolam pelabuhan di PPN Palabuhanratu terdiri dari dua yaitu kolam pelabuhan 1 dan kolam pelabuhan 2.
Kolam pelabuhan satu memiliki luas 3 ha, kedalaman 2-3 m, dan kolam pelabuhan 2 dengan luas 2 ha dengan kedalaman 4 m. Fasilitas pokok yang ketiga
adalah breakwater. Breakwater pemecah gelombang berfungsi untuk melindungi wilayah darat dari terjangan ombak ataupun gelombang laut.
Breakwater pertama berada di sebelah utara memiliki panjang 125 m, yang kedua di sebelah selatan 294 m, kemudian di sebelah timur 200 m, dan di sebelah barat
50 m. Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan
operasional di pelabuhan perikanan. Fasilitas fungsional yang ada di PPN Palabuhanratu terdiri dari TPI, kantor pelabuhan, syahbandar, depot air bersih,
tangki BBM, perbengkelan alat tangkap, galangan kapal, dan pasar ikan. TPI merupakan tempat untuk pertemuan antara nelayan penjual dengan pembeli yang
melakukan transaksi lelang ikan. Bangunan TPI di Palabuhanratu memiliki luas sebesar 920 m
2
. Kantor pelabuhan merupakan tempat para pegawai pelabuhan melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kepada publik, evaluasi, administrasi, koordinasi, dan lain-lain untuk mengatur aktivitas kepelabuhanan di
PPN Palabuhanratu. Syahbandar berfungsi mengawasi kelengkapan peraturan dan melakukan penjagaan terhadap keselamatan dan keamanan dalam pelayaran lalu
lintas kapal di pelabuhan perikanan. Depot air disalurkan melalui media truk tangki air yang mengangkut air
bersih dari PDAM ke tangki air bersih milik PPN Palabuhanratu. Kapasitas tangki air bersih yang ada di PPN Palabuhanratu adalah 5.000 liter. Tangki BBM
yang ada di PPN Palabuhanratu terdiri dari dua unit tangki dengan masing-masing kapasitas tangki adalah sebesar 320 m
3
dan 208 m
3
, tangki ini dilengkapi dengan pompa yang berfungsi untuk menyalurkan solar. Perbengkelan alat tangkap
merupakan fasilitas untuk memperbaiki alat tangkap yang rusak, areal yang disediakan untuk perbaikan jaring adalah 500 m
2
dan untuk penjemuran jaring seluas 3000 m
2
.
Galangan kapal disediakan untuk perbaikan dan perawatan kapal. Galangan kapal dilengkapi dengan rel untuk mempermudah menaikkan kapal ke daratan
ketika kondisi air laut sedang surut. Pasar ikan merupakan tempat terjadinya jual beli ikan antara pedagang ikan dengan pembeli atau tempat pemasaran hasil
tangkapan. Luas pasar ikan yang ada di PPN Palabuhanratu adalah 352 m
2
. Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang berfungsi untuk meningkatkan
peranan pelabuhan dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas di pelabuhan perikanan. Fasilitas penunjang yang ada di PPN Palabuhanratu terdiri dari rumah
dinas, MCK, Musholla, tempat parkir, guest house, puskesmas nelayan, dan warung.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil 5.1.1 Keragaan unit penangkapan ikan