Analisis isi Content Analysis

44 9 Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hierarki itu harus 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, barangkali dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasang. Jika tindakan terstruktur secara tepat, yaitu elemen-elemen sejenis tidak dikelompokkan di bawah suatu kriteria yang bermakna. Maka kita perlu balik ke langkah 2, meskipun mungkin hanya bagian–bagian persoalan dari hierarki itu yang perlu diperbaiki. Prioritas Kebijakan Pemerintah untuk Dampak Reklamasi Teluk Jakarta Tingkat I Fokus Tingkat IV Alternatif Kebijakan Tingkat III Sub Kriteria Tingkat II Kriteria Sosial Budaya Ekonomi Ekologi 1. Perubahan aktivitas ekonomi 2. Tingkat pendapatan masyarakat 1. Kelestarian habitat perairan pesisir 2. Keragaman biota pesisir 1. Hilangnya ruang interaksi sosial 2. Perubahan basis produksi masyarakat pesisir 1. Persepsi masyarakat 2. Demografi Kompensasi Beasiswa Kompensasi Ekonomi Kompensasi Relokasi Kompensasi Sarana dan Prasaranan Gambar 6 Struktur hierarki analisis dampak reklamasi di Teluk Jakarta

3.3.7 Analisis isi Content Analysis

Analisis ini adalah suatu metode penelitian untuk menghasilkan deskripsi yang obyektif dan sistematik mengenai isi konten yang terungkap dalam suatu komunikasi, informasi atau teks. Analisis konten dapat dimanfaatkan untuk 45 memahami makna dalam bentuk dokumen, artikel, buku ajar, soal ujian, media pembelajaran, rekaman video belajar-mengajar, dan sebagainya. Analisis kebijakan yang dilakukan adalah content analisis dari peraturan dan perundang undangan yang berlaku dan mengatur baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan reklamasi dan kegiatan perikanan. Peraturan dan perundang-undangan yang dianalisis antara lain 1 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya 2 Undang Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan Undang Undang Nomor 45 Tahun 2010 tentang Perubahan Undang Undang 31 Tahun 2004 tentang Perikanan 3 Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 4 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 5 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut 6 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah 7 Peraturan Presiden No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur 8 Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut 10 Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Reklamasi Pantai Utara Jakarta 11 Pedoman Reklamasi di Wilayah Pesisir 2004, Dirjen Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, Kementria Kelautan dan Perikanan. 12 Pedoman Teknis Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi 2006, Dirjen Hubungan Laut, Kementrian Perhubungan 13 Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai 2007 Dirjen Penataan Ruang, Kementrian Pekerjaan Umum. 14 Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 4 KONDISI UMUM TELUK JAKARTA

4.1 Keadaan Geografi

Wilayah Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata sekitar 7 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah DKI Jakarta berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007 terdiri dari daratan seluas 662,33 km 2 dan lautan seluas 6.977,5 km 2 Provinsi DKI Jakarta memiliki panjang pantai sekitar ± 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal. Batas wilayah di sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan wilayah Provinsi Jawa Barat, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Banten, dan di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa. Wilayah adiministrasi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota Administrasi dan 1 Kabupaten Administrasi, yaitu: Kota Administrasi Jakarta Selatan 141,27 km . Wilayah DKI memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu, dan sekitar 27 buah sungaisalurankanal yang digunakan sebagai sumber air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan. 2 , Jakarta Timur 188,03 km 2 , Jakarta Pusat 48,13 km 2 , Jakarta Barat 129,54 km 2 dan Jakarta Utara 146,66 km 2 serta Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan luas daratan 8,70 km 2 .

4.2 Kondisi Oseanografi Teluk Jakarta

Teluk Jakarta memiliki kontur kedalaman perairan yang landai. Kontur kedalaman 5 meter terletak pada kurang lebih 1 km lepas pantai dan kontur kedalaman 10 m terletak kurang lebih 3 km lepas pantai. Berdasarkan kondisi tersebut, Teluk Jakarta dapat diklasifikasikan sebagai teluk yang sangat dangkal yang mempunyai efek yang kuat pada proses pesisir. Taurusman 2007. Dasar perairan Teluk Jakarta di dominasi oleh jenis sedimen tanah liat. Namun, pada bagian barat dan tengah wilayah teluk yang disekitar pantai, sedimennya di dominasi oleh jenis pasir. Campuran pasir-tanah liat mendominasi di sebelah barat laut Teluk Jakarta atau sekitar Kepulauan Seribu Astawa et. al. 1996. Kontur kedalaman Teluk Jakarta di sajikan pada Gambar 7.