53 Menurut BPLHD 2011 ekosistem mangrove di Muara Angke merupakan
kawasan ekosistem mangrove yang dilindungi dan ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa SM. SM Muara Angke meliputi 25,02 hektar ekosistem mangrove.
Ditemukan 42 spesies bakau di Muara Angke, dimana 11 spesies merupakan mangrove sejati, antara lain Sonneratia caeseolaris pidada, Rhizophora spp.
bakau, Avicennia marina api-api, Bruguiera gymnorrhiza dan Excoecaria agallocha buta-buta. Asosiasi mangrove meliputi Terminalia catappa
ketapang , Nypa fruticans nipah dan Hibiscus tiliaceus waru laut. Selain sebagai daerah perlindungan bagi hutan bakau, SM Muara Angke
juga berfungsi sebagai habitat burung dan satwa penting. Jenis jenis burung yang ditemukan antara lain Burung Sikatan Bakau Cyornis rufigastra, Prenjak
Jawa Prinia familiaris, Cerek Jawa Charadrius javanicus, Bulbul Jawa Centropus nigrorufous dan Bangau Bluwok Mycteria cinerea. Satwa penting
lainnya yang ditemukan di SM Muara Angke antara lain Monyet ekor panjang Macaca fascicularis, Ular Sanca Python reticulatus, Kadal Pemantau Varanus
salvator, Ular Cobra Naja sputatrix, Ular Belang Bungarus fasciatus, Ular Kadut Homalopsis buccata, Ular Cincin Emas Boiga dendrophylla, Ular Daun
Ahaetula prassina dan Ular Air Cerberus rhynchops.
4.3.5 Terumbu Karang
Ekositem terumbu karang dapat ditemukan di pulau-pulau yang berada di dalam Teluk Jakarta. Hingga saat ini belum dilaporkan adanya ekosistem
terumbu karang di wilayah pantai yang ada di Teluk Jakarta. Menurut Paonganan 2009 penutupan karang hidup di pulau-pulau sekitar Teluk Jakarta
berkisar antara 24 hingga 26 . Menurut hasil penelitian penutupan karang di sekitar Teluk Jakarta menurun seiring dengan waktu Jury et al. 2011;
Siringoringo 2010. Terumbu karang yang ditemukan di pulau pulau yang berada di bagian barat teluk berpotensi untuk terpengaruh akibat kegiatan reklamasi,
seperti Pulau Bidadari dan Pulau Damar Banten.
4.4 Ancaman terhadap Wilayah Pesisir Teluk Jakarta
Akibat tingginya aktivitas pemanfaatan di wilayah pesisir Teluk Jakarta maupun di hulu dan laut lepas, wilayah ini tengah mengalami situasi yang tak
menguntungkan dan memprihatinkan. Kawasan tersebut berada dalam tekanan yang besar, dimana ekosistemnya menghadapi ancaman kerusakan dan
54 penurunan kualitas yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
kelangsungan fungsional ekosistem pesisir Teluk Jakarta. Ancaman-ancaman ini dapat berdiri sendiri atau saling berkaitan dalam
setiap pemanfatan sumberdaya atau kegiatan pembangunan yang memberikan dampak terhadap ekosistem pesisir Teluk Jakarta. Beberapa ancaman potensial
terhadap ekosistem pesisir Teluk Jakarta adalah: 1 Sedimentasi dan pencemaran
Kegiatan pembukaan lahan atas hulu dan pesisir untuk pertanian, pertambakan, permukiman, industri dan pengembangan kota merupakan
sumber beban sedimen dan pencemaran perairan pesisir. Adanya penebangan hutan dan pembukaan lahan di Daerah Aliran Sungai DAS
telah menimbulkan sedimen serius di beberapa daerah muara dan perairan pesisir Teluk Jakarta. Disamping itu sampah padat yang berasal
dari rumah tangga dan kota merupakan sumber pencemar perairan pesisir yang sulit dikontrol, akibat perkembangan pemukiman dan pusat-
pusat perdagangan yang pesat. Demikian pula pembukaan lahan pesisir untuk pertambakan dan industri berkontribusi penating dalam peningkatan
pencemaran baik organik maupun anorganik di perairan Teluk Jakarta. Sumber pencemar lain di pesisir Teluk Jakarta berasal dari kegiatan
reklamasi pantai. Kegiatan reklamasi pantai dapat mengakibatkan perubahan pada lingkungan pesisir, berupa peningkatan kekeruhan air
dan pengendapan sedimen. 2 Degradasi habitat
Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius degradasi garis pantai. Selain dari proses-proses alami seperti angin, arus dan gelombang,
aktivitas manusia juga menjadi penyebab penting erosi pantai. Kebanyakan erosi pantai yang diakibatkan oleh aktivitas manusia adalah
pembukaan hutan pesisir dan reklamasi pantai untuk kepentingan pemukiman, industri dan pembangunan infrastruktur, sehingga sangat
mengurangi fungsi perlindungan terhadap pantai. Ancaman lain terhadap habitat adalah degradasi terumbu karang di pesisir Teluk Jakarta yang
disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, diantaranya pemanfaatan ekosistem terumbu karang sebagai sumber pangan, komoditas
perdagangan ikan hias dan obyek wisata keindahan dan keanekaragaman hayati.
55 3 Degradasi sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan pembangunan dan perkembangan permukiman serta perkotaan kearah pesisir, maka terlihat
jelas adanya degradasi sumberdaya alam pesisir. Salah satu degradasi sumberdaya alam pesisir Teluk Jakarta yang cukup menonjol adalah
degradasi hutan mangrove sebagai akibat pembukaan lahankonversi hutan atau reklamasi pantai menjadi kawasan pemukiman, pertambakan
dan industri. Ancaman lain terhadap keanekaragaman hayati di peraiaran pesisir Teluk Jakarta diduga berasal dari pembangunan infrastruktur
pelabuhan, industri, dll di pinggir pantai dan juga reklamasi pantai. Kegiatan reklamasi pantai sebagaimana terjadi di pesisir Jakarta,
diperkirakan dapat merubah struktur ekologi pesisir bahkan dapat menurunkan keanekaragaman hayati perairan.
4.5 Potensi Sumberdaya Ikan