81 mengemukakan bahwa rencana proyek reklamasi di Pantai Timur Hengsha justru
memberikan dampak positif. Reklamsi tesebut akan meningkatkan kestabilan pantai, mencegah, mengatur dan mengendalikan potensi banjir melalui saluran
yang telah dibuat serta menjadi perangkap sedimen sehingga meminimumkan terajadinya sedimentasi di muara sungai Yangtse.
5.3 Manfaat Ekonomi
Rencana reklamasi Teluk Jakarta tentu saja akan menimbulkan dampak terhadap berbagai kegiatan yang saat ini sedang berlangsung di wilayah
reklamasi. Oleh karena itu melalui penelitian ini akan dilakukan analisis Extended Cost Benefit Analysis ECBA dampak reklamasi Teluk Jakarta di
wilayah studi dengan menggunakan beberapa asumsi karena terbatasnya data. Daerah penelitian yang akan direklamasi diperkirakan seluas 1,189.64 ha Tabel
19 yang merupakan daerah penangkaan ikan bagi nelayan di daerah penelitian. Menurut informasi dari perusahaan yang telah mengusulkan hal atas wilayah
reklamasi harga lahan setelah reklamasi diperkirakan sebesar Rp 13 juta per m
2
. Semakin menuju ke arah pantai atau laut maka harga tanah reklamasi akan
semakin mahal. Rencana reklamasi ini berdasarkan informasi di lapangan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 6 juta per m
2
Kegiatan reklamasi berdampak langsung terhadap kegiatan perikanan karena wilayah yang akan di reklamasi merupakan daerah penangkapan ikan
nelayan di wilayah penelitian. Adapun nelayan dengan daerah penangkapan ikan di Teluk Jakarta adalah nelayan Gillnet, Dogol, Bubu, Bagan dan Budidaya
Kerang Hijau serta Payang sebagian kecil. Berdasarkan analisis pendapatan nelayan di wilayah studi, dengan dilakukannya reklamasi maka akan
menimbulkan dampak sosial terhadap kegiatan perikanan sebesar Rp 314.511.300.000,-. Angka ini diperoleh dari kehilangan pendapatan nelayan
meliputi biaya perolehan lahan, umum dan administrasi, salary karyawan dan lain-lain yang dikeluarkan oleh
pelaku reklamasi. Biaya ini merupakan biaya langsung yang akan ditanggung oleh pelaku reklamasi dan diasumsikan biaya ini sudah termasuk biaya tidak
langsung yang berhubungan dengan pelaku reklamasi. Selain biaya langsung dan tidak langsung yang ditanggung oleh pelaku reklamasi maka pelaku
reklamasi seharusnya pula mengeluarkan biaya kerusakan lingkungan eksternalitas akibat reklamasi. Biaya eksternalitas atau biaya dampak
lingkungan ini bisa langsung maupun tidak langsung.
82 Gillnet, Dogol, Bubu, Bagan dan Budidaya Kerang Hijau serta Payang di wilayah
studi. Secara rinci disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Manfaat ekonomi dari kegiatan perikanan tangkap menurut alat
tangkap di Kawasan Teluk Jakarta
No Alat
tangkap Biayaunit
x Rp 1.000 Pendapatan
Kotorunitth x Rp 1.000
Pendapatan Bersihunitth
x Rp 1.000 Jumlah
unit Total
x Rp 1.000 1
Gillnet 117.500
172.800 55.300
1.979 109.438.700
2 Payang
167.000 234.000
67.000 341
22.847.000 3
Dogol 199.700
270.000 70.300
437 30.721.100
4 Bubu
99.500 120.000
20.500 1849
37.904.500 5
Bagan dan budidaya
103.600.000
Total 314.511.300
sumber: Jury et al. 2011
Nilai manfaat ekonomi dari sektor perikanan tangkap Tabel 22 sebesar Rp. 314,5 M. Sumbangan nilai manfaat terbesar berasal dari perikanan gillnet,
yaitu sebesar Rp. 109 M 35,9. Manfaat terkecil berasal dari payang yaitu sebesar Rp. 23 M 7,5.
Hasil valuasi ekonomi terhadap kegiatan perikanan tangkap menunjukkan kawasan Teluk Jakarta memberikan manfaat ekonomi dari kegiatan perikanan
sebesar Rp. 314,5 M Tabel 22. Manfaat ekonomi diperoleh dengan perhitungan perkiraan besarnya ikan hasil tangkapan rata-rata nelayan selama
setahun. Jika dilihat dari pendapatan bersih, maka kontribusi terbesar adalah dari alat tangkap dogol yaitu sebesar 70,3 juta rupiah dan disusul dengan payang
sebesar 67 juta rupiah. Kontribusi terendah berasal dari bubu. Jadi kontribusi pendapatan bersih per unit alat tangkap akan memberikan manfaat yang lebih
tinggi bila jumlah unit alat tangkap yang ada juga lebih banyak. Selain berdampak langsung terhadap perikanan, kegiatan reklamasi juga
berdampak langsung terhadap mangrove karena dengan kegiatan reklamasi ini tentu saja akan menghilangkan hutan mangrove dan berbagai fungsinya.
Valuasi ekonomi terhadap hutan mangrove pada penelitian ini dilakukan dengan metode benefit transfer.
Aktivitas reklamasi mungkin saja menimbulkan dampak terhadap ekosistem mangrove sehubungan dengan pemanfaatan wilayah pesisir sebagai
wilayah reklamasi. Jika aktivitas reklamasi menyebabkan kerusakan hutan
83 mangrove maka akan terjadi eksternalitas negatif langsung yang menyebabkan
kerugian. Untuk mengetahui rata-rata nilai manfaat bersih dari hutan mangrove di Indonesia digunakan hasil penelitian terdahulu seperti terlihat pada Tabel 23.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata manfaat bersih hutan mangrove per ha per tahun adalah berkisar antara Rp. 2.547.245,00 sampai dengan Rp
40.000.000,00 atau dapat pula diartikan bahwa setiap kerusakan 1 ha hutan mangrove maka akan kehilangan manfaat bersih sebesar Rp. 18.041.038,84.
Tabel 23 Valuasi ekonomi hutan mangrove
US 1.00 = Rp10,000.00 Sumber : Data sekunder,
Oleh karena itu, berapa besar kerugian yang mungkin timbul akibat terjadinya reklamasi terhadap hutan mangrove yang terdapat di wilayah
penelitian Muara Angke dapat dicari dengan cara mengalikan luas hutan magrove yang rusak ha dengan manfaat bersih per hektarnya. Sementara itu,
van Berkel et al. 2012 mangrove menyediakan habitat penting bagi bermacam benih ikan dan dengan demikian penting untuk daerah semua stok ikan. Selain
itu, hutan mangrove juga berhubungan dengan makanan dan perangkap sedimen dan tentu saja sebagai habitat penting bagi burung dan hewan lainnya.
Studi ekstensif telah dilakukan pada nilai sosial dari hutan bakau oleh IUCN 2007, nilai hutan mangrove antara USD 2853ha-USD 12843 ha. Muara Angke
adalah salah satu daerah yang memiliki hutan mangrove di pusat Teluk Jakarta, dapat dikatakan bahwa nilai sosialnya tinggi apabila harus direklamasiadopsi,
akan tetapi saat ini daerah hutan mangrove terdegradasi, sehingga cenderung menunjukkan nilai yang lebih rendah. Dengan tidak adanya data, maka dipilih
untuk mengadopsi rata-rata USD 7848 ha. Muara Angke memiliki hutan mangrove 117,7 ha 79,5 ha area hutan mangrove dan 38,2 ha suaka
margasatwa, nilai sosial yang dihasilkan diperkirakan sebesar USD 923.000
No. PenelitiTahun
Lokasi Penelitian Manfaat bersih Rphathn
1. Kusumastanto et al. 1999 Segara Anakan
2,547,245.00 2. Fahrudin1996
Kabupaten Subang 14,998,692.34
3. Agustono1996 Kabupaten Indramayu 14,618,218.00
4. Ruitenbeek1991 Bintuni Bay, Irian Jaya 50,000,000.00
84 2007. Dengan asumsi tingkat diskonto 8, maka perkiraan nilai 2012 adalah
1,35 juta USD. Pada penelitian ini nilai dampak kerusakan mangrove akibat reklamasi digunakan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh van Berkel et al.
2012 dimana nilai hutan mangrove yang hilang akibat reklamasi yang terdapat di wilayah penelitian adalah sebesar Rp 13.500.000.000,- yang selanjutnya
digunakan dalam Extended Cost Benefit Analysis ECBA. Selanjutnya dampak lingkungan langsung dari reklamasi juga akan
dirasakan oleh sektor Listrik Negara mengingat di wilayah reklamasi ini terdapat 4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU di Teluk Jakarta. Menurut van Berkel
et al. 2012, Estimasi biaya pemadaman listrik di Nigeria adalah antara USD1.27- 22.46kWh untuk keperluan sektor industry. sedangkan tingkat
hunian lebih rendah, USD0.03-USD14.61. Biaya sektor komersial ekonomi berkisar dari 5,02 untuk pelayanan ritel, sampai 21,73 untuk gedung
perkantoran, dan lebih rendah untuk fasilitas pemerintah. Untuk daerah pasokan campuran sebagai Jakarta dan biaya sosial rata-rata USD 10.85kWh. Kapasitas
total Power Station Muara Karang, Muara Tawar, dan Tanjung Priok adalah 4.522 MW yang memasok sekitar 53 kebutuhan listrik di Jakarta. The Power
Station Muara Karang sendiri memasok sekitar 1.670 MW. Menunjukkan biaya sosial 18.11 Juta USD per jam jika stasiun Daya Muara Karang dimatikan. Jika
diasumsikan bahwa reklamasi ini akan berdampak terhadap matinya listrik akibat kegiatan ini tentu saja ini merupakan biaya ekstenalitas yang dirasakan oleh
masyarakat biaya sosial. Dengan demikian berdasarkan data ini maka biaya eksternalitas biaya sosial yang ditanggung oleh masyarakat adalah sebesar Rp
18.11x1.000.000x10000x24 jamx12 bulan. Diasumsikn listrik mati selama 12 kali dalam satu tahun.
Reklamasi pantai ini juga memiliki dampak lingkungan tidak langsung, karena reklamasi ini dapat mengakibatkan banjir karena telah hilangnya
beberapa fungsi dari lingkungan. Dampak lingkungan eksternalitas tidak langsung tersebut salah satunya adalah banjir. Menurut van Berkel et al. 2012,
banjir akibat reklamasi di Teluk Jakarta akan berdampak terhadap daerah penelitian seperti yang disajikan pada Tabel 24.
85 Tabel 24 Kerugian ekonomi akibat banjir
Parameter Yang Terkena Dampak Nilai Feb 2007 dalam Rupiah
a. Pertanian 18.320.000.000
b. Indutri 1.684.030.000.000
c. Fasilitas Publik 7.270.000.000
d. Kontruksi 76.480.000.000
e. Perdagangan 66.350.000.000
f. Transportasi dan Komunikasi 89.510.000.000
g. Keuangan 76.530.000.000
h. Jasa 33.650.000.000
i. Ekonomi 97.000.000.000
Total 2.149.140.000.000
Sumber : Jakarta Coastal Defence Study 2011, van Berkel et al. 2012 Nilai-nilai pada Tabel 24 digunakan dalam penelitian ini dalam mengukur
dampak lingkungan tidak langsung akibat reklamasi yang dilakukan. Diasumsikan bahwa reklamasi Teluk Jakarta akan berdampak terhadap banjir
diwilayah studi terhadap komponen-komponen yang terkena dampak tersebut di wilayah studi dengan menggunakan benefit transfer.
Analisis biaya dan Manfaat rekalamasi teluk Jakarta ini dilakukan melalui berbagai skenario analisis biaya manfaat dengan dan tanpa kerusakan
lingkungan eksternalitas. Skenario analisis dilakukan juga dengan menggunakan tiga skenario diskonting suku bunga yakni pada level 12 untuk
mewakili risiko investasi yang tinggi, skenario medium 8 mewakili suku bunga pasar, dan skenario suku bunga 3 untuk mewakili nilai lingkungan. Konser
terhadap nilai lingkungan di masa mendatang atau pentingnya nilai ekologis untuk generasi mendatang diwakili sering dinayatakan dengan tingkat diskonto
yang rendah yang menunjukkan bahwa nilai ekonomi lingkungan di masa mendatang sangat penting dibanding dengan sekarang.
Gambar 21 di bawah ini menunjukkan hasil analisis present value manfaat bersih antara nilai baseline dimana nilai manfaat dan biaya dianggap
konstan sepanjang waktu dan nilai manfaat bersih terkoreksi yang diasumsikan
86 bahwa nilai lingkungan yang rusak akan berkurang selama kurun waktu lebih dari
15 tahun mendatang dengan rata-rata pengurangan sebesar 10 per tahun. Secara umum dapat dikatakan bahwa total nilai NPV dengan skenario
pengurangan kerusakan lingkungan setiap tahun lebih besar daripada base line asumsi kerusakan konstan. Pada diskonto 12 nilai NPV dengan pengurangan
kerusakan lingkungan sebesar Rp 625 trilyun sementara jika asumsi konstan hanya sebesar Rp 192 trilyun. Hasil ini juga menunjukkan bahwa dengan
diskonto yang rendah yakni sebesar 3 nilai manfaat bersih yang diperoleh lebih besar yakni sebesar Rp 1701.7 trilyun dengan skenario pengurangan kerusakan
lingkungan, dan Rp 754,4 trilyun dengan asumsi kerusakan konstan. Tabel 25 Nilai NPV dengan skenario pengurangan kerusakan lingkungan
Total NPV Dengan Pengurangan
Baseline r=12
624.99 192.65
r=8 971.64
371.90 r=3
1701.70 754.37
Perbedaan dan perubahan nilai NPV selama periode rekalamasi dapat dilihat pada Gambar 21 di bawah ini dimana menunjukkan bawah nilai diksonto yang
rendah akan menghasilkan manfaat yang lebih besar di masa mendatang.
87 Gambar 21 Perbandingan Present Value manfaat bersih Net BC dengan
pengurangan kerusakan dan tanpa pengurangan kerusakan dengan diskonto yang berbeda
Hasil perhitungan dengan antara net benefit tanpa kerusakan lingkungan Net BC dan net benefit dengan kerusakan lingkungan Extended NPV dengan
tiga rate diskonto yang berbeda dapat dilihat pada Tabel berikut. Sebagaimana terlihat pada tabel 26 di bawah ini, level diskonto di atas 3 menunjukkan bahwa
manfaat bersih dengan eksternalitas kontan menunjukkan nilai yang negatif yang berarti bahwa asumsi kerusakan lingkungan yang konstan sepanjang periode 30
tahun memang cenderung tidak realistik dan menghasilkan biaya yang relatif besar secara total sementara nilai mafaat yang diperoleh relatif konstan. Jika
digunakan tingkat diskonto sebesar 3 maka baik net BC tanpa eksternalitas maupun net BC dengan eksternalitas menghasilkan manfaat bersih yang positif
sebesar masing-masing Rp 754 trilyun dan Rp 88 trilyun. Hal ini menunjukkan kembali bahwa manfaat bersih yang tinggi dapat diperoleh jika tingkat suku
bunga relatif kecil yakni sebesar 3.
-150,000 -100,000
-50,000 0,000
50,000 100,000
150,000 200,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718 R
p T
ri ly
u n
Tahun
NBCRed12 NBCbase12
NBCRed8 NBCbase8
NBCRed3 NBCbase3
88 Tabel 26 Nilai NPV dengan net benefit tanpa kerusakan lingkungan dan
kerusakan lingkungan Total NPV
NetBC NetBCExt
r=12 192.653
-147.541 r=8
371.895 -75.869
r=3 754.367
88.092 Perubahan net present value sepanjang tahun dari manfaat bersih tanpa
eksternalits dan manfaat bersih dengan eksternallitas yang kontan dapat dilihat pada Gambar 22 berikut ini. Sebaimana terlihat pada Gambar 22 pada tahun di
atas tahun ke 15 perbedaan manfaat bersih menjadi relatif kecil karena sebagain biaya sudah terkapitalisasi selama proyek berlangsung.
Gambar 22 Nilai PV dengan eksternalitas konstan discount rate berbeda Tabel di bawah ini memperlihatkan nilai total manfaat antara net BC tanpa
ekesternalitas dan Net BC dengan eksternalitas dengan asumsi eksternalitas berkurang selama periode reklamasi. Pada tangkap suku bunga 12 nilai
manfaat menjadi negatif karena biaya lingkungan yang harus ditanggung cukup besar sebagai konsekuensi bahwa nilai ekologis lingkugan di masa mendatang
relatif kecil. Pada tingkat suku bunga 3 maka nilai manfaat bersih dengan
-150 -100
-50 50
100 150
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 D
is co
u n
te d
P V
R p
T ri
ly u
n
Tahun
DPVBC12 DPVEBC12
DPVBC8 PPVEBC8
DPVBC3 PPVEBC3
89 memperhatikan biaya lingkugan yang tidak konstan akan diperoleh sekitar Rp
193 trilyun. Tabel 27 Nilai NPV dengan skenario net benefit tanpa external dan external
yang berkurang Total NPV
NetBC NetBCext
r=12 624.994
-22.862 r=8
971.640 51.819
r=3 1701.700
192.926 Perubahan nilai manfaat bersih sepanjang periode reklamasi dengan
tingkat suku bungan yang berbeda dan dengan skenario pengurangan kerusakan lingkungan dapat dilihat pada Gambar 23 berikut.
Gambar 23 Nilai PV Net Benefit dengan nilai kerusakan yang berkurang
5.4 Strategi Adaptasi Nelayan