HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan penelitian ini, kita akan menjawab pertanyaan dari penelitian:

1) Apa saja cakupan materi pelajaran keselamatan kerja yang harus diberikan kepada siswa SMK yang memenuhi standar industri.

2) Bagaimana sikap Lulusan SMK yang bekerja di perusahaan-perusahaan pada bagian yang rentang terhadap kecelakaan kerja di Batam terhadap keselamatan kerja, dan bagaimana pula sikap karyawan lulusan non SMK yang bekerja di tempat yang sama terhadap keselamatan kerja sebagai referensi perbandingannya

Dari data yang didapat dan analisa yang telah dilakukan maka dapatlah kita menjawab pertanyaan penelitian yaitu dengan melihat hasil perbandingan cakupan materi yang terdapat pada silabus SMK saat ini dan cakupan materi keselamatan kerja yang dianggap penting dan sangat penting oleh responden maka disimpulkan, bahwa masih ada beberapa cakupan materi yang belum tercakup di dalam silabus SMK saat ini, dan cakupan materi keselamatan kerja ini perlu direkomendasikan kepada dinas pendidikan terkait untuk dipertimbangkan pada penyusunan silabus yang akan datang. Adapun cakupan materi yang perlu dipertimbangkan adalah:

1) Mengidentifikasi sumber bahaya (a) Pesawat angkat dan angkut: Peralatan angkat, pita pengangkut, pesawat angkutan di atas landasan dan permukaan, alat angkut rel. (b) Faktor kelistrikan: Perlengkapan listrik, peralatan listrik, besaran listrik, bahaya sentuhan listrik, sentuhan langsung dan sentuhan tidak langsung, bahaya sambaran petir, lift. (c) Faktor kinetik: Bejana tekan, pesawat uap. (d) Faktor unsur-unsur: Mudah terbakar, mudah meledak, mudah menghancurkan, mudah memercikkan api.

2) Cakupan materi tentang sumber bahaya untuk kesehatan (a) Faktor fisika: Kebisingan, getaran, radiasi, cahaya, suhu/temperatur, kelembaban

(b) Kimia: Bahan kimia berbentuk padat, cair dan berbentuk gas (c) Biologi: Serangga, bakteri, parasit, virus dan lain-lain (d) Ergonomi: Metode kerja, peralatan kerja/tata letak, lingkungan kerja (e) Psikologi: Suasana kerja, beban kerja/tekanan kerja, hubungan kerja, alur kerja yang ruwet.

3) Cakupan materi tentang sumber bahaya kebakaran: Sumber listrik, sambaran petir, listrik statis, api terbuka, puntungan rokok, pemotongan/pengelasan, permukaan panas. bunga api pembakaran, bunga api mekanik, reaksi kimia, radiasi, non teknis.

4) Peralatan keselamatan kerja yang berhubungan dengan ketinggian: Tali penunjang, tali pengikat, jaring pengangkat

5) Kesehatan perusahaan

(a) Pengontrolan nilai ambang batas fisika: Nilai ambang batas kebisingan, radiasi, cahaya, suhu, kelembaban (b) Pengontrolan lingkungan kerja: Pengontrolan udara dan air dari pencemaran, penggunaan bahan kimia yang

berbahaya (c) Pengontrolan lingkungan kerja terhadap gangguan mahluk hidup yang merusak kesehatan: serangga, bakteri, parasit, virus dan lain-lain (d) Pengontrolan ergonomi: Lingkungan kerja yang bising, yang bergetar, pekerja yang berulang-ulang dan membosankan, bekerja pada ruangan yang sempit, pekerjaan yang terlalu berat, desain peralatan yang kurang baik

6) Hirarki pengendalian bahaya: Eliminasi/menghilangkan sumber bahaya, substitusi/mengganti dengan yang lebih baik, rekayasa dan modifikasi, administrasi kontrol, alat pelindung diri.

7) Pertolongan pertama pada kecelakaan: Kecelakaan disebabkan luka bakar, luka terkena benda tajam/tumpul, kecelakaan disebabkan bahan kimia, kecelakaan tenggelam di air, kecelakaan disebabkan digigit binatang berbisa, kecelakaan patah tulang, kecelakaan terjepit, kecelakaan terpapar radiasi, kecelakaan terkena arus listrik dan lain- lain.

8) Perilaku terhadap keselamatan kerja: Perilaku kerja yang tidak aman, kondisi kerja yang tidak aman.

9) Analisa dampak lingkungan dan penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) (a) Mengidentifikasi dan mengevaluasi apa-apa saja yang bisa merusak lingkungan alam sekitar: Polusi udara/pencemaran udara, pencemaran air, pengaturan pembuangan limbah B3, alam sekitar yang terkontaminasi, penggunaan bahan yang ramah lingkungan, asap, debu, bau, aman untuk kesehatan, peraturan yang dibutuhkan dan lain-lain yang dapat merusak komunitas mahluk hidup di lingkungan tertentu.

(b) Mengidentifikasi dan mengevaluasi akibat dari kerusakan lingkungan: Memberi peringatan secara menyeluruh, kerusakan lapisan ozon, hujan asam, polusi udara/udara yang tercemar, tanah dan air tanah yang tercemar, kerusakan kekayaan alam, kelangkaan sumber-sumber alam, timbulnya penyakit akibat terpajan alam yang tercemar

(c) Perencanaan pengontrolan sebab akibat dari kerusakan alam sekitar: Penanganan limbah B3, penanganan tumpahan B3, penyimpanan material B3, penanganan pencemaran udara.

Adapun hasil analisis data sikap terhadap keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1) Hasil analisis data sikap terhadap keselamatan kerja keseluruhan karyawan (karyawan lulusan SMK dan non-SMK) adalah: mean = 120,23, median = 122,26, mode = 124, Std. Deviation= 9.909, variance= 98,198, skewness = -1,049, skor total = 26812. Kategori derajad pencapaian adalah cukup.

2) Hasil analisis data sikap terhadap keselamatan kerja karyawan lulusan SMK adalah: mean=123,05, median=124,43, mode =124, Std.Deviation=10,711, variance = 114,719, skewness= -7,64, skor total = 4553. Kategori derajad pencapaian adalah cukup.

3) Hasil analisis data sikap terhadap keselamatan kerja karyawan lulusan non SMK adalah: Mean = 119,67, median = 121,85, mode = 126, Std.Deviation= 9.675 variance = 93,605, skewness = -1,202, skor total = 22259. Kategori derajat pencapaian adalah cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data Statistik Sikap Lulusan SMK, non SMK dan Gabungan antara keduanya.

Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan sikap terhadap keselamatan kerja antara karyawan perusahaan lulusan SMK dengan karyawan Lulusan non SMK digunakan t-test. Dari hasil analisa t-test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap terhadap keselamatan kerja karyawan lulusan SMK dengan sikap terhadap keselamatan kerja karyawan lulusan non SMK. (signifikan 0,058). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan keselamatan kerja yang diterima siswa SMK tidak meningkatkan sikap positif terhadap keselamatan kerja. Dengan kata lain, sikap lulusan SMK terhadap keselamatan kerja sama saja dengan sikap lulusan non SMK yang tidak memperoleh pendidikan keselamatan kerja di sekolah sebelumnya. Data hasil analisis deskriptif t-test dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Data t- test Sikap Lulusan SMK dengan non SMK