Faktor Predisposisi 1 Pengetahuan Perawat tentang Pelaksanaan Terapi Bermain di

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi n = 30 No Karakteristik Demografi f 1. Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 8 8 12 2 26,7 26,7 40,0 6,7 2. Jenis Kelamin Wanita 30 100 5. Pendidikan S1 D3 SPK 5 24 1 16,7 80,0 3,3 6. Lama Bekeja 5 tahun 5 – 10 tahun 10 tahun 4 19 7 13,3 63.3 23,3

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Bermain

a. Faktor Predisposisi 1 Pengetahuan Perawat tentang Pelaksanaan Terapi Bermain di

Rumah Sakit Tingkat pengetahuan perawat tentang terapi bermain berdasarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pelaksanaan terapi bermain di rumah sakit diperoleh jawaban dari responden sebagai berikut: seluruh responden 100 menjawab benar tentang aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial, serta media yang baik untuk belajar. Seluruh responden menjawab benar tentang aktivitas bermain bermanfaat untuk menstimulasi kemampuan sensori- motorik, kognitif, sosial-emosional dan bahasa anak. Alat mainan yang dapat didorong dan ditarik, balok-balok, mainan bermusik, alat rumah tangga, telephone mainan, buku gambar, crayon, dan manik-manik besar dapat diberikan pada anak Universitas Sumatera Utara usia toodler, sebanyak 20 responden 66,7 menjawab salah. Distribusi responden tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 . Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat tentang Terapi Bermain n=30 No Pernyataan Benar Salah f f 1. Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial, serta media yang baik untuk belajar. 30 100 2. Aktivitas bermain bermanfaat untuk menstimulasi kemampuan sensori-motorik, kognitif, sosial-emosional dan bahasa anak. 30 100 3. Tahap perkembangan anak, status kesehatan, jenis kelamin, lingkungan, alat dan jenis permainan mempengaruhi pelaksanaan aktivitas bermain anak. 28 93,3 2 6,7 4. Bermain di rumah sakit merupakan salah satu aspek penting dan paling efektif untuk menatalaksanakan stres anak yang sedang menjalani perawatan. 27 90,0 3 10,0 5. Pelaksanaan terapi bermain di rumah sakit dapat membantu mengekspresikan perasaan anak, meminimalkan munculnya masalah perkembangan anak, dan membantu anak dalam bersosialisasi. 26 86,6 4 13,3 6. Anak yang akan melakukan terapi bermain di rumah sakit harus memiliki ektra energi yang optimal dan kondisi kesehatan yang baik mis, mampu dudukberjalan. 22 73,3 8 26,7 7. Tehnik dalam melakukan terapi bermain anak di rumah sakit adalah dengan mempertahankan kemandirian dan meningkatkan kebebasan bergerak anak. 25 83,3 5 16,7 8. Pelaksanaan terapi bermain dapat dilakukan bersamaan pada saat memberikan prosedur tindakan pengobatan. 12 40,0 18 60,0 9. Kriteria alat mainan yang dihindari pada anak adalah benda tajam, mengeluarkan suara keras, terlalu kecil, ataupun alat mainan yang membuat anak jatuh. 29 96,7 1 3,3 10. Alat mainan yang sesuai pada usia bayi: balok dengan warna bervariasi, buku bergambar, cangkirsendok, kotak musik, giring-giring, boneka berbunyi. 16 53,3 14 46,7 11. Alat mainan yang dapat didorong dan ditarik, balok-balok, mainan bermusik, alat rumah tangga, telephone mainan, buku gambar, crayon, dan manik-manik besar dapat diberikan pada anak usia toodler. 10 33,3 20 66,7 12. Alat mainan yang sesuai pada usia pra sekolah, berupa boneka-bonekaan, mobil-mobilan, buku gambar, teka-teki, menyusun potongan gambar, kertas untuk melipat-lipat, crayon, alat mainan musik dan majalah anak-anak. 28 93,3 2 6,7 13. Permainan bahasa mis, mengenalkan gambar dan kata- kata yang berhubungan dengan rumah sakit dapat diterapkan pada prosedur yang melibatkan kegiatan rutin rumah sakit. 14 46,7 16 53,3 14. Beberapa hal yang mempengaruhi pelaksanaan terapi bermain adalah pengetahuan dan sikap perawat, fasilitas, prosedur, serta kemauan anak dan keluarga. 25 83,3 5 16,7 Universitas Sumatera Utara 2 Sikap Perawat tentang Pelaksanaan Terapi Bermain di Rumah Sakit Selain pengetahuan responden, dilakukan juga penelitian terhadap sikap responden tentang pelaksanaan terapi bermain. Berdasarkan penyebaran kuesioner berisi pernyataan yang berhubungan dengan pelaksanaan terapi bermain, diperoleh jawaban sebagai berikut: mayoritas responden sebanyak 21 responden 70 menjawab setuju menjadikan terapi bermain merupakan salah satu intervensi asuhan keperawatan kepada anak. Sebanyak 14 responden 46,7 menjawab setuju mengizinkan orang tua membawa mainan anaknya ataupun peralatan sekolah dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi anak. Sebanyak 16 responden 53,3 tidak setuju menyediakan alat mainan untuk pelaksanaan terapi bermain anak, dan hanya 11 responden 36,7 tidak setuju membagi anak ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan usia anak. Sebanyak 15 responden 50 tidak setuju mempraktekan prosedur pengobatan melalui permainan sebelum melakukan prosedur kepada anak misalnya, memberikan obat, menyuntik, pemasangan IV. Akan tetapi 14 responden 46,7 sangat setuju menyesuaikan alat mainan yang akan digunakan anak berdasarkan usia anak. Sebanyak 17 responden 56,7 menjawab tidak setuju memperkenalkan alat-alat medis yang ada di rumah sakit melalui permainan, misalnya menggambar. Distribusi responden tentang sikap perawat tentang terapi bermain tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3 . Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Perawat tentang Terapi Bermain n=30 No Pernyataan SS S TS f f f 1. Terapi bermain merupakan salah satu intervensi asuhan keperawatan yang akan Saya berikan kepada anak. 1 3,3 21 70 8 26,7 2. Saya mengizinkan orang tua membawa mainan anaknya ataupun peralatan sekolah dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi anak. 10 33,3 14 46,7 6 20,0 3. Saya menyediakan alat mainan untuk pelaksanaan terapi bermain anak 7 23,3 7 23,3 16 53,3 4. Dalam terapi bermain Saya akan membagi anak ke dalam kelompok- kelompok sesuai dengan usia anak. 10 33,3 9 30,0 11 36,7 5. Saya mempraktekan prosedur pengobatan melalui permainan sebelum melakukan prosedur kepada anak misalnya, memberikan obat, menyuntik, pemasangan IV. 6 20,0 9 30,0 15 50,0 6. Saya menyesuaikan alat mainan yang akan digunakan anak berdasarkan usia anak. 14 46,7 4 13,3 12 40,0 7. Saya memperkenalkan alat-alat medis yang ada di rumah sakit melalui permainan, misalnya menggambar. 4 13,3 9 30,0 17 56,7 8. Saya memperhatikan kondisi anak, perasaan emosional anak melalui aktivitas yang dilakukannya. 16 53,3 6 20,0 8 26,7 9. Permainan yang Saya berikan pada anak sesuai dengan pengobatan yang sedang dijalankan anak, seperti pada anak yang tirah baring. 11 36,7 5 16,7 14 46,7 10. Saya melibatkan orang tua anak dalam pelaksanaan aktivitas bermain. 13 43,3 8 26,7 9 30,0 11. Saya menyediakan waktu yang cukup untuk aktivitas bermain anak. 9 30,0 9 30,0 12 40,0 12. Saya meminta persetujuan orang tua untuk mengajak dan menentukan terapi bermain anak. 13 43,3 4 13,3 13 43,3 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan responden tentang terapi bermain dalam kategori baik sebanyak 25 responden 83,3, sedangkan sikap responden terhadap terapi bermain dalam kategori kurang sebanyak 17 responden 56,7. Faktor predisposisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan Faktor Predisposisi n = 30 Faktor Predisposisi Baik Cukup Kurang f f f Pengetahuan Perawat 25 83,3 5 16,7 Sikap Perawat 13 43,3 17 56,7

b. Faktor Pendukung 1 Fasilitas yang Mendukung Pelaksanaan Terapi Bermain