86 Kesehatan Mental
3. Mahasiswa dapat memberikan alternatif manajemen konflik interpersonal.
b. Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan proses hubungan interpersonal dalam kesehatan mental, dapat
diukur dengan: a. Mahasiswa mampu menguraikan proses terbentuknya
hubungan interpersonal. b. Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya
keintiman intimacy dan faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya.
2. Mahasiswa dapat menganalisa permasalahan seputar hubungan interpersonal, dapat diukur dengan:
a. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Segitiga Cinta Triangle of Love.
3. Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep keintiman dalam membahas conto.h kasus seputar hubungan
interpersonal. a. Mahasiswa dapat memberikan alternatif manajemen
konflik interpersonal, dapat diukur dengan: b. Mahasiswa mampu merumuskan suatu alternatif
pemecahan masalah terkait konflik interpesonal.
1.2. PENYAJIAN 1.2.1. Uraian dan Penjelasan
A. Pengaruh Sosial dan Mempengaruhi Orang Lain
Dalam kehidupan sosial, manusia satu dengan yang lain saling berinteraksi dan berkomunikasi. Beberapa orang ada yang
mengadopsi pemikiran, perasaan, bahkan perilaku orang lain di sekitarnya sebagai miliknya dalam upayanya merespon tuntutan
sekitar. Misalnya seorang yang biasanya pendiam dan pasif, ketika menonton pertunjukkan band terkenal bersama kelompok massa,
dapat berubah menjadi individu yang bersemangat, berteriak-teriak, berjoget, bahkan ikut menjadi agresif manakala kelompok massa di
sekitarnya tersebut menjadi agresif. Hal tersebut dikenal dengan proses pengaruh sosial. Pengaruh sosial dapat terjadi kepada siapa
saja yang terlibat dalam hubungan interpersonal, dengan beberapa cara yang akan kita bahas berikut ini.
Kesehatan Mental 87
PERSUASI. Perilaku individu dapat berubah dengan metode persuasi.
Proses persuasi sendiri terbagi atas dua rute, yaitu rute central dan rute tepi peripherali. Pada rute central terisi argumentasi logis serta
bukti-bukti mengenai suatu objek. Sedangkan dalam rute peripheral kita mengasosiasikan objek dengan tanda-tanda positif maupun
negatif. Persuasi yang bersifat emotional akan lebih mengena pada individu lain daripada persuasi yang berisi presentasi logis semata.
Selain itu, pesan yang berulang akan lebih meninggalkan kesan pada individu yang menerimanya daripada pesan yang hanya sekali
diterima. Kebanyakan orang akan lebih mudah terpersuasi oleh figur-figur yang dikenal dan dianggap sama dengan mereka, seperti
selebritis dan tokoh-tokoh tertentu.
KOMFORMITAS. Dalam interaksi sosial, perubahan perilaku
seseorang menjadi taat atau sesuai pada perilaku yang ditampilkan kelompoknya atau norma sosialnya disebut dengan komformitas.
Ada beberapa faktor yang membuat individu mudah melakukan komformitas, antara lain: berada pada budaya yang bersifat kolektif,
adanya keinginan untuk disukai atau diterima kelompok tertentu, rendahnya harga diri, nilai personal yang mudah dipengaruhi, serta
kurangnya pertahanan diri. DEINDIVIDUASI.
Deindividuasi merupakan suatu kondisi berkurangnya kesadaran individu dan rendahnya perhatian individu
terhadap evaluasi sosial. Faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami deindividuasi adalah anonymity, ketidakjelasan
tanggung jawab, dorongan yang sangat kuat, dan fokus yang lebih besar terhadap norma kelompok daripada nilai personal.
Kebanyakan individu yang berada dalam kerumunan atau kelompok besar akan melakukan perilaku kelompok yang sebenarnya tidak
dapat mereka terima atau lakukan ketika sendirian. ALTRUISM.
Kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dengan mengurangi perhatian pada diri sendiri, yang biasanya
ditampilkan dalam perilaku menolong orang lain disebut dengan altruism
. Tetapi, mengapa seseorang kadang mau berkorban untuk orang lain dan terkadang juga tampak tidak peduli? Hal
ini dapat terjadi karena seseorang akan cenderung peduli ketika
88 Kesehatan Mental
dalam mood yang baik, empatik, meyakini bahwa harus segera melakukan sesuatu untuk orang lain tersebut, merasa
bertanggung jawab untuk bertindak, tahu apa yang harus dilakukannya, dan merasa dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Akan tetapi, kondisi di atas dapat menjadi melemah ketika kita berada dalam suatu kelompok atau kerumunan karena dalam
kelompok tersebut kita merasakan ketidakjelasan tanggung jawab. Intinya seseorang akan lebih tampil menolong orang lain
apabila kita berpikir sebagai salah seorang yang ada di lokasi tersebut dan mampu untuk menolong.
B. Komunikasi dalam Hubungan Interpersonal Relasi SOCIAL MODEL FAIR-EXCHANGE MODEL.