Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental

12 Kesehatan Mental b. memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental c. memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masyarakat d. memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan mental masyarakat e. meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi timbulnya gangguan mental. Sedangkan sasarannya adalah: 1. masyarakat umum, sebagai fungsi: prevensi primer promosi kesehatan mental. 2. masyarakat kelompok resiko tinggi, sebagai fungsi: intervensi kelompok resiko high-risk intervention 3. kelompok yang mengalami gangguan, sebagai fungsi: prevensi sekunder screening dan prompt- treatment 4. kelompok yang pernah mengalami gangguan memiliki hendaya, sebagai fungsi: prevensi tersier rehabilitasi relapse prevention . KONSEPSI YANG SALAH MENGENAI KESEHATAN MENTAL. Selama ini masih banyak mitos dan konsepsi yang diyakini masyarakat Indonesia mengenai Kesehatan Mental yang keliru, antara lain: gangguan mental adalah herediter diturunkan, gangguan mental tidak dapat disembuhkan, gangguan mental muncul secara tiba-tiba, gangguan mental merupakan aib noda bagi lingkungannya, gangguan mental merupakan peristiwa tunggal, seks merupakan penyebab munculnya gangguan mental, kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu disiplin ilmu saja, kesehatan mental dipandang sama dengan “ketenangan batin”, yang dimaknai sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa ambisi, pasrah.

B. Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental

Gerakan Kesehatan Mental berkembang seiring dengan adanya revolusi pemahaman masyarakat mengenai mental yang sehat dan cara-cara penanganannya, terutama di masyarakat barat. Adapun tahap-tahapan perkembangan gerakan kesehatan mental, yaitu: 1. TAHAP DEMONOLOGI sebelum abad pertengahan Kesehatan Mental 13 Kesehatan mental dikaitkan dengan kekuatan gaib, kekuatan spiritual, setan dan makhluk halus, ilmu sihir, dan sejenisnya. Gangguan mental terjadi akibat kegiatan yang menentang kekuatan gaib tersebut. Sehingga bentuk penanganannya, tidak ilmiah dan kurang manusiawi, seperti: upacara ritual, penyiksaan atau perlakuan tertentu terhadap penderita dengan maksud mengusir roh jahat dari dalam tubuh penderita. 2. TAHAP PENGENALAN MEDIS 4 abad SM – abad ke-6 M Mulai 4 abad SM muncul tokoh-tokoh bidang medis Yunani: Hipocrates, Hirophilus, Galenus, Vesalius, Paracelsus, dan Cornelius Agrippa, mulai menggunakan konsep biologis yang penanganannya lebih manusiawi. Gangguan mental disebabkan gangguan biologis atau kondisi biologis seseorang, bukan akibat roh jahat. Mendapat pertentangan keras dari aliran yang meyakini adanya roh jahat. 3. TAHAP SAKIT MENTAL DAN REVOLUSI KESEHATAN MENTAL Mulai muncul pada abad ke-17: Renaissance revolusi Prancis, dengan tokohnya: Phillipe Pinel. Mengutamakan: persamaan, kebebasan, dan persaudaraan dalam penanganan pasien gangguan mental di rumah sakit secara manusiawi. Terjadi perubahan dalam: pemikiran mengenai penyebab gangguan mental dan cara penanganan dan upaya penyembuhan. Tokoh- tokoh lain yang mendukung adalah : a. William Tuke abad 18, di Inggris: perlakuan moral pasien asylum a. Benjamin Rush 1745-1813, di Amerika Serikat: merupakan bapak kedokteran jiwa Amerika b. Emil Kraepelin 1855-1926, di Jerman: menyusun klasifikasi gangguan mental pertama c. Dorothea Dix 1802-1887, di Amerika: mengajar dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat miskin dan komunitas perempuan di penjara d. Clifford Beers 1876-1943, di Amerika: pengusaha yang mendirikan gerakan kesehatan mental di Amerika. 4. TAHAP PENGENALAN FAKTOR PSIKOLOGIS Abad ke-20 Merupakan Revolusi Kesehatan Mental ke-2: munculnya pendekatan psikologis Psikoanalisa yang mempelopori penanganan penderita gangguan mental secara medis dan psikologis. Tokoh utamanya adalah Sigmund Freud, yang 14 Kesehatan Mental melakukan: penanganan hipnose, katarsis, asosiasi bebas, analisis mimpi. Tujuannya adalah mengatasi masalah mental individu dengan menggali konflik intrapsikis penderita gangguan mental. Intervensi tersebut dikenal dengan istilah penanganan klinis psikoterapi. 5. TAHAP MULTIFAKTORIAL Mulai berkembang setelah Perang Dunia II. Kesehatan mental dipandang tidak hanya dari segi psikologis dan medis, tetapi melibatkan faktor interpersonal, keluarga, masyarakat, dan hubungan sosial. Interaksi semua faktor tersebut diyakini mempengaruhi kesehatan mental individu dan masyarakat. Merupakan Revolusi ke-3 Gerakan Kesehatan Mental dengan tokohnya: Whittingham Beers buku ”A Mind That Found Itself”, William James, dan Adolf Meyer. Menurut pandangan ini, penanganan penderita gangguan mental, lebih baik dilakukan sejak tahap pencegahannya, yaitu: a. pengembangan perbaikan dalam perawatan dan terapi terhadap penderita gangguan mental b. penyebaran informasi yang mengarah pada sikap inteligen dan humanis pada penderita gangguan mental c. mengadakan riset terkait d. mengembangkan praktik pencegahan gangguan mental. Adapun organisasi terkait yang berkembang, antara lain: Society for Improvement The Condition of The Insane London-1842 dan American Social Hygiene Association AS-1900.

C. Paradigma dalam Kesehatan Mental