organisasi. 5. Melibatkan serikat pekerja dalam semua proses penciptaan dan
pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja. Sistem imbalan yang efektif termasuk perlindungan karyawan ditempatnya
berkarya, kiranya jelas terlihat bukan imbalan dalam bentuk uang saja hal yang sangat penting, tetapi perlindungan terhadap karyawan juga tidak kalah
pentingnya.
2.1.3 Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang. Maka Rumah Sakit RS juga termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak
pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Segala hal yang menyangkut penyelenggaraan K3 di rumah sakit diatur di dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 432 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 di Rumah Sakit termasuk pengertian dan ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja di
Rumah Sakit. a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1 Kesehatan Kerja Menurut WHO ILO 1995
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. 2 Kesehatan dan keselamatan kerja
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerjaburuh dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
3 Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit adalah upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjungpengantar
orang sakit untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjungpengantar orang sakit, maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit.
b. Ruang Lingkup 1 Prinsip, Kebijakan Pelaksanaan dan Program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit K3RS
Universitas Sumatera Utara
a Prinsip K3RS Agar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit K3RS
dapat dipahami secara utuh, perlu diketahui pengertian 3 komponen yang saling berinteraksi, yaitu :
1 Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik. 2 Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus ditanggung
oleh pekerja dalam melaksankan tugasnya. 3 Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja
b Program K3RS Program K3 di rumah sakit bertujuan untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan produktifitas pekerja, melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat serta
lingkungan sekitar Rumah Sakit. Kinerja setiap petugas petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen
yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. Program K3RS yang harus diterapkan adalah :
1 Pengembangan kebijakan K3RS 2 Pembudayaan perilaku K3RS
3 Pengembangan Sumber Daya Manusia K3RS 4 Pengembangan Pedoman dan Standard Operational Procedure
SOP K3RS
Universitas Sumatera Utara
5 Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja 6 Pelayanan kesehatan kerja
7 Pelayanan keselamatan kerja 8 Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat,
cair, gas 9 Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya
10 Pengembangan manajemen tanggap darurat 11 Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan
kegiatan K3 12 Review program tahunan
c Kebijakan pelaksanaan K3 Rumah sakit merupakan tempat kerja yang padat karya, pakar,
modal, dan teknologi, namun keberadaan rumah sakit juga memiliki dampak negatif terhadap timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat
kerja, bila rumah sakit tersebut tidak melaksanakan prosedur K3. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan kebijakan sebagai berikut :
1 Membuat kebijakan tertulis dari pimpinan rumah sakit 2 Menyediakan Organisasi K3 di Rumah Sakit sesuai dengan
Kepmenkes Nomor 432MenkesSKIV2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit
3 Melakukan sosialisasi K3 di rumah sakit pada seluruh jajaran rumah sakit
4 Membudayakan perilaku k3 di rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
5 Meningkatkan SDM yang professional dalam bidang K3 di masing-masing unit kerja di rumah sakit
6 Meningkatkan Sistem Informasi K3 di rumah sakit 2 Standar Pelayanan K3 di Rumah Sakit
Pelayanan K3RS harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai komponen yang ada di rumah sakit. Pelayanan K3 di rumah sakit
sampai saat ini dirasakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan kerja SMK3. a Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti tercantum pada pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009
dan peraturan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi RI No.03men1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. Adapun bentuk
pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, sebagai berikut : 1 Melakukan pemeriksaan kesehatan sebekum kerja bagi pekerja
2 Melakukan pendidikan dan penyuluhanpelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada pekerja di rumah
sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya.
3 Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan di rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
4 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental rohani dan kemampuan fisik pekerja
5 Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit
6 Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja rumah sakit yang akan pension atau pindah kerja
7 Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap pekerja
dan pasien 8 Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
9 Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja Pemantauanpengukuran
terhadap faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi 10 Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan
kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit
b Standar pelayanan Keselamatan kerja di Rumah Sakit Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat
dengan sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan :
1 Pembinaan dan pengawasan keselamatankeamanan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
2 Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap pekerja
3 Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja 4 Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair
5 Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja 6 Pelatihanpenyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja
7 Member rekomendasimasukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait
keselamatankeamanan 8 Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
9 Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran MSPK
10 Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit
dan Unit teknis terkait di wilayah kerja kerja Rumah Sakit 3 Standar K3 Sarana, Prasarana, dan Peralatan di Rumah Sakit
Sarana didefinisikan sebagai segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh mata maupun teraba panca indera dan dengan mudah
dapat dikenali oleh pasien dan umumnya merupakan bagian dari suatu bangunan gedung pintu, lantai, dinding, tiang, kolong gedung, jendela
ataupun bangunan itu sendiri. Sedangakan prasarana adalah seluruh jaringaninstansi yang membuat suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, antara lain : instalasi air bersih dan air kotor,
Universitas Sumatera Utara
instalasi listrik, gas medis, komunikasi, dan pengkondisian udara, dan lain- lain.
4 Pengelolaan Jasa dan Barang Berbahaya Barang Berbahaya dan Beracun B3 adalah bahan yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
a Kategori B3 Memancarkan radiasi, Mudah meledak, Mudah menyala atau
terbakar, Oksidator, Racun, Korosif, Karsinogenik, Iritasi, Teratogenik, Mutagenic, Arus listrik.
b Prinsip dasar pencegahan dan pengendalian B3 1 Identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk
mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya. 2 Evaluasi, untuk menentukan langkah-langkah atau tindakan yang
diperlukan sesuai sifat dan karakteristik dari bahan atau instalasi yang ditangani sekaligus memprediksi risiko yang mungkin terjadi
apabila kecelakaan terjadi 3 Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan
evaluasi yang dilakukan meliputi pengendalian operasional, pengendalian organisasi administrasi, inspeksi dan pemeliharaan
Universitas Sumatera Utara
sarana prosedur dan proses kerja yang aman, pembatasan keberadaan B3 di tempat kerja sesuai jumlah ambang.
4 Untuk mengurangi resiko karena penanganan bahan berbahaya c Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya
Rumah sakit harus melakukan seleksi rekanan berdasarkan barang yang diperlukan. Rekanan yang akan diseleksi diminta
memberikan proposal berikut company profile. Informasi yang diperlukan menyangkut spesifikasi lengkap dari material atau produk,
kapabilitas rekanan, harga, pelayanan, persyaratan K3 dan lingkungan serta informasi lain yang dibutuhkan oleh rumah sakit.
Setiap unit kerjainstalasisatker yang menggunakan, menyimpan, mengelola B3 harus menginformasikan kepada instalasi
logistic sebagai unit pengadaan barang setiap kali mengajukan permintaan bahwa barang yang diminta termasuk jenis B3. Untuk
memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat form seleksi yang memuat kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem
penilaian untuk masing-masing criteria yang ditentukan. 5 Standar SDM K3 di Rumah Sakit
Kriteria tenaga K3 terdiri dari: a Rumah Sakit Kelas A
1 S3S2 K3 minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS
Universitas Sumatera Utara
2 S2 kesehatan minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS
3 Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi SpOk dan S2 Kedokteran Okupasi minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS 4 Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 2 orang
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS
5 Dokterdokter gigi spesialis dan dokter umumdokter gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS 6 Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 informal
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS
7 Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang
8 Tanaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 informal mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang
9 Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang
b Rumah Sakit Kelas B 1 S2 kesehatan minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus
terakreditasi mengenai K3 RS
Universitas Sumatera Utara
2 Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS 3 Dokterdokter gigi spesialis dan dokter umumdokter gigi minimal
1 orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS
4 Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 informal yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS minimal 1 orang 5 Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang 6 Tanaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 informal mendapat
pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang 7 Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi
mengenai K3 RS minimal 1 orang c Rumah Sakit kelas C
1 Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS 2 Dokterdokter gigi spesialis dan dokter umumdokter gigi minimal
1 orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS
Universitas Sumatera Utara
3 Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang
4 Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang
6 Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan, dan Pelaporan a Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui sistem berjenjang. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh
Departemen Kesehatan. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain dengan melalui pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis, dan temu
konsultasi. Pengawasan pelaksanaan Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di rumah sakit dibedakan dalam dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan oleh pimpinan langsung rumah sakit yang
bersangkutan, dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Menteri kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing. b Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis dari masing-masing unit kerja rumah sakit dan
kegiatan K3RS secara keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang dikumpulkan dan dilaporkan diinformasikan oleh
organisasi K3RS, ke Direktur Rumah Sakit dan unit teknis terkait di
Universitas Sumatera Utara
wilayah Rumah Sakit. Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan k3 adalah menghimpun dan menyediakan data dan informasi
kegiatan K3, mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan K3; mencatat dan melaporkan setiap kejadiankasus K3, dan menyusun dan
melaksanakan pelaporan kegiatan K3. Pelaporan terdiri dari; pelaporan berkala bulanan, semester,
dan tahunan dilakukan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan dan pelaporan sesaatinsidentil, yaitu pelaporan yang dilakukan sewaktu-
waktu pada saat kejadian atau terjadi kasus yang berkaitan dengan K3. Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan k3 adalah
mencatat dan melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3, yang tercakup di dalam :
1 Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan lingkungan rumah sakit.
2 Kejadiankasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya penanggulangan dan tindak lanjutnya.
2.1.4 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit