1 Gambaran Umum Desa Ngancar
II.1 Gambaran Umum Desa Ngancar
II.1.1 Letak dan batas wilayah
Penelitian ini tepatnya dilakukan di Desa Ngancar, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Pemilihan Desa Ngancar sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan pertimbangan beberapa kondisi dan potensi desa. Desa ini memiliki tingkat swadaya yang relatif tinggi. Padahal, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh tani dengan penghasilan yang minim serta termasuk desa dengan peradaban yang tergolong masih rendah. Selain itu, Desa Ngancar mempunyai beberapa potensi yang jika dimanfaatkan dengan baik akan semakin dapat mendukung optimalisasi pembangunan.
Secara geografis, Desa Ngancar merupakan desa yang terletak di sebelah paling timur wilayah Jawa Tengah. Desa dengan suhu rata-rata harian 26-32 0 Celcius ini mempunyai total luas wilayah 666,1215 Ha. Batas wilayah Desa Ngancar adalah sebagai berikut: Batas wilayah sebelah utara : Desa Bumiharjo; Batas wilayah sebelah selatan : Desa Girikikis; Batas wilayah sebelah timur : Desa Bulurejo; dan Batas wilayah sebelah barat : Kelurahan Giriwoyo.
commit to user
yaitu Kecamatan Giriwoyo adalah sejauh 3 kilometer dengan waktu tempuh selama 10 menit jika ditempuh dengan transportasi umum. Sedangkan, jarak tempuh dari Desa Ngancar ke ibu kota kabupaten terdekat yaitu Kabupaten Wonogiri adalah sejauh 60 kilometer dengan waktu tempuh selama kurang lebih 1 jam. Ketersediaan transportasi umum dari Desa Ngancar menuju Kota Wonogiri cukup memadai, ditambah lagi dengan beberapa armada yang berasal dari arah Pacitan menuju Solo. Sebagai desa yang terletak paling timur, Desa Ngancar relatif berbatasan langsung dengan Kota Pacitan dan memerlukan waktu tempuh selama 15 menit untuk sampai ke batas kota Pacitan.
Desa Ngancar terdiri dari 8 dusun yaitu Dusun Karangasem, Dusun Ngancar, Dusun Dungringin, Dusun Dungbendo, Dusun Jetis, Dusun Tapan, Dusun Petir, dan Dusun Glonggong. Total rukun tetangga (RT) Desa Ngancar adalah 21 dengan rincian Dusun Karangasem memiliki 3 RT, Dusun Ngancar 3 RT, Dusun Dungringin 2 RT, Dusun Dungbendo 2 RT, Dusun Jetis 3 RT, Dusun Tapan 3 RT, Dusun Petir 2 RT, dan Dusun Glonggong 3 RT (lihat lampiran 1).
II.1.2 Keadaan geografis
Topografi Desa Ngancar sebagian besar adalah dataran dan perbukitan. Wilayahnya mempunyai potensi sumber alam yang terdiri dari
95 Ha persawahan, 100 Ha hutan milik negara, 106 Ha pemukiman
commit to user
dan Tingkat Perkembangan Desa Ngancar Tahun 2010 ) .
Desa Ngancar memiliki infrastruktur desa dengan jumlah yang memadai dan dalam keadaan yang terawat dengan baik, diantaranya adalah beberapa bangunan peribadatan, bangunan pendidikan, dan prasarana transportasi berupa jalan desa. Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Ngancar, Mulyatmo, jalan distrik di desa ini telah 100% berupa jalan aspal, sedangkan jalan lingkungan telah 80% berupa rabat beton. Jalan di tiga dusun di Desa Ngancar yaitu Dusun Petir, Glonggong, dan Tapan merupakan Jalur Lintas Selatan sebagai jalan pintas antara Propinsi Jawa Tengah dengan propinsi Jawa Timur dan merupakan jalur lalu lintas kendaraan besar seperti truk tronton, bus AKAP, dan lain-lain.
II.1.3 Keadaan demografis
a. Jumlah penduduk Saat ini, jumlah penduduk Desa Ngancar tercatat sebanyak 2300 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1180 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1120 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Ngancar adalah 724 KK. Dusun Glonggong merupakan dusun dengan jumlah penduduk terbanyak di Desa Ngancar yaitu 364 jiwa, sedangkan Dusun Petir merupakan dusun dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 185 jiwa.
commit to user
Berdasarkan data terakhir yang tersedia, yaitu Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa Ngancar, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 jumlah seluruh penduduk adalah 2300 jiwa. Dari jumlah tersebut, dapat digolongkan menurut usia dan jenis kelamin seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3
Keadaan Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin
Di Desa Ngancar
No.
Golongan usia
Jenis kelamin
Jumlah %
Laki-laki Perempuan
Total jumlah
1120
1180
2300 100 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa
Ngancar Tahun 2010 (diolah)
commit to user
Seperti halnya daerah lain, penduduk Desa Ngancar Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri juga memiliki mata pencaharian yang beragam.
Tabel 4
Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Ngancar No.
Pekerjaan
Jumlah %
1. Sektor pemerintahan
a. Perangkat desa
14 0,61
b. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
25 1,09
c. Bidan dan paramedis kesehatan
3 0,13
d. Guru swasta
7 0,3
e. TNI/Polri
1 0,04
2. Sektor usaha kecil dan menengah
a. Pedagang/wiraswasta/industri
125 5,43
3. Sektor peternakan
a. Ternak sapi
4 0,17
4. Sektor pertanian
a. Petani
952 41,39
b. Buruh tani
106 4,61
5. Sektor keterampilan
a. Tukang batu
37 1,62
b. Tukang kayu
21 0,91
c. Pramuwisma
14 0,61
d. Karyawan swasta
Total Jumlah
2300 100 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa Ngancar Tahun 2010 (diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Ngancar sangat bervariasi. Diantaranya adalah 5,43% penduduknya
mempunyai
matapencaharian sebagai pedagang/wiraswasta/industri, 41,39% sebagai petani, 4,61% sebagai
commit to user
Negeri Sipil (PNS), perangkat desa, dan guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Ngancar bermatapencaharian di sektor pertanian yaitu sebanyak 1058 orang atau 46% dari total jumlah penduduk.
d. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan Dari data yang ada di Desa Ngancar Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri tingkat pendidikan penduduk memperlihatkan komposisi yang menunjukkan bahwa kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan masih rendah. Untuk lebih jelas mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Di Desa Ngancar
No.
Tingkat pendidikan
Jumlah (orang) %
1. Belum sekolah
182 7,91
2. Belum tamat (masih sekolah)
154 6,7
3. Tamat pendidikan umum
a. Tamat SD/sederajat
934 40,61
b. Tamat SMP/sederajat
245 10,65
c. Tamat SMA/sederajat
370 16,09
d. Tamat D1
e. Tamat D2
7 0,3
f. Tamat D3
3 0,13
g. Tamat S1
6 0,26
h. Tamat S2
i. Tamat S3
3. Tidak tamat SD/sederajat
399 17,35
Total Jumlah
2300 100 Tabel di atas memberi gambaran bahwa masih banyak
penduduk di Desa Ngancar Kecamatan Giriwoyo yang tidak
commit to user
pemerintah. Hampir separuh penduduk Desa Ngancar yaitu 934 orang atau sekitar 40,61% hanya tamat SD, 245 orang lainnya tamat SMP/sederajat atau sekitar 10,65%, 370 orang tamat SMA/sederajat atau sekitar 16,09%, 10 orang tamat diploma atau sekitar 0,43%, dan hanya 6 orang yang tamat perguruan tinggi. Jika dilihat dari tingkat pendidikan pendidikan penduduknya, Desa Ngancar masih termasuk desa tertinggal karena penduduknya banyak yang tidak melanjutkan sekolah dan hanya sedikit yang mendapat kesempatan melanjutkan sekolahnya hingga perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang rendah dalam suatu masyarakat merupakan salah satu dimensi kemiskinan.
II.1.4 Keadaan sosial, budaya, dan ekonomi
a. Sosial dan budaya Sebagai daerah pedesaan, Desa Ngancar kondisinya tidak jauh berbeda dengan desa lain yang belum dapat berkembang secara maksimal. Kondisi sosial masyarakat dapat dikatakan tidak terlalu baik. Hal ini terlihat pada sumber daya manusia yang ada di desa tersebut. Sumber daya manusia yang ditemui masih memprihatinkan baik dari segi pendidikan maupun taraf kehidupan sehari-hari. Walaupun aksesibilitas menuju ke Desa Ngancar relatif bagus dan lancar dengan jalan beraspal, tetapi dengan lokasi yang cukup jauh dari
commit to user
mengeluarkan biaya mahal untuk menuju ke Desa Ngancar.
Dari segi budaya, masyarakat di Desa Ngancar masih melaksanakan tradisi adat istiadat dan budaya seperti halnya pedesaaan seperti gotong-royong untuk kegiatan bersama. Berdasarkan Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa Ngancar Tahun 2010, tingkat kegotongroyongan penduduk Desa Ngancar tergolong tinggi. Kegiatan gotong royong tersebut dapat dijumpai dalam pembangunan rumah, istilahnya sambatan. Selain itu, terdapat pula gotong royong dalam pembangunan fisik, misal pembangunan jalan desa (Lihat lampiran 2). Masyarakat juga aktif dalam setiap kegiatan sosial, misalnya tradisi keagamaan dan kegiatan-kegiatan arisan.
b. Ekonomi Perekonomian Desa Ngancar tidak terlepas dari beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan penduduknya. Potensi sumber daya manusia yang ada di Desa Ngancar ditunjang oleh potensi sumber daya alam yang mendukung. Penduduk Desa Ngancar melakukan kegiatan ekonomi di beberapa bidang, diantaranya di sektor pertanian dengan menanam berbagai tanaman pangan, sektor perkebunan dengan menanam kelapa, cengkeh, dan mete, sektor peternakan, dan menggali beberapa bahan galian dari alam.
Untuk sektor tanaman pangan, selain menanam padi dan jagung, mayoritas penduduk Desa Ngancar juga menanam kacang
commit to user
kedelai, dan kacang tanah merupakan tanaman pangan dengan masa tanam selama 3 bulan, sedangkan ubi kayu dapat dipanen setelah 6 bulan-12 bulan masa tanam.
Mata pencaharian masyarakat Desa Ngancar dipengaruhi oleh kondisi geografis yang berupa daerah perbukitan dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Mata pencaharian masyarakat di Desa Ngancar terutama kaum laki-laki tidak hanya satu pekerjaan saja. Artinya, mereka memiliki pekerjaan utama yang sebagian besar sebagai petani. Pekerjaan tambahan mereka berupa pekerjaan- pekerjaan informal seperti tukang bangunan, perajin maupun bekerja di industri kecil serta berdagang. Pekerjaan tambahan ini dilakukan saat mereka tidak bertani, yakni pada saat lahan pertanian tidak bisa digarap. Sementara kaum perempuan lebih banyak bekerja sebagai pedagang atau industri kecil. Pekerjaan ini dipilih kebanyakan kaum perempuan agar dapat sembari mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari.
Tingkat pendapatan masyarakat Desa Ngancar dipengaruhi oleh mata pencahariannya. Mata pencaharian penduduk setempat sebagai petani dengan kemampuan bercocok tanam terbatas menyebabkan pendapatan yang diterimanya kecil.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat setempat, didapatkan data bahwa pendapatan rata-rata masyarakat per
commit to user
mencari alternatif pekerjaan tambahan selain sebagai petani. Pekerjaan tambahan tersebut meningkatkan pendapatan mereka dengan tingkat pendapatan rata-rata per hari berkisar antara Rp 20.000,- hingga Rp 25.000,-.
II.2 Gambaran Umum Tata Kerja Pemerintahan Desa Ngancar
Sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desa dan Penjelasan UU tersebut, pemerintahan Desa Ngancar terdiri dari pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah Desa Ngancar terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Perangkat Desa Ngancar terdiri dari sekretaris desa, unsur kewilayahan yaitu kepala dusun, dan pelaksana teknis lapangan yaitu kepala urusan (kaur). Pembentukan kepala dusun dan beberapa kepala urusan ini telah sesuai dengan pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 4 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dan pasal 12 PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa yang menyebutkan bahwa jumlah perangkat desa selain sekretaris desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat.
Tabel 6
Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Ngancar No.
1. Teguh Supriyanto Ketua BPD
S1
2. Mulyatmo
Kepala desa
SMA
3. Darmanto
Sekretaris desa
SMA
4. Karsidi
Kepala urusan pemerintahan
SMP
5. Feri Asmoro
Kepala urusan ekonomi dan
SMA
commit to user
pembangunan
6. Muzaini
Kepala urusan kesejahteraan sosial
SMA
7. Nurosidi
Kepala urusan keuangan
SMA
8. Sutarjo
Kepala dusun Ngancar
SMA
9. Nurzemi
Kepala dusun Karangasem
SMA
10. Kasino
Kepala dusun Dungringin
SD
11. Sakimin
Kepala dusun Dungbendo
SD
12. Supriyanto
Kepala dusun Jetis
SMA
13. Marimin
Kepala dusun Petir
SD
14. Suwarno
Kepala dusun Glonggong
SMA
15. Juman
Kepala dusun Tapan
SD Diolah dari: Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan
Desa Ngancar Tahun 2010
Bagan 3
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Ngancar
Keterangan :
garis koordinasi garis komando
BPD
Kepala Desa
Mulyatmo
Sekretaris Desa
Darmanto
Kaur Pemerintahan
Karsidi
Kaur Ekonomi dan
Pembangunan
Feri Asmoro
Kaur Kesejahteraan dan Sosial
Muzaini
Kaur Keuangan
Nurosidi
Kadus Ngancar
Sutarjo
Kadus Karangasem
Nurzemi
Kadus Dungringin
Kasino
Kadus Dungbendo
Kadus Glonggong
Kadus Tapan
Juman
commit to user
dengan Lampiran Perda Kabupaten Wonogiri nomor 4 tahun 2007. Dari bagan tersebut dapat digambarkan bahwa Kepala Desa Ngancar harus senantiasa berkoordinasi dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan desa. Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat Desa Ngancar bertanggung jawab kepada kepala desa. Sementara, masing-masing kepala urusan bertanggung jawab kepada kepala desa melalui sekretaris desa (lihat lampiran 3).
Jika dilihat secara status, kepala desa dan sekretaris desa berbeda. Kepala desa merupakan pejabat publik yaitu pejabat yang dipilih melalui mekanisme pemilihan umum, sedangkan sekretaris desa merupakan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP) dan diangkat oleh sekretaris daerah atas nama bupati, dalam hal ini Bupati Wonogiri. Fungsi sekretaris desa adalah selaku penyelenggara urusan administrasi pemerintah desa, pengkoordinir kegiatan perangkat desa dan perumus kebijakan penyelenggaraan tugas pemerintah desa, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
Desa Ngancar memiliki empat orang kepala urusan, yaitu urusan pemerintahan, urusan keuangan, urusan ekonomi dan pembangunan, dan urusan kesejahteraan sosial. Fungsi kepala urusan pemerintahan adalah selaku unsur pembantu dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang meliputi pembinaan wilayah dan kamtibmas, bidang pendapatan, kependudukan dan catatan sipil serta fasilitasi kegiatan BPD. Sementara kepala urusan keuangan
commit to user
mengendalikan keuangan desa. Fungsi kepala urusan ekonomi dan pembangunan adalah selaku unsur pembantu
pembinaan/pemberdayaan perekonomian masyarakat dan pertanian. Salah satu tugas kepala urusan ini adalah menyusun program dan melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan pelaksanaan pembangunan desa.
Fungsi kepala urusan kesejahteraan sosial adalah selaku unsur pembantu dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan sosial, pembinaan kehidupan beragama, pendidikan dan organisasi kemasyarakatan. Salah satu tugas kepala urusan ini adalah membantu pelaksanaan pembinaan PKK, Karang Taruna dan Ormas lainnya.
Selain kepala urusan, Desa Ngancar memiliki delapan orang kepala dusun sesuai jumlah dusun yang terdapat di desa ini. Masing-masing kepala dusun mempunyai tugas membantu Kepala Desa Ngancar dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan di dalam wilayah kerjanya sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Beberapa fungsi yang dijalankan kepala dusun di Desa Ngancar diantaranya sebagai pelaksana kegiatan pembinaan kemasyarakatan dan kerukunan warga serta peningkatan swadaya gotong-royong.
Guna lebih meningkatkan keberhasilan pelaksanaan tugas dalam rangka koordinasi dan pelayanan masyarakat agar terkoordinasi sesuai dengan tugas dan
commit to user
Koordinasi Perangkat Desa setiap hari Kamis pukul 10.00 WIB bertempat di kantor Balai Desa Ngancar. Berdasarkan observasi peneliti, rapat koordinasi ini membahas mengenai segala permasalahan yang ada di desa dan laporan-laporan perangkat desa mengenai perkembangan keadaan dusun, perkembangan kegiatan- kegiatan yang berlangsung di tingkat RT,RW, dusun, dan desa, serta kegiatan pembangunan (lihat lampiran 4). Berkaitan dengan kegiatan pembangunan infrastruktur desa, Kepala Desa Ngancar selalu menekankan kepada perangkat desa akan pentingnya partisipasi dan swadaya masyarakat demi kelancaran pelaksanaan pembangunan.
Untuk menunjang pekerjaan, para aparat pemerintahan Desa Ngancar senantiasa memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia. Beberapa sarana pemerintahan desa sengaja diadakan sesuai dengan kebutuhan desa seperti perangkat komputer, printer, dan almari arsip. Beberapa sarana lainnya merupakan sarana pemerintahan desa yang wajib ada, seperti buku-buku administrasi kegiatan dan gedung kantor.
Berdasarkan observasi peneliti di Balai Desa Ngancar, sarana dan prasarana pemerintahan Desa Ngancar terawat dengan baik dan dalam jumlah yang cukup yaitu 10 buah meja kerja, 15 kursi kerja, 1 unit komputer lengkap dengan printer, 5 buah lemari arsip, 38 jenis buku administrasi kegiatan, dan 1 unit sepeda motor kendaraan sebagai kendaraan dinas pemerintah desa.
commit to user
Menurut Kepala Desa Ngancar, masyarakat sudah cukup sadar akan pentingnya swadaya demi kelancaran pembangunan. Hal ini terlihat dari tingginya partisipasi masyarakat dalam setiap pembangunan infrastruktur desa. Swadaya yang diberikan masyarakat pun beragam, mulai dari sumbangan dana, tenaga, hingga material-material bahan bangunan. Seperti yang dikemukakan Kepala Desa Ngancar dalam wawancara dengan penulis bahwa masyarakat Desa Ngancar tidak semuanya berkecukupan materi sehingga kebanyakan mereka menyumbangkan tenaga dengan ikut bekerja pada saat pelaksanaan pembangunan.
Banyak hasil-hasil pembangunan yang berasal dari swadaya masyarakat Desa Ngancar, diantaranya rabat, beton, makadam, pembangunan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), pembuatan musholla, pos kamling (lihat lampiran 5), renovasi masjid dan penampungan air. Keberhasilan program-program pembangunan di Desa Ngancar tersebut tidak lepas dari upaya para pemerintah desa, termasuk kepala desa, dan tokoh masyarakat setempat.
Berdasarkan observasi peneliti, dalam setiap pertemuan lembaga kemasyarakatan di Desa Ngancar, kepala desa tidak secara langsung meminta dan mengajak masyarakat untuk berswadaya. Sebaliknya, kepala desa terlebih dahulu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang makna swadaya masyarakat desa dalam pembangunan. Setelah itu, baru kemudian Kepala Desa Ngancar memberikan motivasi kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat secara sukarela berswadaya tanpa merasa ada paksaan dari pemerintah desa.
commit to user
86
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Penelitian ini berjudul “Peranan Kepala Desa Ngancar sebagai motivator dalam menggerakkan swadaya masyarakat dalam rangka pembangunan fisik di Desa Ngancar Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri”. Penyajian data ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan informan terpilih. Informan utama dalam penelitian ini adalah Bapak Mulyatmo selaku Kepala Desa Ngancar. Terdapat pula informan-informan lain yang merupakan informan pendukung, diantaranya seperti ketua BPD, ketua karang taruna, ketua TP PKK, ketua LPM, para kepala dusun, panitia pembangunan, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, dan beberapa warga Desa Ngancar.
Proses wawancara dilakukan selama tiga minggu. Pelaksanaan wawancara pertama dengan informan utama, Bapak Mulyatmo, dilakukan di kediaman beliau yaitu di Dusun Karangasem RT 001 RW 002 Desa Ngancar pada tanggal 2 Agustus 2011 pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara dengan para informan pendukung untuk meyakinkan informasi yang diperoleh dari Kepala Desa Ngancar. Peneliti juga melakukan wawancara kembali dengan Kepala Desa Ngancar agar mendapat data dan fakta yang valid. Wawancara dengan para informan tersebut dilakukan di kediaman masing-masing dan berlangsung secara kekeluargaan.
commit to user
karakteristik personal Kepala Desa Ngancar. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan secara langsung ketika bertemu untuk melakukan wawancara. Kedua, peneliti mengamati kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengetahui peranan Kepala Desa Ngancar dengan ikut serta dalam berbagai pertemuan yang dihadiri Kepala Desa Ngancar. Ketiga, sejauh mana hasil-hasil pembangunan fisik di Desa Ngancar yang berasal dari swadaya masyarakat dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Untuk mengamati hal ini, peneliti datang langsung ke lokasi-lokasi tempat hasil-hasil pembangunan tersebut dan menggali beberapa informasi dari warga untuk mengetahui pemanfaatan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat. Secara keseluruhan, pengamatan berlangsung selama dua minggu.
Teknik dokumentasi peneliti gunakan untuk mendukung informasi yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Beberapa hal yang peneliti dokumentasikan antara lain kegiatan komunikasi yang dilakukan Kepala Desa Ngancar dalam berbagai pertemuan dan hasil-hasil pembangunan fisik di Desa Ngancar.
Dalam melakukan peranannya sebagai motivator, Kepala Desa Ngancar melakukan kegiatan-kegiatan komunikasi untuk menunjang peranannya tersebut. Untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakan beberapa aspek dalam komunikasi yaitu bentuk atau jenis-jenis komunikasi yang digunakan, proses komunikasi yang berlangsung, dan strategi komunikasi Kepala Desa Ngancar. Dengan demikian, akan dapat diketahui bagaimana sesungguhnya peranan yang
commit to user
masyarakat dalam rangkan pembangunan fisik di Desa Ngancar.