Masa Kejayaan Pemerintahan Daulah Mamalik

3. Masa Kejayaan Pemerintahan Daulah Mamalik

Setelah Mesir dipinpim oleh Sultan-Sultan Daulah Mamalik, mereka melakukan penataan pembangunan di berbagai terutama di tangan dua Sultan yang sangat cekatan, yaitu Sultan Al-Zahir Baybars dan Sultan Al-Mansur Qalawun. Di tangan dua orang Sultan inilah peradaban Islam nampak cemerlang di Mesir menjadi pusat kemajuan Islam saat itu, walaupun tidak dapat mengimbangi kejayaan yang telah dicapai Baghdad dan Cordova Spanyol.

Adapun kejayaan yang sudah pernah dicapai Daulah Mamalik di Mesir, di antaranya dapat di lihat sebagai berikut;

339 Ibid., h. 146. 340 Ali Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Mamalik Al-Bahriyah, Cairo: Al-Misriyah Al- Kahirah, 1948, h. 32.

• Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM

3.1. Kemajuan Politik Pemerintahan

Di saat Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybars berkusa di Mesir, ia bercita-cita ingin mengikuti langkah-langkah yang telah pernah ditempuh oleh Sultan-Sultan sebelumnya, seperti yang telah dilakukan Salahuddin Al-Ayyubi dalam melawan dan mendesak kaum Salib terdahulu.

Sejarah mencatat betapa dahsyatnya pertempuran yang terjadi di perbatasan Suria pada tahun 1260 M yang lebih terkenal dengan pertempuran “Ainul Jalut” tentara Mesir yang dikomandokan oleh Atabek Quthuz dengan panglima perangnya Ruknuddin Baybars sendiri telah mampu menghancurkan tentara perang Tar-tar Mongol yang dipimpin oleh panglima perangnya Kith yang beragama Kristen Nestarian. Sejak itu tammatlah riwayat Tar-tar Mongol pengacau dunia Islam itu. 341

Kaum muslimin menyambut baik kemenangan ini dan memberikan apresiasi yang hangat kepada tentara Mamluk bahkan orang-orang Sunni di Damaskus menyambut kemenangan itu dengan menyerang orang-orang Kristen, Yahudi dan Syi’ah yang selama ini dicurigai keberja sama dengan tentara Mongol. 342 Penguasa-penguasa di Suriah menyatakan loyalitas mereka kepada Sultan-Sultan Daulah Mamalik.

Selanjutnya Sultan Ibn Baybars mengejar, meyerang dan mengalahkan tentara Mongol di dekat Damaskus ibu kota Suriah (1303) sehingga Sultan Mamalik dapat membersihkan sisa-sisa tentara Mongol mulai dari Mesir sampai ke Suriah dan dapat kembali merebut seluruh wilayah tersebut dari tangan musuh.

341 Philip K. Hitti, history of the Arabs, Mac Millan Press Htd., London, 1974, h. 656.

342 Tim Penulis, op.cit., h. 147.

Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM •

Faktor kemenangan Baybars dalam usahanya mempertahankan Mesir dari serangan Mongol adalah strateginya yang menyerang ke luar Mesir tidak bertahan, sebab pertahannan yang paling kuat menghadapi musuh adalah menyerang, seperti yang telah dilakukan oleh Salahuddin Al-Ayyubi.

Sedang di pihak musuh menganggap remeh kepada tentara Islam karena ibu kota negara Islam (Baghdad) telah dihancurkan, maka semangat jihadnya telah hilang karena itu dia datnag hanya dengan sejumlah kecil tentara. Tetapi perkiraan mereka itu meleset, semangat tentara Islam masih kuat terutama menghadapi serangan Mongol.

Selain itu, kemampuan perang orang Mamalik ini sangat mahir selama ini karena mereka memang berbakat perang sehingga Mongol tidak dapat menghadapi mereka. Oleh karena itu Mesir terbebas dari serangan Musuh.

Baybars membuat sutu peristiwa besar dalam pemerinthannya yaitu melakukan bai’at tehadap Al-Mustansir (1226-1242) sebagai Khalifah. Adapun Al-Mustansir berasal dari keturunan Abbasiyah yang melarikan diri dari Baghdad ke Mesir sewaktu Baghdad diserang pasukan Hulaqu Khan bangsa Mongol.

Dia karena berasal dari keturunan Abbasiyah masih diakui kaum muslimin sebagai Khalifah walaupun hanya simbol belaka. Dia memberikan pengesahan kepada Baybars menjadi Sultan untuk wilayah Mesir, Suriah, Hijaz, Yaman dan daerah S. Furat. Dengan demikian Sultan Baybars mendapat legalitas dari Khalifah atas seluruh wilayah kekuasaannya. 343 Sebaiknya Sultan Baybars melindungi Khalifah dan Jabatan tersebut di bawah kekuasaan Daulah Mamalik di Mesir.

Walaupun jabatan Khalifah yang berada dalam lindungan Daulah Mamalik ini hanya lambing bagi dunia

• Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM

Islam yang tidak mempunyai wewenang akan tetapi setiap penguasa dalam dunia Islam merasa memperoleh kehormatan apabila mendapat restu dari Khalifah yang berkedudukan di Mesir ini. 344

Secara politis jabatan “lambang Khalifah” itu masih perlu dipertahankan karena dia berfungsi sebagai alat pemersatu umat Islam seluruh Dunia. Dengan adanya jabatan itu berarti eksistensi umat Islam secara politis masih tetap diakui dan dipersatukan melalui lambing Khalifah tersebut.

Dengan demikian, walaupun Baghdad telah hancur akan tetapi lambang pemerintahan sebagai pengakuan terhadap eksistensi Umat Islam masih dapat dipertahankan di Mesir di bawah lindungan Daulah Mamalik.

Hal ini berlangsung lebih kurang dua setengah abad di bawah 15 Sultan (660-929 H/1260-1515 M) hal ini berarti dari hancurnya kota Baghdad sampai datangnya serangan Sultan Salin I dari Turki Usmani ke Mesir. Jabatan kekhallifahan itu diserahterimakan dari Bani Abbas kepada Bani Usman (Turki Usmani).

Setelah Sultan Daulah Mamalik berganti dari Baybars ke Sultan Al-Malik Al-Zahir Saifuddin Al-Barquq datang lagi serangan bangsa Tar-tar kedua ke Mesir di bawah pimpinan Timurlenk. 345 Tentara Timurlenk dapat dipukul mundur oleh pasukan tentara Sultan Malik Al-Zahir, sehingga untuk ketiga kalinya Mesir dapat dipertahankan dari serangan musuh yang hendak menghancurkannya.

343 Ibid., h. 147. 344 Jousoef Sou’yb, Sejarah Daulah Abbasiyah, Jilid 3, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, h. 314. 345 HAMKA, Sejarah Umat Islam, Jilid 2, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 189.

Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM •

3.2. Kemajuan Ekonomi

Menurut Baibars kestabilan politik itu mempunyai pengaruh kepada keadaan ekonomi, sebaliknya, keadaan ekonomi yang satabil mempengaruhi stabilitas politik. Oleh karena itu ia menstabilkan ekonomi Daulah mamalik dengan menjalin hubungan perdagangan dengan Itali dan Perancis. 346

Hubungan perekonomian yang baik akan membuat neraca keuangan negara maju dan stabil, juga negarapun akan aman dari permainan ekonomi luar dan yang pasti jika mantap ekonomi stabilitas negara aman. Dengan mantapnya ekonomi perhatian ke arah perkembangan ilmu pengetahuan semakin mendapat perhatian yang serius.

Kota Cairo menjadi penting dan strategis sebagai jalur perdaganga Asia Barat dan Laut Tengah dengan pihak Barat dan terlebih penting lagi setelah jatuhnya kota Baghdad. Baybars dan beberapa Sultan sesudahnya memberi kebebasan kepada para petani untuk memasarkan hasil pertanian mereka secara langsung tanpa dimonopoli pemerintah. Hal ini mendorong para petani untuk meningkatkan hasil penen mereka pada gilirannya dapat bagi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Mesir. 347