Yazid ibn Muawiyah (680 – 683 M/61-63 H)

2.2. Yazid ibn Muawiyah (680 – 683 M/61-63 H)

Masa pemerintahan Muawiyah digantikan oleh anaknya Yazid yang memerintah hanya selama tiga tahun (61-

63 H), akan tetapi karena mendapat perlawanan dari penduduk Kufah, Bashrah, dan penduduk serta sahabat- sahabat di Madinah terutama di Makkah Abdullah bin Zubeir memberontak, maka pemerintahannya dihadapkan kepada kerusuhan-kerusuhan.

Tahun pertama, dia membunuh Husein bin Ali di Karbela. Saat itu Penduduk Kufah mengundang Husein bin Ali untuk datang ke Kufah dan dijanjikan akan mereka angkat menjadi khalifah. Husein memenuhi undangan itu walaupun kepergiannya ke Kufah dicegah beberapa sahabat, tetapi Husein tetap berangkat dengan dikawal sekitar 200 orang, termasuk keluarganya.

Mendengar kedatangannya ke Kufah maka Yazid memerintahkan Gubernur Kufah Ubaidillah bin Ziyad untuk mencegat Husein. Ubaidillah bersama 4000 tentaranya mencegat Husein di Karbela (25 mil Barat Laut Kufah), dan mereka membunuh Husein dan rombongannya. Kepala Husein mereka penggal dan dikirim kepada khalifah Yazid di Syam, sementara badannya mereka kuburkan di Karbela. Demi mendapat kepala Husein ternyata Yazid sangat menyayangkan kejadian itu dan mengutuk Ubaidillah bin Ziyad.

Peristiwa itu terjadi 10 Oktober 680 atau 10 Muharam 61

H. sampai kini hari pembunuhan itu diperingati kaum Syi’ah sebagai hari “Tragedi Karbela”. Padahal ayahnya Muawiyah telah membunuh Hasan sebelumnya dengan menyuruh salah seorang isteri Hasan untuk meracunnya.

Tahun kedua, dia menjarah Madinah. Karena penduduk Madinah tidak mengakui kekhalifahan Yazid, bahkan mereka memecat gubernur yang diangkat Yazid serta mengusir

Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM • Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM •

mereka memenjarakan semua orang-orang Bani Umaiyah yang ada di Madinah. 124 Hal itu menimbulkan kemarahan

Yazid. Oleh sebab itu, dia mengirim utusan dan meminta kepada penduduk Madinah agar mereka taat kepadanya tanpa peperangan; akan tetapi mereka menolak permintaan itu. Maka Yazid mengirim tentara ke sana dibawah pimpinan Muslim bin ‘Uqbah al-Murri, orang yang dikenal diktator dan kejam. Yazid berpesan kepadanya: “ajaklah mereka agar membai’atku dalam batas waktu tiga hari tanpa peperangan, dan jangan menyerang mereka, kecuali setelah habis batas waktu tiga hari itu”. Tetapi penduduk Madinah tetap tidak mau membai’at Yazid”. Maka Muslim menyerang mereka dari jurusan al-Harrah. 125

Sayangnya, selama tiga hari, Muslim membolehkan para pasukan tentaranya melakukan tindakan brutal untuk berbuat saja apa yang mereka inginkan terhadap penduduk Madinah, sebagai kota suci Rasulullah, suatu hal yang tidak patut terjadi.

Tahun ketiga, dia menggempur Ka’bah. Yazid menyuruh panglimanya itu (Muslim bin Uqbah) agar melanjutkan penyerangannya ke Makkah untuk menaklukkan kota suci itu seperti yang telah dia lakukan untuk kota Madinah. Sebab disana Abdullah bin Zubeir mengangkat dirinya sebagai khalifah dan diakui seluruh penduduk Hijaz.

123 Ibid., h. 19. 124 Ahmad Syalabi, J. 2, op.cit., h. 58. 125 Ibid., h. 58. Hasan Ibrahim Hasan, J.2, op.cit., h. 19.

• Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM

Di tengah jalan dia meninggal dan digantikan oleh Husein bin Namir. Panglima baru ini mengepung Makkah, menembaki Masjidil Haram, merusak Ka’bah dan memecahkan Hajral Aswad. Dalam pada itu diberitakan bahwa Yazid meninggal dunia, Husein menghentikan serangan dan kembali Syam. 126

Yazid meninggal secara mendadak tanpa diketahui yang menjadi penyebabnya pemerintahannya digantikan oleh anaknya Muawiyah II bin Yazid, sebagai pengganti dia hanya memerintah selama 3 bulan dan sakit-sakitan, karena tidak mampu mengendalikan pemerintahan, dia mengundurkan diri. Tidak ada pengganti lagi dari keturunan mereka. Dengan demikian berakhirlah masa pemerintahan Bani Umaiyah dari Abu Sofyan dan beralih ke keturunan al-Hakam Abu Ash’ bin Umaiyah yaitu Marwan bin Hakam.