Masa Pertumbuhan Pemerintahan

3. Masa Pertumbuhan Pemerintahan

Pada masa petumbuhan ini berada di bawah tiga Khalifah, yaitu Ubaidillah Al-Mahdi (909-934 M), Al-Qaim (934-946 M), Al-Mansur (946-953 M) pada masa ini ibu kota Daulah Fatimiyah masih berada di Moroko.

Tidak lama setelah berdiri Daulah Fatimiyah di Maroko (909 M) maka Abdurrahman III yang memerintah

311 Hamka, Sejarah Umat Islam, jilid 2, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 185. Juga Tim Penulis, Jilid 2, op.cit., h. 4.

Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM •

Daulah Umyyah di Spanyol (921-961 M) tidak mau lagi memakai gelar Sultan karena itu dia memproklamirkan diri pula memakai gelar Khalifah di Cordova setelah memahami kelemahan Khalifah Abbasiyah di Baghdad. 312

Oleh sebab itu pada waktu yang bersamaan terdapat tiga Khalifah di dunia Islam, Khalifah Daulah Abbasiyah di Baghdad, Khalifah Daulah Umayyah di Cordova dan Khalifah Daulah Fatimiyah di Mesir satu sama lainnya tidak saling berhubungan di bidang politik tetapi berhubungan di bidang ilmu pengetahuan.

Dalam perkembangannya Daulah Fatimiyah ingin memindahkan ibu kota pemerintahan mereka ke Mesir untuk mempermudah pengaruh ke timur dan barat karena letak Mesir berada di antara keduanya, sementara Daulah Abbasiyah ingin mempertahankan Mesir jangan lepas dari wilayah pemerintahan mereka. Maka selama dua puluh tahun pertama dari berdrinya Daulah Fatimiyah selalu terjadi pergolakan di antara dua pemerintahan tersebut untuk memperebutkan Mesir. 313

Pada tahun 1003 M/301 H, empat tahun setelah Ubaidillah Al-Mahdi berkuasa, dia mengirim pasukan terdiri dari orang-orang Maroko dalam usaha hendak merebut Mesir yang langsung dipimpin oleh anaknya Abu Al-Qasim yang dibantu oleh Panglima Al-Kuttam ibn Yusuf , mereka berhasil menaklukkan kota Iskandariyah.

Akan tetapi Khalifah Daulah Abbasiyah Al-Muktadir mengirim pasukan dalam jumlah besar di bawah pimpinan

312 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: Rosda Bandung, 1988, h. 302.

313 Ali Husin Al-Karbutali, op.cit., h. 175.

• Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM

Muamis Al-Khadim dan dia dapat mengalahkan tentara Daulah Fatimiyah di dekat Al-Jarirah. Pasukan Daulah Fatimiyah terpaksa mundur balik ke Maroko. Dengan membawa bibit-bibit permusuhan yang semakin membara. 314

Usaha kedua, Pada tahun 1009M/307 H, enam tahun kemudian, Khalifah Al-Mahdi dari Daulah Fatimiyah kembali mengirim pasukan di bawah pimpinan Abu Al-Qasim, dia juga berhasil menaklukkan kota Iskandariyah dan Al-Jarirah, tetapi Daulah Abbasiyah mengirim pasukan besar lagi di bawah pimpinan Muannis Al-Khadam, iapun berhasil mengalahkan tentara Daulah Fatimiyah dan membakar- kapal-kapal mereka. Pasukan Daulah Fatimiyah terpaksa mundur kembali ke Maroko. 315

Usaha ketiga pada tahun 933 M/321 H Khalifah Al- Mandi kembali mengirim pasukan di bawah pimpinan Al-Jaisy ibn Ahmad Al-Maghribi. Khalifah Daulah Abbasiyah mengirim pasukan lagi di bawah pimpinan Ahmad ibn Thunghuj. Pertempuran sengit kembali terjadi antara dua pasukan tersebut selama tiga tahun, dalam pada itu Khalifah Ubaidillah Al-Mahdi meninggal dan digantikan anaknya Al-Qasim.

Al-Qasim sebagai Khalifah kedua Daulah Fatimiyah mengirim pasukan tambahan tetapi Daulah Ikhsyad yang pernah berkuasa di Mesir berpihak kepada Daulah Abbasiyah dan membantunya untuk mengalahkan tentara Daulah Fatimiyah sehingga pasukan tentara Daulah Fatimiyah kalah dan mereka terpaksa mundur lagi ke Maroko. 316

Demikianlah usaha-usaha yang dilakukan Khalifah Daulah Fatimiyah pada masa pertumbuhan ini untuk merebut

314 Ibid., h. 176. 315 Ibid., h.177. 316 Ibid., h.178.

Syamruddin Nasution | SEJARAH PERADABAN ISLAM •

Mesir dari wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah, tetapi pasukan tentara Daulah Abbasiyah lebih unggul dari mereka, selain itu penduduk wilayah Mesir masih berpihak kepada Daulah Abbasiyah sehingga pasukan Daulah Fatimiyah selalu kalah dan terpaksa mundur kembali ke Maroko.

Faktor ketidakberhasilan Khalifah Daulah Fatimiyah dalam penaklukan mereka ke Mesir sebanyak tiga kali tersebut karena kurang memperhatikan situasi keamanan di dalam negeri terlebih dahulu sebab keberhasilan ekspansi ditentukan oleh stabilitas keamanan dalam negeri atau rapuhnya sosial ekonomi daerah sasaran.