Metode dalam Pelaksanaan Musrenbang

5. Metode dalam Pelaksanaan Musrenbang

Mempergunakan dan menetapkan metode proses fasilitasi musrenbang diperlukan adanya adanya beberapa pertimbangan beberapa faktor antara lain: melihat tujuan yang hendak dicapai, kemampuan fasilitator, kemampuan peserta, sarana belajar, besarnya kelompok, iklim dan tempertur dan waktu yang tersedia. Beberapa landasan tersebut hendaknya dijadikan landasan untuk menentukan metode dalam fasilitasi Musrenbang. Disamping itu kita harus jeli juga terhadap waktu pelaksanaan, yang mungkin saja muncul permasalahan yang tidak wajar karena adanya sesuatu.

Ada beberapa metode yang dapat dipilih antara lain metode: ceramah, Focus Group Discution (FGD) seperti diskusi (terbatas, panel, kelompok, pleno), brainstorming/curah pendapat,studi kasus, permainan dinamika kelompok, workshop. Terlebih dari itu ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan metode Musrenbang yaitu: a) hasil yang ingin dicapai; b) kemampuan fasilitator; c) kondisi peserta/pemahaman peserta; d) waktu; e) bahan; f) fasilitas dan; g) biaya.

Tidak jarang terjadi bahwa karena fasilitator kurang terampil menggunakan metode sehingga ia merasa metodenya yang salah, tak cocok digunakan; bahkan kadang- kadang ia bingung dan yang disalahkan pesertanya/kelompok sasarannya yang bodoh. Jika demikian sebenarnya siapa yang salah?. Ada beberapa metode yang dikenalkan dan direkomendasikan antara lain:

a. Diskusi FGD (Focus Group Discussion).

Penyelenggaraan Musrenbang perlu dikembangkan dengan FGD adalah sebuah metode untuk memfasilitasi percakapan dan diskusi kelompok yang memungkinkan kelompok untuk memperdalam pandangan dan kreatifitasnya terhadap suatu masalah atau pengalaman tertentu. Metode diskusi dapat diterapkan dalam kegiatan perencanaan tahunan di daerah seperti dalam Forum SKPD atau dalam kegiatan musrenbang di tingkatkabupaten.

Metode ini juga dapat dipergunakan dalam menganalisis kondisi permasalahan daerah dapat juga dilakukan dengan pendekatan ini, dengan catatan permasalahan yang akan digali terlebih dahulu ditetapkan batasannya seperti permasalahan daerah menurut fungsinya, permasalahan urusan wajib dan lainn-lainnya. Pembatasan ini dilakukan agar ketika penggalian atau identifikasi masalah tidak melebar jauh dari apa yang sedang dibahas.

Metode ini juga dapat diterapkan dalam rangka menetapkan rumusan isi prioritas daerah untuk tahun rencana. Dalam hal ini untuk mempermudah jalannya diskusi biasanya panitia penyelenggara telah menyiapkan Draft indikator daftar skala prioritas atau bekas tahun sebelumnya atau dimkembangkan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat musrenbang desa dan kecamatan untuk mendapatkan diskusi yang produktif, setara dan mendalam.

Metode diskusi berawal dari apresiasi cara otak bekerja. Proses pemikiran yang alami selalu mulai dari rangsangan sensori sampai ke tindakan. Metode Diskusi adalah serangkaian pertanyaan yang memandu kelompok dalam perjalanan dialognya. Rangkaian pertanyaan ini membawa kelompok melalui empat tingkatan kesadaran: Objektive, Reflektive, Interpretative dan Decisional. Struktur tersebut memungkinkan kelompok untuk melaju dari diskusi permukaan sampai menuju kedalaman pandangan dan makna.

Pendekatan memungkinkan para anggota kelompok untuk berbagi beragam pendapat tanpa sikap yang memicu konfrontasi. Metode ini juga memperkenalkan batasan konsensus yang ingin diambil oleh kelompok tersebut. Metode ini diharapkan dapat memberikan suatu struktur bagi komunikasi kelompok yang efektif sehingga:

 Memungkinkan semua anggota kelompok untuk berperan dan berpartisipasi;

 Membangun suasana bagi terciptanya dialog yang terfokus dan bermakna;

 Mengundang beragam pendapat dengan cara yang tidak memicu kontroversi;

 Memperdalam pandangan kolektif kelompok;  Menghasilkan ide dan kesimpulan yang jelas;  Membawa kelompok pada keputusan yang menyangkut penyelesaian

dan tindakan yang jelas. Beberapa prinsip-prinsip metode Diskusi Mendalam /FGD yang dapat

dikembangkan antara lain:  Mengarahkan pemikiran kelompok;  Memanfaatkan alur spesifik pertanyaan;  Memulai dari pertanyaan yang paling mudah (objektif) sampai yang paling

sulit (decisional);  Memungkinkan adanya perkembangan kesadaran kolektif;

 Mudah diadaptasi dalam berbagai situasi dan kelompok. Metode Diskusi bisa menjadi dasar untuk:

 Mengumpulkan data, pandangan dan ide dalam cakupan yang luas  Mendiskusikan isu-isu yang sulit;  Merefleksikan kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman penting;  Mencapai pengertian yang lebih mendalam terhadap isu dan masalah;  Memutuskan tindakan macam apa yang bisa dilakukan oleh kelompok.

Dengan menyusun diskusi kelompok, kelompok mendapat kesempatan untuk menggali pentingnya sebuah topik, isu atau pengalaman umum dalam waktu yang singkat. Metode diskusi membantu kelompok untuk menempatkan topik diskusi ke dalam sebuah perspektif dan kemudian membantu kelompok untuk meresponnya secara kreatif. Hal inidisebabkan karena kelompok dapat berbagi dan menjelaskan data dan idenya secara mendalam yang tidak hanya memuaskan kelompok tapi juga mendorong munculnya kesatuan yang kuat dalam kelompok tersebut.

b. Workshop/Lokakarya

Metode ini merupakan sebuah cara untuk memfasilitasi pemikiran kelompok mengenai topik tertentu ke dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang lebih terfokus. Cara ini sangat efektif untuk membangun konsensus kelompok yang akan menghasilkan penyelesaian dan tindakan bersama.

Metode ini dapat digunakan dengan jumlah lebih dari 15 bahkan dapat diterapkan dengan jumlah peserta sampai dengan 100 orang. Metode-metode ini memungkinkan dapat diterapkan pada berbagai situasi dan untuk beragam tujuan. Dengan mengkombinasikan dan mengadaptasinya secara kreatif, kedua metode ini dapat berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk memuaskan dan mendayagunakan pengalaman-pengalaman kelompok.

Metode ini memungkinkan adanya hasil yang baik dari diskusi dan terarah serta proses selama diskusi yang:

 Memungkinkan semua anggota kelompok untuk ikut serta dan berpartisipasi;

 Membangkitkan kreativitas dan energi dalam waktu yang singkat;  Menyaring pemikiran terintegrasi bersama;  Membangun konsensus kelompok dengan praktis;  Menfasilitasi formulasi penyelesaian yang inovatif dan kreatif terhadap

masalah dan isu;  Menanamkan kepada kelompok rasa ikut memiliki dan tanggung jawab

yang kuat. Metode Workshop adalah sebuah proses dengan minal terdapat lima langkah

yang mengajak kelompok menuju pendalaman diskusi/wawasan kelompok dan mencapai konsensus dengan cara yang tepat yaitu:

 Konteks, dimana parameter diskusi kelompok ditentukan dan biasanya dalam bentuk pertanyaan kunci yang berusaha dijawab oleh kelompok;

 Sumbang Saran, dimana data dan ide dikumpulkan melalui tiga tingkatan (pertama secara individu, kemudian dalam kelompok kecil dan akhirnya pleno) dan setelah ideide dicurahkan;

 Mengelompokkan dilakukan setelah ide-ide yang mirip dikelompokkan;  Judul/agenda pembahasan, pada setiap kelompok, yang secara langsung

merespon pertanyaan kunci yang coba dijawab dan akhirnya merumuskan konsensus sebagai bahan akhir pembahasan;

 Refleksi singkat dimana implikasi hal-hal yang sudah menjadi konsensus direview dan ditetapkan.

Dalam kegiatan Forum SKPD/Semiloka SKPD/DPRD dan sebagainya , contoh penerapan Metode lokakarya adalah dalam penentuan isu prioritas atau membuat sebuah komitmen bersama sangat efektif untuk dilakjukan dengan pendekatan ini.