2.5. Hipotermi
2.5.1. Definisi Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal 36ºC pada pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah
36,5ºC-37,5ºC suhu aksila. Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung paru dan kematian Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007.
Hipotermi adalah temperatur tubuh yang rendah, seperti yang disebabkan oleh pemajanan terhadap cuaca dingin, atau keadaan tubuh yang diinduksi dengan cara
menurunkan metabolisme dan dengan demikian menurunkan kebutuhan oksigen Maimunah, 2005
2.5.2. Penyebab terjadinya Hipotermi
Suhu tubuh rendah hipotermi dapat disebabakan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah
atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007
Hipotermi dapat terjadi sangat cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun
35ºC Saifuddin, 2002. Jika bayi sangat kecil 1500 gram atau 32 minggu sering terjadi masalah yang berat misalnya sukar bernafas, kesukaran pemberian minum, ikterus
Universitas Sumatera Utara
berat dan infeksi sehingga bayi rentan terjadi hipotermi jika tidak dalam inkubator Saifuddin, 2002.
Hipotermi dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, antara lain: a. Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti lingkungan
dingin, basah atau bayi yang telanjang, cold linen, selama perjalanan dan beberapa keadaan seperti mandi, pengambilan sampel darah, pemberian infus serta
pembedahan. Juga peningkatan aliran udara dan penguapan. b. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas,
kurang lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas
yang lebih besar. c. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensi brown fat,
misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem saraf pusat sehubungan dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia dan hipoglikemi.
Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, diagnosa bayi baru lahir yang mengalami hipotermi dapat ditinjau dari riwayat asfiksia pada waktu lahir, riwayat bayi
yang segera dimandikan sesaat sesudah lahir, riwayat bayi yang tidak dikeringkan sesudah lahir, dan tidak dijaga kehangatannya, riwayat terpapar dengan lingkungan yang
dingin dan riwayat melakukan tindakan tanpa tambahan kehangatan pada bayi. Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, mekanisme kehilangan panas pada bayi
baru lahir dapat melalui 4 cara, yaitu: a. Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat
Universitas Sumatera Utara
b. Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi c. Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar
d. Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.
2.5.3. Tanda-tanda Hipotermi