Untuk menentukan variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat, terlebih dilakukan analisis bivariat. Menurut Budiono 2002 variabel yang pada saat
dilakukan penelitian dilakukan uji chi-square memiliki nilai p 0,05 dan mempunyai kemaknaan secara substansi dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan ke
dalam model multivariat. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Independen dengan
Variabel Dependen
No Variabel
χ p
2
1. Promosi-Disiplin 21,503
0,000 2. Pelatihan-Disiplin
29,233 0,000
3. Promosi-Tanggung Jawab 26,053
0,000 4. Pelatihan-Tanggung Jawab
37,000 0,000
5. Promosi-Motivasi Kerja 26,447
0,000 6. Pelatihan- Motivasi Kerja
32,955 0,000
7. Pengembangan Karir- Motivasi Kerja 35,819
0,000
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan ternyata terdapat 2 dua variabel independen yaitu promosi dan pelatihan yang nilai p dari 0,05 yaitu variabel
promosi dan pelatihan. Demikian juga hubungan promosi dan pelatihan dengan motivasi kerja memiliki p dari 0,05. Dengan demikian variabel yang menjadi
kandidat ke model multivariat adalah promosi, pelatihan dan pengembangan karir.
4.2.3 Analisis Multivariat
Berdasarkan analisis multivariat bahwa seluruh variabel penelitian dapat dilanjutkan ke analisis multivariat oleh karena nilai p 0,05 yaitu variabel
pengembangan karir promosi dan pelatihan terhadap motivasi kerja perawat
Universitas Sumatera Utara
pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan uji regresi linier berganda yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen serta untuk meramalkan seberapa jauh variabel independen memberikan kontribusi terhadap variabel dependen Yasril, 2009.
Tabel 4.20. Hasil Uji Regresi Berganda Pengembangan Karir Promosi dan Pelatihan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana dalam
Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1 Constant
7,221 1,583
4,561 0,000
Promosi 0,719
0,252 0,388
2,849 0,006
Pelatihan 0,540
0,247 0,297
2,186 0,033
2. Constant 7,220
1,572 4,593
0,000 Pengembangan Karir
0,628 0,101
0,655 6,201
0,000
Tabel 4.20 di atas diperoleh persamaan regresi dalam penelitian adalah Y = 7,221 + 0,719X
1
+ 0,540X
2
Variabel promosi berpengaruh terhadap motivasi kerja responden dalam melaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Meuraxa Banda Aceh dengan p 0,006
0,05. Nilai koefisien regresi promosi sebesar 0,719 tanda + menyatakan setiap peningkatan kegiatan promosi responden akan mengakibatkan meningkatnya
. Nilai konstanta berpola positif = 7,221 artinya motivasi kerja sebesar nilai konstanta, jika variabel promosi dan pelatihan tetap.
Universitas Sumatera Utara
motivasi kerja sebesar 0,719, sehingga dapat dikatakan bahwa makin banyak peluang diberikan promosi kepada responden maka motivasi kerja semakin baik.
Variabel pelatihan berpengaruh terhadap motivasi kerja responden dalam melaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Meuraxa Banda Aceh dengan p 0,033
0,05. Nilai koefisien regresi pelatihan sebesar 0,540 tanda + menyatakan setiap peningkatan kegiatan pelatihan responden akan mengakibatkan meningkatnya
motivasi kerja sebesar 0,540, sehingga dapat dikatakan bahwa makin sering dilakukan pelatihan yang diberikan kepada perawat pelakasana maka motivasi kerja
semakin baik. Secara keseluruhan model regresi dapat memprediksi besarnya pengaruh
pengembangan karir ditinjau dari promosi dan pelatihan responden terhadap motivasi kerja adalah 59,2, selebihnya 40,8 dipengaruhi oleh faktor lain.
Demikian variabel pengembangan karir berpengaruh terhadap motivasi kerja responden dalam melaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Meuraxa Banda Aceh
dengan p 0,000 0,05. Nilai koefisien regresi pengembangan karir sebesar 0,628 tanda + menyatakan setiap peningkatan kegiatan pengembangan karir responden
akan menyebabkan meningkatnya motivasi kerja sebesar 0,628, sehingga dapat dikatakan bahwa makin baik pengembangan karir yang diselenggarakan kepada
responden maka motivasi kerjanya semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Motivasi Kerja Perawat
Pelaksana dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh
Pengembangan karir berarti bahwa seorang pegawai ingin terus berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang lama sampai usia
pensiun. Setiap orang berhak dan berkewajiban untuk sukses mencapai karir yang baik Siagian, 2006.
Berdasarkan uji regresi linier berganda terdapat pengaruh yang signifikan antara pengembangan karir terhadap motivasi kerja perawat pelaksana dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dengan nilai p=0.000 0,05. Sesuai pendapat Sutrisno 2010 proses dan pengembangan karir yang dilakukan perusahaan sangat
membantu setiap karyawan dalam memecahkan masalah karir. Sesuatu yang baik dalam pengembangan karir dapat menjanjikan pilihan atas jalur karir.
Pengembangan karir bagi perawat pelaksana belum terselenggara dengan baik 46,8. Hal ini disebabkan promosi belum berjalan sesuai harapan perawat
pelaksana. Demikian juga pelatihan-pelatihan belum merata bagi perawat pelaksana, baik pelatihan dalam ruangan maupun di luar ruangan RSUD Meuraxa Banda Aceh.
Universitas Sumatera Utara