Konsep-konsep dasar perencanaan karir menurut Handoko 2001 adalah : 1. Karir
Suatu karir adalah seluruh pekerjaan jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang.
2. Jalur karir career path Suatu jalur karir adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk
karir seseorang. 3. Sasaran-sasaran karir career goals
Sasaran karir adalah posisi di waktu yang akan datang dimana seseorang “berjuang” untuk mencapainya sebagai bagian dari karirnya.
4. Perencanaan karir career planning Perencanaan karir adalah proses melalui mana seseorang memilih sasaran karir,
dan jalur ke sasaran tersebut. 5. Pengembangan karir career development
Pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.
2.2.1 Promosi
Promosi adalah perpindahan seorang pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dengan jabatan alebih tinggi, tanggung jawab lebih besar dan penghasilan yang
lebih besar. Semua pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi
dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya
Universitas Sumatera Utara
sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi
Siagian, 2006. Organisasi pada umumnya menggunakan dua kriteria utama dalam
mempertimbangkan seseorang untuk dipromosikan, yaitu prestasi kerja dan senioritas. Promosi yang didasarkan pada prestasi kerja menggunakan hasil penilaian
atas karya yang sangat baik dalam promosi atau jabatan sekarang. Dengan demikian promosi tersebut dapat dipandang sebagai penghargaan organisasi atas prestasi kerja
anggota. Promosi berdasarkan senioritas berarti bahwa pegawai yang palinga berhak dipromosikan ialah yang masa kerjanya paling lama. Banyak organisasi yang
menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan, yaitu : a. Sebagai penghargaan atas jasa-jasa seseorang paling sedikit dilihat dari segala
loyalitas kepada organisasi. b. Penilaian biasanya bersifat obyektif karena cukup dengan membandingkan masa
kerja orang-orang tertentu yang dipertimbangkan untuk dipromosikan. c. Mendorong organisasi mengembangkan para pegawainya karena pegawai yang
paling lama berkarya akhirnya akan mendapat promosi. Kelemahan dalam cara ini pada kenyataan bahwa pegawai yang paling senior
belum tentu merupakan pegawai yang paling produktif, belum tentu paling mampu bekerja Siagian, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Pelatihan
Pelatihan trainning adalah suatu sebuah proses dimana seseorang mendapatkan kapabilitas untuk mencapai pencapaian tujuan organisasional..
Pelatihan memberikan pegawai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasi dan dapat digunakan untuk menunjang pekerjaan Mathis, 2006.
Sedarmayanti 2009 pelatihan merupakan usaha mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan pegawai dengan yang
dikehendaki organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan
serta merubah sikap. Pelatihan menurut Handoko 2006, bertujuan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaannya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu kegiataan yang diberikan organisasi kepada pegawai bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.
Sasaran pelatihan dalam organisasi sebagaimana yang kemukakan Sutrisno 2010 adalah meningkatkan produktivitas kerja, mutu kerja, ketepatan dalam
perencanaan Sumber Daya Manusia SDM, moral kerja, menjaga kesehatan dan keselamatan, dan menunjang pertumbuhan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pelatihan yang bermakna akan terwujud jika manajer bersikap positif, yang ditunjukkan dari kesediaan memberikan kesempatan mengaplikasikan hasil
pelatihan pada pekerja perseta pelatihan. Dengan kata lain kepada pekerja tersebut diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan seluruh pengetahuan, keterampilan atau
keahlian dan hasil belajar lainnya dalam melaksanakan pekerjaan proses keperawatan sesuai jabatan masing-masing Mathis, 2006.
Proses keperawatan merupakan salah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang mendukung kemampuan perawat untuk mengatur dan memberikan
asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung elemen berpikir kritis yang memungkinkan perawat dalam melakukan penilaian dan melakukan tindakan
berdasarkan penalaran Sumijatun, 2010. Tahapan proses asuhan keperawatan menurut Sumijatun 2010 terdiri atas :
1. Tahap pengkajian Pengkajian merupakan proses yang kontinyu dilakukan pada setiap tahap
proses keperawatan yang dilakukan sebelum penetapan diganosa keperawatan. Proses pengkajian mencakup kegiatan yaitu pengumpulan, penyusunan, validasi data dan
pencatatan data. 2. Diagnosa Keperawatan
Diganosa keperawatan berhubungan dengan fungsi mandiri keperawatan yaitu area yang unik dari pekerjaan perawat yang terpisah dengan medis. Dengan
memperhatikan diagnosa medis, perawat berlangsung jawab melakukan terapi yang
Universitas Sumatera Utara
diprogramkan oleh dokter dalam melakukan pengobatan yang biasanya disebut sebagai fungsi tergantung.
3. Implementasi Implementasi merupakan kegiatan yang terdiri dari mengerjakan,
mendelegasikan dan pencatatan yang terdiri dari mengkaji klien kembali, menentukan kebutuhan bantuan perawat lain, mengimplementasikan strategi keperawatan dan
mengkomunikasikan tindakan-tindakan keperawatan. 4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada waktu kegiatan sedang dilakukan, intermitten, dan terminal. Pada saat kegiatan dilakukan evaluasi atau segera setelah implementasi
meningkatkan kemampuan perawat dalam memodifikasi intervensi; pada saat intermitten dilakukan pada interval khusus misalnya seminggu sekali yang dilakukan
untuk mengetahui kemajuan terhadap pencapaian tujuan dan meningkatkan kemampuan perawat untuk memperbaiki setiap kekurangan dan memodifikasi
rencana keperawatan agar sesuai dengan kebutuhan; dan pada saat terminal menunjukkan keadaan pasien pada waktu pulang.
Evaluasi kualitas asuhan keperawatan merupakan satu bagian yang penting dari akontabilitas profesional untuk mengetahuian quality assurance. Tiga aspek
penting dalam evaluasi yang mengacu pada standar yakni struktur, proses dan outcome. Evaluasi pada struktur terpusat pada organisasi dari sistem perawatan klien,
seperti prosedur administrasi pasien masuk, pembiayaan yang dibebankan pada pasien, pola staf, gaya manajer, tersedianya fasilitas dan sarana yang ada. Evaluasi
Universitas Sumatera Utara
pada proses dilakukan dengan melakukan wawancara pada klien atau keluarganya, melakukan audit pada catatan keperawatan serta secara langsung dapat dilakukan
dengan observasi. Evaluasi pada outcome berfokus pada status kesehatan klien, kesejahteraan dan kepuasan klien atau hasil perawatan dalam hal perubahan klien.
2.3 Landasan Teori