BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung Sinabung adalah sebuah gunung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak adalah dua
gunung berapi aktif di Sumatera Utara. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah
tercatat meletus sejak tahun 1600. Koordinat puncak gunung Sinabung adalah 3 derajat 10 menit LU, 98 derajat 23 menit BT. Wikipedia B
Berbagai aktivitas Gunung Sinabung tentu saja memberikan dampak positif maupun dampak negatif pada penduduk sekitar tersebut. Dampak negatif ada yang
secara langsung dapat dirasakan oleh penduduk sekitar Gunung Sinabung, misalnya pada saat Gunung Sinabung meletus mengeluarkan awan panas dan lahar yang
mengalir dengan membawa panasenergi yang cukup besar. Dampak negatif yang tidak langsung dirasakan adalah apabila terjadi peristiwa letusan yang menyebabkan
material-material vulkanik maupun radioaktivitas dikeluarkan oleh Gunung Sinabung tersebut. Debu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan
yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Debu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar
biasanya jatuh disekitar kawah sampai 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai puluhan kilometer bahkan ribuan kilometer dari
kawah disebabkan oleh adanya hembusan angin. Radiokativitas memepunyai dampak negatif pada kesehatan makhluk hidup di sekitarnya. Dampak negatif ini bergantung
pada kandungan dari radionuklida yang meluruh. Tanah vulkaniktanah Gunung
Universitas Sumatera Utara
Sinabung adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berapi yang subur mengandung unsur hara yang tinggi. Sudaryo,2009
Sejak 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, gunung Sinabung
mengeluarkan lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi Awas. Dua belas ribu
warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.
Akibat dari letusan gunung tersebut timbul kabut asap yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir ,dan debu vukanik yang menutupi ribuan hektar tanaman
para petani yang berjarak dibawah radius enam kilometer tertutup debu tersebut. Debu vulkanik tersebut sangat panas ,sehingga tanaman petani yang berada di lereng
Gunung Sinabung itu, banyak yang mati dan rusak. Diperkirakan seluas 15.341 hektar tanaman pertanian pengungsi Gunung Sinabung terancam gagal panen. Akibatnya,
petani berpotensi kehilangan hasil panen pertanian sebesar Rp. 29 miliar lebih. Terlebih lagi, tanaman tidak dirawat selama 20 hari karena ditinggal pemiliknya yang
mengungsi, selain itu pengaruh debu vulkanik bagi manusia dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Bahkan ada satu orang dilaporkan meninggal
dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya. Pada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB
sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letusan kedua terjadi bersamaan
dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini. Pada tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan
letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga
5.000 meter di udara.
Dari debu vulkanis yang disemburkan oleh Gunung Sinabung tersebut, penulis ingin memberikan informasi tentang struktur dan logam berat debu vulkanik Gunung
Sinabung yang berbahaya terhadap penduduk disekitar gunung tersebut dan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui bagaimana pengaruh tekanan terhadap konstanta kisi debu vulkanik Gunung Sinabung.
1.2 Rumusan Masalah