Tabel 4.3 Lineritas Konsentrasi Standard dan Batas Deteksi Pb, Cu dan Cd Unsur
Lineritas Konsentrasi
Batas Deteksi ppm
Pb 0,5 - 2,5
0,18 Cu
0,1 - 0,5 0,05
Cd 0,05 – 0,25
0,02 Supriyato, 2007
Pada tabel 4.2 dan 4.3 masing – masing disajikan data kondisi optimum analisis, lineritas konsentrasi dan batas deteksi unsur Pb, Cu dan Cd. Kondisi optimum
analisis diperoleh dengan mengukur serapan yang optimum dengan panjang gelombang masing – masing unsur pada setiap perubahan parameter lebar celah, arus
lampu, laju alir cuplikan dan asetilen, dan tinggi pembakar. Lineritas konsentrasi menunjukkan daerah kerja yang optimum masing – masing unsur dan batas deteksi
diperoleh berdasarkan perhitungan statistik dari kurva kalibrasi masing – masing unsur. Kelayakan alat uji yang memenuhi persyaratan dengan perolehan kepekaan
0.040 ppm dan presisi alat uji 1. Supriyanto, 2007
Logam berat yang beracun bagi manusia adalah Arsen As, Merkury Hg, Kadmium Cd, Timbal Pb, Tembaga Cu, Seng Zn dan Besi Fe. Tetapi logam
berat DVGS yang memiliki kadar logam tinggi yang pertama adalah Besi Fe yaitu 4,37 dan yang kedua adalah Tembaga Cu adalah 46,35 ppm dan berdasarkan data
dari PerMenKes 1990 dan SNI 7387:2009 debu vulkanis Gunung Sinabung berbahaya
bagi manusia karena mengandung logam berat yang berbahaya.
4.2. Analisis Struktur Akibat Pengaruh Tekanan
Analisis struktur kristal DVGS dilakukan dengan menggunakan XRD X-Ray Diffraction yang dapat dilihat pada lampiran C. Dari Spektrum XRD yang diperoleh
dapat dianalisis bahwa struktur kristal DVGS mengandung SiO
2
Silikon Dioksida yang dominan sebesar 59,92 dengan struktur kristal hexagonal sisanya Sodium
Aluminium Silikat Arnorthi Ca Na, Si Al dengan struktur Triklinik serta Sodium
Universitas Sumatera Utara
Aluminium Silikat Albite High Ca Na, Si Al dengan struktur Triklinik pada tiga puncak tertinggi. Dengan diketahuinya struktur kristal DVGS hexagonal, maka nilai
konstanta kisi a dan c DVGS dapat dihitung dari persamaan 2.5 perhitungan nilai konstanta kisi masing – masing tekanan terdapat pada lampiran A yang kemudian
dilihat pengaruh variasi tekanan terhadap konstanta kisi struktur kristal Debu vulkanik Gunung Sinabung seperti yang ditampilkan pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Harga konstanta kisi sebagai fungsi tekanan DVGS
No. Tekanan x 10
8
Pa Konstanta Kisi
a Å c Å
1 4,917
5,402 2
0,25 4,917
5,38 3
0,5 4,917
5,378 4
0,76 4,917
4,868 5
0,89 4,917
4,868
Dari data pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat pengaruh tekanan terhadap konstanta kisi struktur kristal DVGS seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 Hubungan Tekanan Vs Konstanta Kisi a dan c, DVGS
4 4.2
4.4 4.6
4.8 5
5.2 5.4
5.6 5.8
6
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9
K o
n st
an ta K
is i
Tekanan x 108 Pa
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 4.1 tersebut di atas dapat dilihat bahwa harga konstanta kisi a DVGS relatif tidak terjadi perubahan sedangkan harga konstanta kisi c DVGS terjadi
penurunan dari 5,378 Å dengan tekanan 0,5 x 10
8
Pa menjadi 4,868 Å dengan tekanan 0,76 x 10
8
Pa. Sedangkan pada tekanan 0,76 x 10
8
Pa sampai tekanan 0,89 x 10
8
Pa harga konstanta kisi c tidak terjadi perubahan. Walaupun nilai konstanta kisi c DVGS
mengalami penurunan dari 5,378 Å hingga nilai 4,868 Å masih tetap memiliki struktur hexagonal. Menurut analisis dari data grafik di atas DVGS yang meletus pada tanggal
29 April 2010 diberi tekanan sampai 0,89 x 10
8
Pa belum berubah sifat karakternya.
Dari data – data XRD yang dianalisis di peroleh juga persentase massa dan densitas dari 3tiga puncak tertinggi yang dihasilkan yaitu senyawa Silkon oksida
SiO
2
16,71 dengan densitas 2,65 grcm
3
dan Sodium Calcium Aluminum Silicate Anorthi Ca, Na Si, Al
4
O
8
58,12 dengan densitas 2,72 grcm
3
serta Albite High Na AlSi
3
O
8
25,17 dengan densitas 2,62 grcm
3
.
4.3 Analisis Struktur Mikro DVGS