Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

(1)

DOKUMENTASI Gambar 1

Gambar 2


(2)

Gambar 3

Gambar 4

Keterangan gambar 3 dan 4 : Pemberian bantuan untuk mewujudkan go green di danau toba.


(3)

Gaabar 5

Gambar 6


(4)

rumah masyarakat serta sawah masyarakat agar pengairan dapat berjalan dengan baik hingga sampai kepada sawah masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggusti, Martono, 2010. Tanggung jawab Sosial Perusahaan, Bandung: Books Terrace &Library

Bungin, Burhan. 2005. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Gunawan Widjaja, Yeremia Ardi Pratama, Seri Pemahaman Perseroan Terbatas Risiko hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR,(Jakarta : Forum Sahabat, 2008), Handoko, T.H. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-UGM

Irwandy Arif, “Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian

Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan Indonesia”, disampaikan pada Seminar : Pertambangan, Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, di Universitas Samratulangi – Manado, pada 06 Agustus 2007, hal.

Malayu S.P Hasibuan (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: dasar kunci

keberhasilah, Haji Masagung, Jakarta

Manullang. 1988. Dasar-dasar Manajemen. Medan: Ghalia Indonesia. Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press.

Surakarta.

Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya


(6)

Wacana

Siagian, Matias, 2010.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif

Pekerjaan Sosial. Medan: Fisip USU Per s

Siagian, Sondang, P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara

Solihin, Ismail, 2008. Corporate Social Responbility. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi,Bandung: PT Alphabet Susanto, A.B, 2007. Reputation-Driven Corporate Social Responbility

Pendekatan strategic Management dalm CSR, jakarta: Erlangga

Terry, George. R. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen. Penerjemah Smith. Jakarta: PT Bumi Aksara

Terry, George. R & Rue, Leslie. W. 2005. Dasar-dasar Manajemen. Penerjemah Ticoalu. Jakarta: PT Bumi Aksara

Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wibisono, Yusuf , 2005. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publising Williams, Erwin. 1971. Evaluation of Organic Management Function.

Atlanta Economic Review

Zuriah,Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori Aplikasi. Jakarta:Bumi Aksara


(7)

SUMBER PERUNDANG-UNDANG

Undang-Undang No 40 Thn 2007 Tgl 16 Agustus 2007 Tentang Coorpotare Social Responsibility

Peraturan Menteri Bumn No.Per-09/Mbu/07/2015 Tanggal 03 Juli 2015 Tentang Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara

PP No 47 Thn 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas,

SUMBER LAINNYA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33597/3/Chapter%20II.pdf diakses senin tgl 4 april 2016 jam 11:09

http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/ar_2012.pdf diakses 2 april 2016 http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/AR_2009.pdf diakses 3 april 2016


(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian ini adalah karena peneliti ingin mengetahui bagaimana sebenarnya koordinasi yang dilaksanakan di lapangan sehingga untuk mengetahuinya sangat penting dilakukan wawancara mendalam kepada subjek penelitian sehingga didapatkan data-data yang kemudian dapat dideskripsikan dengan interpretasi peneliti. Selain itu penelitian kualitatif juga akan membantu peneliti untuk melihat bagaimana nilai-nilai dan karakteristik yang dianut dalam suatu organisasi.

Nawawi (1992) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan gejala/keadaan sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan interpretasi. Metode penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan realitas secara kontekstual, interpretasi terhadap fenomena yang menjadi perhatian peneliti dan memahami perspektif partisipan terhadap masalah yang terjadi. Ciri pokok dari pendekatan penelitian deskriptif adalah memusatkan perhatian pada masalah yang ada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dan diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Sama halnya dengan Nawawi, Moleong (2005) juga menyatakan bahwa


(9)

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PTPN III Sei Batanghari No 2 Medan

III.3. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja atau purpossive sampling. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Usman, 2009). Adapun informan yang menjadi objek penelitian ini dibedakan atas tiga jenis yaitu informan kunci, informan utama dan informan tambahan. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah :

(1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sebagai informan kunci yaitu Staf bagian CSR (Corporate Social Responsibility) PTPN III Sei Batanghari Medan, Bapak Sri Mulyono Herlambang,


(10)

(2) informan utama, yaitu mereka terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Mereka adalah pelaksana CSR (Corporate Social Responsibility) PTPN III Sei Batanghari Medan, Bapak Ade Dermawan dan Sebagai penerima CSR adalah masyarakat, Ibu Marina Shopia dan Bapak Ian.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak terkait yang didasarkan pada percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung


(11)

data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku- buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan- catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta sumber- sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

III.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulisan dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar penelitian dalam menghubung- hubungkan fakta, data dan informasi. Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan dilapangan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.


(12)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III)

IV.1.1 Sejarah berdirinya PTPN III

PT Perkebunan Nusantara III (Persero), selanjutnya disebut PTPN III atau Perusahaan, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha Agro Bisnis dan Agro Industri Kelapa Sawit dan Karet. PTPN III merupakan hasil peleburan dari PT Perkebunan III, IV dan V sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 dengan dasar hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 1996. Hingga saat ini, Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 2 tanggal 2 Desember 2013 dari Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-52437 tanggal 4 Desember 2013. Selain kegiatan usaha Agro Industri dan Agro Bisnis Kelapa Sawit serta Karet, PTPN III juga mengupayakan kegiatan-kegiatan lain seperti pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut produksi


(13)

meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya. Hingga saat ini, Perusahaan memiliki 11 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 555 ton tand an buah segar per jam dan delapan pabrik karet dengan kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk utama PTPN III antara lain adalah Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil – CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan karet, serta produk turunan kedua komoditas tersebut seperti Cultivated Palm, Centifuge Latex, Crumb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet.

IV.1.2 VISI dan MISI

PT Perkebunan Nusantara III telah menetapkan Visi dan Misi sebagai dasar untuk mencapai tujuan perusahaan sebagai berikut :

1. Visi

Menjadi perusahaan agri bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik.

2. Misi

1.Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan,

2.Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan,

3.Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal,

4.Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan „imbal-hasil‟ terbaik


(14)

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis, 6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas,

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

3. Tata Nilai Perusahaan

Tata nilai perusahaan meliputi :

1. Proaktif Selalu bersikap proaktif, penuh inisiatif dan sadar akan resiko yang mungkin terjadi.

2. Kesempurnaan Selalu memperhatikan keunggulan berbisnis dan bekerja keras dalam mencapai hasil maksimal sesuai kompetensi perusahaan. 3. Kerja Sama Tim Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu

menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Inovasi Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode maupun produk baru.

5. Bertanggung Jawab Selalu bertanggung jawab untuk setiap keputusan yang diambil maupun tindakan yang dilakukan.

IV.1.3 Profil Perusahaan

PTPN III adalah salah satu dari 14 BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Perusahaan memiliki 11 (sebelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 555 ton tandan buah segar per jam dan 8 (delapan) pabrik karet dengan


(15)

kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan karet. Kegiatan Perusahaan antara lain mencakup budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet.

1. Kebun

Distrik Labuhan Baty 1 yaitu :

a. Kebun Bukit Tujuh (3.847,06) Labuhan Batu Selatan berjenis Kelapa sawit,

b. Kebun Meranti (7.105,90) Labuhan Batu Selatan berjenis Kelapa sawit, c. Kebun Sei Daun (7.141,67) Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit,

d. Kebun Torgamba (6.098,37) Labuhan Batu Selatan berjenis kelapa sawit, Jumlah total luas area tanaman 24.193,00.

Distrik Labuhan Batu II yaitu :

a. Kebun Sei Baruhur (5.823,10) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit, b. Kebun Sei Kebara (5.821,19) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit, c. Kebun Aek Torop (5.561,15) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit d. Kebun Aek Raso (3.065,70) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit

Jumlah total luas area tanaman 20.271,14 Distrik Labuhan Batu III yaitu :


(16)

b. Kebun Aek Nabara Utara (3.575,20) Labuhan Batu Induk ; Kelapa sawit dan karet

c. Kebun Aek Nabara Selatan (7.201,88) Labuhan Batu Induk ; Kelapa sawit d. Kebun Rantau Prapat (3.563,39) Labuhan Batu Induk ; Kelapa sawit dan

karet

e. Kebun Membang Muda (2.704.15) Labuhan Batu Utara ; Kelapa sawit dan karet

f. Kebun Labuhan Haji (3,104.16) Labuhan Batu Utara ; Kelapa sawit dan karet

g. Kebun Merbau Selatan (3.237,95) Labuhan Batu Utara ; Kelapa sawit dan karet

Jumlah total luas area tanaman 28.985,56 Distrik Asahan yaitu :

a. Kebun Sei Dadap (4.549,43) Asahan Kelapa sawit dan karet b. Kebun Pulau Mandi (3.619,43) Asahan Kelapa sawit dan karet c. Kebun Ambalatu (3.018,69) Asahan Kelapa sawit dan karet d. Kebun Bandar Selamat (3.570,34) Asahan Kelapa sawit Kebun e. Huta Padang Huta (4.315,52) Asahan Kelapa sawit

f. Kebun Sei Silau (5.515,28) Asahan Kelapa sawit dan karet Jumlah total luas area tanaman 24.588,69

Distrik Simalungun yaitu :


(17)

b. Kebun Bangun (2.864,75) Simalungun Kelapa sawit dan karet c. Kebun Bandar Betsy (4.754,50) Simalungun Kelapa sawit

Jumlah total luas area tanaman 12.063,56 Distrik Deli Serdang I :

a. Keb un Gunung Para (3.506,47) Serdang Bedagai ; Kelapa sawit dan karet b. Kebun Gunung Pamela (3.888,16) Serdang Bedagai ; Kelapa sawit dan

karet

c. Kebun Gunung Monako (1.975,62) Serdang Bedagai Kelapa sawit d. Kebun Silau Dunia (4.107,48) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet

Jumlah total luas area tanaman 13.477,73 Distrik Deli Serdang II

a. Kebun Sarang Giting (2.744,65) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet b. Kebun Rambutan (6.405,06) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet c. Kebun Tanah Raja (3.234.29) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet d. Kebun Sei Putih (2.632,66) Deli Serdang Kelapa sawit dan karet

Jumlah total luas area tanaman (15.016,66) kelapa sawit dan karet Distrik Tapanuli Selatan

a. Kebun Hapesong (2.998,87) Tapanuli Selatan Kelapa sawit dan karet b. Kebun Batang Toru Batang (3.238,27) Tapanuli Selatan Kelapa sawit dan

karet


(18)

Distrik Aceh Timur

a. Kebun Karang Inong/ KSO (4.196,40) Aceh Timur Kelapa sawit dan karet b. Kebun Julok Rayeuk Selatan /KSO (3.875,40) Aceh Timur Kelapa sawit

dan karet

Jumlah total luas area tanaman 8.071,80

2. Pabrik Kelapa Sawit Palm Distrik Labuhan Batu I yaitu :

a. PKS Torgamba 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

b. PKS Meranti 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit Palm

c. PKS Sei Daun 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

Distrik Labuhan Batu II yaitu :

a. PKS Sei Baruhur 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

b. PKS Aek Raso 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

c. PKS Aek Torop 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit


(19)

Distrik Labuhan Batu III

a. PKS Sisumut 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

b. PKS Aek Nabara Selatan 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Induk Pabrik Minyak Sawit

Distrik Asahan

a. PKS Sei Silau 60 Ton TBS / Jam Asahan Pabrik Minyak Sawit Distrik Simalungun

a. PKS Sei Mangkei 75 Ton TBS / Jam Simalungun Pabrik Minyak Sawit Distrik Deli Serdang

a. PKS Rambutan 30 Ton TBS / Jam Serdang Bedagai Pabrik Minyak Sawit

3. Pabrik Pengolahan Karet Distrik Labuhan Batu III

a. PPK Rantau Prapat 12 Ton KK / Hari Labuhan Batu Induk Sheet

b. PPK Membang Muda 60 Ton KK / Hari Labuhan Batu Utara Lateks Pekat dan Crumb Rubber

Distrik Asahan


(20)

Distrik Simalungun

a. PPK Bandar Betsy 16 Ton KK / Hari Simalungun Sheet Distrik Deli Serdang I

a. PPK Gunung Para 46,8 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Crumb Rubber dan Sheet

Distrik Deli Serdang II

a. PPK Sarang Giting 11 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Sheet b. PPK Rambutan 30 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Lateks Pekat Distrik Tapanuli Selatan


(21)

IV.I.4 Struktur Grup Perusahaan

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016

Asosiasi Association Afiliasi Affiliate Anak Perusahaan Subsidiaries Pemerintah Indonesia Indonesian Goverment PTPN III PT IndustriKaret Nusantara 99,9 %

PT Sarana Agro Nusantara 45%

PT Riset Perkebunan Nusantara 12,95%

PT ESW Nusantara Tiga 74,11% PT TigaMutiara Nusantara 30% PT KharismaPemasaran Bersama Nusantara JIC Wood Company

Limited 60% PT Perkebunan MitraOgan 26,42% Hamburg Indonesische Import (Indoham) 5,60% PT Bio Industri

Nusantara 25%

PT Bursa Berjangka Jakarta 3,45%


(22)

IV.I.5 Struktur Organisasi


(23)

BAB V

ANALISIS DATA

V.1 Kebijakan CSR dan Perkembangnnya

Sebelum dikeluarkannnya undang-undang No 40 thn 2007 tgl 16 agustus 2007 tentang Coorpotare Social Responsibility dan Peraturan Menteri BUMN No.per-09/mbu/07/2015 tanggal 03 juli 2015 tentang program kemitraan dan program bina lingkungan badan usaha milik negara. PTPN III sudah melakukan kegiatan seperti CSR kepada masyarakat tetapi namanya berbeda dan sudah ada alokasi dana setiap tahunnya untuk kegiatan itu dalam membantu masyarakat yang tinggal disekitaran perkebunan. Sejak dikeluarkan peraturan pemerintah itu yang diperkuat dengan PP No 47 thn 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas, bermanfaat meringankan beban pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat, undang-undang tersebut menjadi latar belakang perusahaan melakukan tanggung jawab sosial. (Wawancara kepada Bapak Ade. Tanggal 2 Juni 2016)

Tujuan dari tanggungjawab sosial itu sendiri sama seperti sasarannya yaitu masyarakat sebagai pihak eksternal (Stakeholder) di lingkungan Kantor Direksi Medan, Distrik/Kebun/Unit PTPN III yang tersebar di 9 Kabupaten Propinsi Sumatera Utara dan Aceh Timur dan tujuannya adalah pemberdayaan masyarakat. Program CSR yang disusun meliputi Kemitraan, bina lingkungan, dan tanggungjawab sosial. Alokasi dana untuk kemitraan dan bina lingkungan maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak sedangkan


(24)

tanggungjawab sosial yaitu dana perusahaan yang tertampung dalam RKAP. Program Kemitraan yaitu program untuk peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari perusahaan. Dimana ruang lingkupnya adalah sektor perdagangan, sektor industri, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor perikanan dan sektor jasa. Program Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pemanfaatan dana dari perusahaan. Program ini meliputi bantuan bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan,atau sarana umum, bantuan sarana ibadah, pelestarian alam serta bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Sementara itu tanggungjawab sosial adalah program kepedulian perusahaan terhadap kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha PTPN III melalui pemanfaatan dana perusahaan yang tertampung dalam RKAP. Program ini meliputi bantuan olahraga, peringatan hari besar/perayaan nasional ataupun keagamaan, sarana dan prasarana ketahanan pangan dan hortikulturan, pelestarian alam, serta bantuan untuk kegiatan lain-lain dari stakeholder sesuai persetujuan direksi. Bantuan ini berupa fisik dan uang tunai. (Wawancara kepada Bapak Herlambang. tanggal 3 Juni 2016)

V.2 Mekanisme dan Proses Implementasi Coorporate Social Responsibility

Setiap tahunnya penyaluran bantuan dana dan fisik dilakukan PTPN III melalui program CSR yang meliputi program kemitraan dan bina lingkungan serta tanggungjawab sosial. Implementasi program-program ini memiliki beberapa mekanisme untuk bantuan tertentu yang harus dikerjakan oleh masyarakat.


(25)

Alur Proses Pengajuan Proposal PKBL

Sumber : PTPN III Medan 2016

Program kemitraan ditujukan bagi masyarakat ataupun pengusaha-pengusaha kecil yang membutuhkan peminjaman modal dalam mengembangkan usahanya. Untuk alur proses pengajuan kepada program kemitraan dimulai dari pemberian proposal masyarakat/stakeholder UKM/CMB kepada kebun/unit terdekat yang berada disekitaran rumah masyarakat terkhusus didaerah-daerah pabrik, lalu bagian unit akan menyerahkan proposal ke kantor distrik manager dan pada akhirnya kantor direksi PTPN III, setelah itu akan diproses dalam beberapa waktu untuk memutuskan apakah penerima sesuai dengan syarat. Apabila disetujui maka dilakukannya penyerahan bantuan pinjaman kepada pihak yang menerima.

Kantor Direksi PTPN III

Kebun/Unit Terdekat

Kantor Distrik Manager Proposal

Masyarakat /ukm/cmb


(26)

Apabila masyarakat bertempat tinggal disekitaran kantor direksi PTPN III maka masyarakat boleh menghantarkan langsung ke kantor dan akan diproses beberapa waktu. Beberapa kewajiban masyarakat dalam melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh perusahaan yaitu membayar pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik pada perusahaan dan membuat pembukuan/pencatatan kegiatan usaha dengan tertib. Prosedur Penyaluran dana CSR

Sumber PTPN III Medan 2016

Program tanggung jawab sosial selain dilakukan atas insiatif perusahaan juga dilakukan dengan insiatif masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhan

Pengajuan Proposal Oleh Masyarakat

Izin prinsip dari manajemen korporat

Pelaksanaan survey kelayakan ke lapangan

Diskusi dengan calon penerima bantuan

Penyerahan bantuan

Penandatangan Berita Acara Serah Terima


(27)

masyarakat. Program yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat harus melalui beberapa prosedur seperti skema diatas, dimulai dari pengajuan proposal oleh masyarakat artinya kegiatan atau bantuan seperti apa yang ingin masyarakat terima. Lalu izin prinsip dari manajemen perusahaan, dan apabila perusahaan telah menerima proposalnya akan dilakukan suvery tempat. Setelah itu adanya diskusi singkat kondisi yang akan dibantu kepada penerima bantuan, jika sesuai dengan ketetapan yang ada maka diserahkannya bantuan kepada penerima dan melakukan tandatangan sebagai berita acara serah terima dan juga adanya dokumentasi sebagai buktinya. Selama proses pelaksanaan CSR ini pastinya selalu terjadi konflik pada masyarakat tetapi hanya konflik biasa yang masih bisa diatasi oleh perusahaan sehingga dilakukannya pengawasan terus menerus terhadap masyarakat.

V.3 Pemberian CSR kepada masyarakat

Wujud nyata dari program CSR telah direalisir oleh PTPN III dalam berbagai sektor yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, seperti visi program ini adalah Menjadi pusat jejaring kerja multi stakeholder (Multi

Stake Holders Networking) dan pusat pembelajaran Corporate Social Responsibility dan misinya Membangun kesadaran dan komitmen shareholder dan pengambil keputusan di perusahaan dalam menjalankan CSR yang berkelanjutan. Implementasi CSR juga diharapkan stakeholder yang nantinya

diharapkan akan membangun “corporate image” positif dari masyarakat terhadap


(28)

masyarakat sekitar. Sebagai perusahaan BUMN bidang perkebunan yang peduli pada masyarakat lingkungan.(Wawancara Dermawan Tanggal 2 juni 2016)

V.3.1 Bantuan CSR

Tanggungjawab sosial yang sudah dilakukan PTPN III sudah meliputi banyak kegiatan. Beberapa sektor tertentu di fokuskan guna meningkatkan kebutuhan masyarakat, seperti tabel dibawah ini :

KONTRIBUSI CSR PTPN III UNTUK MASYARAKAT LINGKUNGAN 6 TAHUN TERAKHIR

No Uraian/ Sektor Tahun

2010 2011 2012

1 Bantuan Olahraga

177.250.000 166.000.000 396.433.014 2 Bantuan

Peringatan Hari Besar

3.397.509.639 3.027.420.000 2.855.209.000

3 Bantuan Pelestarian Alam

622.665.227 174.251.297 390.388.822

4 Bantuan Pangan/ Hortikultura

- 5.312.986.975 3.846.233.768 5 Bantuan Sarana/

Prasarana

4621404.076 13.646.323.637 1.930.368.091 6 Lain-lain 5.320.130.191 6.160.168.88

Total 14.638.959.133 28.987.150.794 15.519.769.652

Sambungan tabel

2013 2014 2015 s/d

maret2016

Jumlah

- 60.500.000 315.000.000 - 1.115.183.014

2.659.450.000 874.727.764 596.775.300 31.9000.000 13.442.991.703

59.655.000 - - 1.246.960.346


(29)

250.281.424 - - 24.615.173.094 1.110.978.265 4.916.210.627 2.490.974.991 274.000.000 22.702.831.050 4.291.501.174 5.871.466.391 3.452.725.291 305.900.000 73.063.499.435 Sumber : PTPN III Medan 2016

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil data yangditerima dari PTPN III Medan, pelaksanaan CSR PTPN III telah menggelontorkan dana CSR dari Tahun 2010 s/d 2014 dengan total dana sebesar ± empat Rp. 69.054.874.144,- (Enam

puluh Sembilan miliar lima puluh empat juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu seratus empat puluh rupiah) yang terbagi dalam lima sektor yaitu olahraga,

peringatan hari besar/perayaan, pelestarian alam, ketahanan pangan/hortikultura dan sarana/prasarana umum dan lain lain.

1. Olahraga,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 800.183.014,- meliputi bantuan sarana dan prasarana olahraga, bantuan pelaksanaan kegiatan olahraga dari berbagai institusi, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah yang tersebar di Sumatera Utara (incl. Aceh).

2. Peringatan Hari Besar/Perayaan,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 12.814.316.403,- meliputi bantuan pelaksanaan perayaan hari besar keagamaan, hari besar nasional, peringatan ulang tahun institusi dan kegiatan keagamaan dari berbagai institusi dan stakeholder di berbagai daerah di Provinsi Sumatera Utara.


(30)

3. Pelestarian Alam,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 1.246.960.346,- meliputi kegiatan penghijauan diberbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan institusi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan TNI.

4. Pangan dan Hortikultura,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 9.890.385.228,- untuk program ketahanan pangan meliputi bantuan saprodi/saprotan yaitu berupa benih padi unggul dan benih jagung non hibrida, pupuk dan bahan kimia tanaman kepada kelompok tani dan pelaksanaan gelar pasar murah bagi masyarakat kurang mampu dilingkungan Kandir/Distrik/Kebun/Unit PTPN III yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

5. Sarana/Prasarana Umum,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 24.615.173.094,- meliputi pengaspalan jalan, pengerasan jalan, pembangunan jembatan, parit pembuangan air, pembangunan sarana ibadah yang telah direalisasikan di Kabupaten Labuhanbatu, Asahan, Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan (Muara Opu – Ampolu) dan Propinsi Aceh (KSO PTPN I – III).


(31)

6. Lain-lain

Selain 5 sektor diatas, PTPN III juga telah menindaklanjuti permohonan/proposal masyarakat baik kelompok maupun perorangan dengan nilai sebesar Rp. 19.687.856.059,-.

Tahun 2012 dapat Diuraikan kelima sektor diatas bahwa kontribusi PTPN III dirasakan cukup signifikan. Hal tersebut tercermin dari opini masyarakat yang merasakan manfaat nyata dan menyentuh langsung kebutuhan riil masyarakat. dengan adanya bantuan sarana dan prasarana umum yaitu berupa pengerasan jalan di 2 desa yaitu Desa Kerapuh sepanjang 8,5 kilometer dengan lebar 4 meter dan di Desa Panombean sepanjang 11,4 kilometer dan lebar 4 meter di Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dilingkungan unit kerja PTPN III Kebun Silau Dunia.

Untuk sektor ketahanan pangan PTPN III juga telah menyalurkan bantuan saprodi berupa benih padi, pupuk dan pestisida kepada 36 Kelompok Tani di 20 Desa, 16 Kecamatan yang tersebar di 6 kabupaten propinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Simalungun, Asahan dan Labuhan Batu Utara dengan luasan 999 ha lahan masyarakat petani. Sebagai sinergi antar BUMN, PTPN III bekerjasama dengan PT. Sang Hyang Seri (Persero) sebagai pemasok benih padi dan bahan kimia tanaman. Bantuan saprodi kepada kelompok tani tersebut dalam rangka mendukung program pemerintah guna mewujudkan swasembada beras nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden RI.


(32)

Tidak ketinggalan pada sektor pelestarian alam PTPN III juga turut berkontribusi dalam rangka penghijauan di kawasan Danau Toba yaitu penanaman bibit pohon seluas 200 ha di Kabupaten Simalungun bekerjasama dengan Kodam I/Bukit Barisan dengan nilai bantuan sebesar Rp. 244.300.000,- Penamanan perdana dilakukan oleh Pangdam I/Bukit Barisan Mayjend TNI Lodewijk F. Paulus didampingi oleh Direksi PTPN III yang diwakili oleh Ir. Aja Ibrafan,MM di Desa Girsang Sipangan Bolon. Kontribusi tersebut merupakan kepedulian PTPN III terhadap kelestarian lingkungan untuk menghijaukan kembali hutan-hutan gundul dikawasan perbukitan Danau Toba pada program Toba Go Green dalam mengantisipasi global warming dan sejalan dengan program pemerintah menanam 1 milyar pohon.

Selain itu PTPN III juga telah menyalurkan bantuan beasiswa kepada 4.660 siswa/i SD, SLTP, SLTA, mahasiswa/i dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Sumatera Utara yang berprestasi 1 – 10 besar dan dari keluarga kurang mampu dengan nilai nominal sebesar 2,4 milyar rupiah. Bantuan beasiswa tersebut diserahkan secara simbolis oleh Direktur Utama PTPN III Megananda Daryono dan Direktur SDM dan Umum Rachmat Prawirakusumah kepada perwakilan siswa/i, mahasiswa/i dari berbagai sekolah dan universitas yang tersebar di Kabupaten Propinsi Sumatera Utara pada acara Zikir Akbar dan Apel Akbar Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) PT. Perkebunan Nusantara III pada tanggal 10 Juli 2012 di Lapangan Benteng Medan.

Bersamaan dengan acara apel tersebut PTPN III juga menyerahkan secara simbolis 24 unit Sepeda Motor Honda Mega Pro untuk institusi Kepolisian


(33)

Daerah Sumatera Utara. Bantuan sepeda motor tersebut untuk sarana transportasi petugas Bhabinkamtibmas desa dalam menjaga kondusifitas diwilayah hukum 3 Polres yaitu Polres Samosir, Polres Humbahas dan Polres Tobasa. Komitment PTPN III terhadap kemajuan olahraga nasional terutama sepakbola juga terlihat dengan telah didirikannya sekolah sepakbola milik BUMN pertama di Indonesia yang peresmiannya dihadiri oleh Ketua umum PSSI Djohar Arifin dan Direktur Utama PTPN III Megananda Daryono beserta jajarannya di Kebun Gunung Pamela Kabupaten Serdang Bedagai.

Tahun 2013 penyaluran dana CSR kepada masyarakat lingkungan mengalami penurunan dikarenakan kondisi keuangan perusahaan berada pada tren menurun. Dari RKAP tersedia sebesar Rp. 7.000.000.000,- yang terealisasi hanya Rp. 4.291.501.174,- yang meliputi bantuan 6 sektor pada table diatas.

Tahun 2014 RKAP tersedia sebesar Rp. 10.000.000.000,- yang terealisasi sebesarMRp. 5.621.466.391,- setelah dibukukan bagian akuntansi (3.05). Adapun bantuan yang telah direalisir adalah meliputi bantuan olahraga, bantuan peringatan hari besar/perayaan nasional ataupun keagamaan dan bantuan kegiatan lain-lain dari stakeholder sebanyak 67 objek. Diantara objek tersebut diantaranya kepedulian PTPN III kepada korban bencana Gunung Sinabung, pembangunan Masjid BUMN Jakarta, penghijauan Toba Go Green, cuci parit sepanjang 1.900 meter di Labuhan Haji, bantuan komputer untuk 22 Perguruan Tinggi di Sumut, bantuan beasiswa SD, SLTP & SLTA untuk anak-anak kurang mampu dilingkungan Distrik/Kebun/Unit, bantuan Festival Danau Toba, santunan janda-janda dan anak-anak yatim dilingkungan Kantor Direksi Medan, bantuan untuk


(34)

gereja, masjid dan kantor kepala Desa Bandar Betsy, dan bantuan pengerasan Lapisan Pondasi Bawah (LPB) jalan sepanjang 4.000 m, lebar 5,5 meter jalan Batang Gogar Aek Torop.

Berbeda dengan tahun sebelumnya pada tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami penurunan yaitu dengan RKAP sebesar Rp 3.452.725.291 dan Rp305.900.000. Anggaran untuk tahun 2015 meliputi olahraga sebesar Rp 315.000.000, peringatan hari besar/perayaan nasional ataupun keagaamaan Rp 596.775.300, sarana dan prasarana ketahanan pangan/hortikultura Rp 49.975.000 dan kegiatan lain-lain dari stakeholders 2.490.974.991. Senada dengan hal itu anggaran dana CSR untuk tahun 2016 yang direncanakan dan sedang berjalan hingga desember mendatang meliputi hari peringatan besar, bantuan pangan sebesar Rp 31.500.000, dan bantuan sarana serta kegiatan lain-lain dari stakeholder Rp 274.000.000. (PTPN III Medan 2016)

Dalam melaksanakan setiap kegiatan CSR PTPN III tetap bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi terkait maupun para pemangku kepentingan dilingkungan unit kerja PTPN III guna menjaga hubungan yang harmonis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PTPN III sebagai Perusahaan BUMN tetap memiliki komitment kuat untuk menjalankan program CSR yang telah diwajibkan pemerintah untuk dilaksanakan sebagai eksistensi perusahaan dimata pemerintah daerah, pusat, maupun stakehdolder alam membangun Good Corporate


(35)

V.3.2 Bantuan Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Pemberian bantuan pembinaan direncanakan dapat membawa dampak positif bagi usaha mitra binaan maupun lingkungan usaha PTPN-III yaitu :

• Meningkatnya volume produksi yang dihasilkan oleh Mitra Binaan. • Terserapnya tenaga kerja khususnya dilingkungan Mitra Binaan. • Para Mitra Binaan terhindar dari ijon (rentenir)

• Mitra Binaan berusaha untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan kualitas produksinya.

• Beberapa Mitra Binaan telah dapat menunjukkan pengembangan bisnisnya dan menjadikan usaha-usaha kecil sebagai anak angkat, serta telah ada yang mampu menembus Pasar Luar Negeri.

• Terwujudnya hubungan yang lebih harmonis dengan masyarakat sekitar wilayah usaha PTPN-III sehingga diharapkan tercapai Zero Complain. (Wawancara kepada bapak Herlambang, 3 juni 2016)

PT. Perkebunan Nusantara III telah menyalurkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan s/d Triwulan I Tahun 2016 sebagai berikut :

• Program Kemitraan sebesar Rp.218.053.552.113,- • Program Bina Lingkungan sebesar Rp.153.956.706.620,-


(36)

Realisasi Penyaluran Dana Kemitraan Per PEMKO/PEMKAB s/d Triwulan I tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

Realisasi Penyaluran Dana Program Kemitraan Per Sektor s/d Triwulan I Tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

M.B Rp.

I. Prov. Sumatera Utara

1 Asahan 496 12.581.946.000 2 Deli Serdang 1.050 29.086.347.380 3 Serdang Bedagai 469 14.672.000.000 4 Dairi 72 2.284.911.111 5 Karo 226 8.384.183.000 6 Labuhanbatu Induk 577 16.254.918.603 7 Labuhanbatu Utara 359 12.562.688.000 8 Labuhanbatu Selatan 262 9.613.820.000 9 Medan 1.699 60.223.738.350 10 Simalungun 527 13.402.044.000 11 Tebing Tinggi 217 5.642.100.000 12 Tap. Selatan 429 12.827.850.939 13 Mandailing Natal 56 658.169.980 14 Tap. Tengah 163 3.742.500.000 15 Tap. Utara 78 1.843.506.375 16 Toba Samosir 20 449.875.000 17 Batu Bara 45 1.462.800.000 18 Nias 1 3.092.500 19 Cluster 2 10.754.914.875 20 Humbahas 7 303.145.000

6.755

216.754.551.113 II. Prop. Sumbar 16 170.000.000 III. NAD 47 1.129.001.000

6.818

218.053.552.113 Real. s/d Triwulan I Tahun 2016

No. Pemkab./Pemko.

Jumlah

TOTAL

No. Unit Total s/d Triwulan I Tahun 2016

1 Sektor Perdagangan 3.725 118.921.079.349 2 Sektor Jasa 1.774 56.441.415.875 3 Sektor Pertanian 186 3.133.976.441 4 Sektor Industri 715 19.106.160.411 5 Sektor Perikanan 102 2.528.343.178 6 Sektor Peternakan 140 4.260.020.522 7 Sektor Perkebunan 174 2.907.641.462 8 Sektor Lainnya/Cluster 2 10.754.914.875

6.818

218.053.552.113 Jumlah


(37)

Realisasi Program Bina Lingkugan Per PEMKO/PERKAB s/d Triwulan I tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

Realisasi Penyaluran Dana Program Bina Lingungan s/d Triwulan I tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

No. Real s/d Triwulan I Tahun 2016

1 Asahan 11.967.519.304 2 Deli Serdang 10.502.085.008 3 Serdang Bedagai 14.302.121.632 4 Dairi 147.060.000 5 Karo 1.219.673.100 6 Labuhanbatu Induk 17.425.407.363 7 Labuhanbatu Utara 7.004.553.502 8 Labuhanbatu Selatan 12.110.888.505 9 Medan 47.032.845.799 10 Simalungun 11.980.680.103 11 Tebing Tinggi 2.858.452.400 12 Tapanuli Selatan 10.011.036.164 13 Mandailing Natal 267.378.150 14 Tapanuli Tengah 169.032.000 15 Tapanuli Utara 455.436.240 16 Toba Samosir 660.159.800 17 Langkat 2.471.484.840 18 Samosir 387.028.080 19 Nias 20.000.000 20 Pemkab. Aceh Timur 816.954.240 21 Batu Bara 1.440.849.740 22 Binjai 288.342.000 23 Humbahas 268.100.000 24 Padang Lawas Utara 50.100.000 25 Jakarta/Bekasi 99.518.650 153.956.706.620

Pemkab./Pemko.

Jumlah

No. Total Real s/d Triwulan I Tahun 2016

1 Korban Bencana Alam 1.204.811.200 2 Pendidikan dan atau Pelatihan 46.317.670.053 3 Peningkatan Kesehatan 5.732.692.600 4 Pengembangan Prasarana dan Sarana Umum 35.978.708.591 5 Sarana Ibadah 57.599.332.366 6 Pelestarian Alam 39.375.000 7 Bantuan Sosial kemasyarakatan dalam

rangka pengentasan kemiskinan 7.084.116.810 153.956.706.620

Jumlah Sektor


(38)

Dalam melaksanakan program kemitraan, beberapa harapan PTPN III yang ingin dicapai sesuai dengan penjelasan diatas, maka semaksimalnya perusahaan membantu masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal, walaupun tidak semua mampu dibantu tetapi paling tidak merangkul sebagian masyarakat.

Program Kemitraan yang dikerjakan oleh PTPN III sangat bermanfaat, modal pinjaman yang diberikan membantu dalam pengembangan usaha. Sebelum diberikannya dana kepada penerima pinjaman modal, perusahaan mengadakan pelatihan kerajinan tangan yang diikuti oleh beberapa orang selama tiga hari. Hal ini membantu mencipta kreatifitas berbagai macam kerajinan tangan. Hasil usaha yang dihasilkan juga dapat dipromosikan dari penawaran program pelatihan tersebut seperti menghadiri pameran-pameran yang dilaksanakan donatur yang bekerjasama didalam itu. Dana yang dipinjamkan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati dan itu sangat kecil bunganya sehingga menguntungkan masyarakat yang memiliki usaha. (Wawancara kepada Ibu Shopia.16 juni 2016)

Dokumentasi pribadi : Usaha Ibu Shopia. Tanggal16 juni 2016

Perbaikan sarana dan prasarana belum pernah terjadi di sekitaran kantor PTPN III Medan, namun pemberian pinjaman modal banyak diterima disekitaran daerah PTPN ini. Seperti salah satu penerima pinjaman, bapak Ian mengatakan “


(39)

Untuk perbaikan jalan ataupun pemberian dana dalam membangun gedung umum seperti mesjid dan gereja dilakukan dengan pemberian proposal terlebih dahulu dan hal itu belum pernah saya dengar sekitaran sini, mungkin didaerah-daerah sekitaran pabrik PTPN III karena dididaerah-daerah sini tidak begitu membutuhkan namun sekitaran sini banyak menerima pinjaman modal dalam untuk program kemitraan. PTPN III menawarkan kepada saya untuk ikut bergabung dalam program ini dan hal itu menarik hati saya”.

Dokumentasi pribadi : Usaha Bapak Ian, 16 juni 2016

Program peminjaman modal, sangat berguna dalam memulai mengembangan usaha-usaha kecil. Besarnya pemberian pinjaman itu sesuai dengan jenis usaha yang dikembangkan setiap orang, maka dana yang diterima setiap usaha-usaha berbeda-beda. Selain itu juga peminjam modal ini bersifat membantu sehingga sangat berbeda dengan peminjaman yang lain yang lebih mengutamakan bunga besar yang akan dikembalikan namun PTPN hanya sekian persen bunga yang dibebankan dan itu masih mampu untuk dibayar dalam pemgembalian dana sesuai waktu yang telah disepakati. (Hasil wawancara Bapak Ian. 16 juni 2016).


(40)

V.4 Hambatan dalam Melaksanakan CSR

Pelaksanaan CSR tidak selalu berjalan dengan baik. Perusahaan mengimplementasikan CSR juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pertama, terkait dengan komitmen pimpinan perusahaan. Kedua, ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan yang lebih besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberikan kontribusinya. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur oleh pemerintah. Semakin kondusif regulasi dan semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat dan ketertarikan kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat. (Harian Surya“

Pengimplementasian CSR”. Harian Kompas, tanggal 4 Agustus 2007)

PTPN III mengalami penurunan dalam alokasi dana untuk CSR dikarenakan pemasukan dana pada perusahaan ini sedang mengalami kemunduran sehingga beberapa tahun ini terkhusus 2016 lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan terjadinya hal itu maka perusahaan mengurangi beberapa bagian yang akan dilaksanakan dalam CSR, dan hanya memfokuskan bidang tertenju saja, seperti halnya tahun ini mengalokasikan dana kepada permintaan

stakeholders. Dampaknya beberapa bidang yang sudah dilaksanakan di

tahun-tahun sebelumnya tidak dapat direalisasikan dengan maksimal ditahun-tahun terakhir ini, dan masyarakat yang menerima bantuan CSR ditahun ini lebih sedikit. (Wawancara Bapak Herlambang. 3 Juni 2016)

Disamping itu, hambatan yang terjadi dalam melaksanakan CSR datang dari masyarakat tertentu. Seperti yang terjadi dalam pelaksanaan bina lingkungan,


(41)

beberapa masyarakat merespon negatif. Masyarakat menganggap akan merusak lingkungan, nyatanya perusahaan ingin melestarikan lingkungan dengan memberikan bibit tanaman. Selain itu juga permintaan masyarakat terhadap pengadaan barang-barang tertentu karena terkena dampak lingkungan dari pabrik tapi yang terjadi adalah bukan semua masyarakat mengalaminya namun masyarakat yang tidak terkena dampak negatif pun ikut serta dalam meminta pengadaan barang dalam rangka perbaikan. (Wawancara Bapak Ade. 2 juni 2016)

Dalam mewujudkan CSR sangatlah tidak mudah karena berkaitannya dengan banyak orang dan sangat sulit untuk menimbulkan presepsi yang positif pada semua pihak. Pelaksanaan CSR masih belum terlaksana dengan baik, dilihat dari faktor internal dan eksternal, artinya masalah muncul dari perusahaan itu sendiri dan dari luar perusahaan itu sendiri. Hal ini menjadi hambatan yang dialami dalam melaksanakan CSR dengan maksimal.

V.5 Implementasi CSR untuk Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan

Konteks pembangunan saat ini, tidak lagi menghadapkan perusahaan kepada tanggung jawab yang berpijak pada aspek keuntungan secara ekonomis semata, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Sehingga diperlukannya perencanaan yang matang dengan melibatkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Menurut Solihin (2009) bahwa


(42)

pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Impelementasi CSR pada PTPN III sudah terjadi tetapi masih belum sampai kepada memikirkan pembangunan berkelanjutan dan belum sampai menemukan tidak adanya masalah dimasyarakat. CSR dan pembangunan sudah pasti memiliki keterkaitan yang erat, artinya dalam pelaksanaan CSR bertujuan untuk merangkul masyarakat. Dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan sebagai Fasilitator dan Eksekutor untuk masyarakat, dengan melihat kebutuhan masyarakat yang mampu dibantu oleh perusahaan. Sejauh ini secara global CSR PTPN III sudah banyak membantu masyarakat sekitar walaupun belum tentu sudah memenuhi keinganan individu. Adanya relasi dengan masyarakat pastinya tidak selalu menimbulkan respon yang positif, melainkan juga menimbulkan respon negatif, dan sampai saat ini pun masih dihadapi PTPN III dalam pemberian bantuan CSR kepada masyarakat. PTPN III juga bertujuan untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat sekitar. Seperti halnya pencurian, penggarapan yang masih terjadi pada perkebunan PTPN III, direspon postif pada pihak perusahaan dengan memberikan pekerjaan bagi mereka agar melindungi daerah perkebunan. (Wawancara kepada Dermawan. 2 juni 2016)

Pembangunan adalah proses dimana melibatkan masyarakat secara maksimal dengan sumberdaya alam yang ada, berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yang mendefenisikan untuk tidak merusak sumberdaya alam kepada generasi selanjutnya. Adanya perhatian terhadap hal ini yaitu dengan melakukan


(43)

perbaikan jalan, pembersihan parit sekitaran perkebunan yang berguna juga sebagai perairan tanah masyarakat setempat. Disamping itu juga ketika masyarakat mengeluh dengan masalah proses produksi PTPN III seperti asap yang merusak atap warga, maka PTPN III merespon baik dengan mengganti rugi seng masyarakat yang terkena asap menggunakan alokasi dana kegiatan stakeholder CSR. PTPN juga melakukan perbaikan terhadap pembuangan asap agar tidak terkena kepada masyarakat. (Wawancara kepada Bapak Herlambang tanggal 3 Juni 2016)

Perencanaan CSR belum bisa dikatakan mencapai total pembangunan berkelanjutan. Dimana PTPN III melakukan CSR berfokus kepada permintaan masyarakat, artinya apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Dilihat dari sisi lingkunganya, pabrik PTPN III sudah dirancang tidak mengganggu masyarakat setempat apalagi dalam pembuangan limbah, atau hasil produksi dari PTPN III itu sendiri. Bahkan sarana dan prasarana tempat warga tinggal bersamaan daerah perkebunan semampu PTPN III diperbaiki sesuai dengan permintaan masyarakat tanpa merugikan pihak manapun dan sebaliknya, dilakukan untuk menguntungkan semua pihak. Tahun-tahun terakhir ini juga PTPN III melakukan bedah rumah dengan melihat kondisi rumah warga yang tidak memungkinkan lagi untuk tinggal, sehingga perusahaan berinisiatif untuk melakukan perbaikan. Hal ini juga berkaitan terhadap peduli lingkungan sekitar yang benar-benar membutuhkan bantuan sesuai standar PTPN III yang sudah ditentukan dan disepakati. Berkaitan dengan itu, PTPN III juga ikut bergabung dalam menjaga dan meningkatkan lingkungan seperti turut berkontribusi dalam rangka penghijauan di kawasan


(44)

Danau Toba yaitu penanaman bibit pohon dalam mengantisipasi global warming dan sejalan dengan program pemerintah menanam 1 milyar pohon, menyalurkan bantuan benih padi, pupuk dan pestisida kepada kelompok tani guna mewujudkan swasembada beras nasional. (Wawancara kepada Bapak Herlambang. 3 Juni 2016)

Demikianlah implementasi CSR yang dilakukan PTPN III untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, terkhusus dilihat dari aspek lingkungan yang diberikan perhatian oleh perusahaan.

V.6 Strategi dalam Melaksanakan CSR Berbasis Lingkungan

Implementasi CSR pada perusahaan perlu memperhatikan aspek lingkungan karena hal itu sering sekali diabaikan begitu saja. Aspek lingkungan adalah salah satu bagian yang penting yang perlu diperhatikan. Untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan CSR terkhusus dalam keberlanjutan lingkungan menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2011) yaitu :

• Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan

• Membuat perencanaan perushaan yang fleksibel terhadap perubahan lingkungan

• Melakukan tindakan pencegahan terhadap dampak negatif bisnis perushaan terhadap lingkungan

• Melakukan keterbukaan dalam pendokumentasian


(45)

• Mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap karyawan atas kebijakan lingkungan perusahaan dan atas persoalan-persoalan terkini yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

• Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan dan perbaikan kebijakan lingkungan.

• Melibatkan para pemangku kepentingan dalam proses assessment baik sebelum penentuan kebijakan manajemen lingkungan, maupun setelah pelaksanaan untuk mengetahui dampak psotif maupun negatif operasional perusahaan tentang lingkungan.

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan bagian yang sangat penting dilakukan dengan maksimal dan berkomitmen, bukan hanya sekedar mencari keuntungan bahkan diterima didalam masyarakat tetapi juga perlu kesadaran dalam melakukannya hingga mencapai pembangunan berkelanjutan terkhusus perhatian terhadap lingkungan hidup. Aspek ini yang sering dianggap kurang penting padahal sesungguhnya bagian ini sangat mempengaruhi kehidupan selanjutnya sehingga dibutuhkannya program CSR yang membantu dalam menjaga dan mendukung kelestarian lingkungan.

Beberapa hal penting yang ditawarkan oleh PTPN III bidang CSR menjadi strategi penyaluran program kemitraan agar tepat sasaran dibutuhkan peran aktif dari Distrik/Kebun/Unit dalam menetapkan calon mitra binaan di wilayah masing-masing secara selektif sesuai ketentuan yang berlaku.


(46)

Distrik/Kebun/Unit bertanggung jawab :

1. Menerima dan mengidentifikasi kesesuaian proposal dari masyarakat/stakeholders.

2. Distrik melakukan kompilasi proposal dengan memperhatikan dokumen sia serta mengirimkannya ke Kantor Direksi.

3. distrik dan bagian pkbl bersama-sama melakukan survey lapangan

4. bagian pkbl melakukan proses penyaluran melalui transfer bank ke rekening mitra binaan.

5. Distrik dengan bagian pkbl bersama-sama melakukan penagihan cicilan pinjaman mitra binaan.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan tanggung jawab sosial. Namun perusahaan belum mencapai kepada pembangunan berkelanjutan. Tahun-tahun terakhir ini implementasi CSR PTPN III lebih mengutamakan inisiatif dari masyarakat, artinya apa yang menjadi kebutuhan masyarakat maka masyarakat sendiri yang mengajukan proposal agar mendapatkan bantuan dari perusahaan, walaupun tidak semua hal dilakukan karena masyarakat melainkan juga atas insiatif perusahaan yang bekerjasama dengan pemerintahan maupun lembaga tertentu.

Undang-undang yang mengatur tentang tanggungjawab sosial yang tertulis dalam No 40 thn 2007 tgl 16 agustus 2007 tentang Coorpotare Social Responsibility dan Peraturan Menteri BUMN No.per-09/mbu/07/2015 tanggal 03 juli 2015 tentang program kemitraan dan program bina lingkungan badan usaha milik negara. Pemerintah mengeluarkan kebijakan itu dengan harapan perusahaan mampu melaksanakannya dengan maksimal. Tanggungjawab sosial yang dilakukan PTPN III diarahkan kepada masyarakat. Mekanisme pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan ini lebih menuntut kepada program-program yang dimintai masyarakat. PTPN III kurang membuat program khusus sendiri dalam pelaksanaan CSR terkhusus kepada program lingkungan.


(48)

VI.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian terhadap implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR) pada PTPN III dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, terkhusus menyoroti bagaimana aspek lingkungan yang diperhatikan oleh perusahaan. Maka penulis memberikan beberapa masukan demi perbaikan implementasi CSR pada PTPN II dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang, sebagai berikut :

1. Perlunya perencanaan yang matang dalam implementasi CSR, yang berarti inisiatif perusahaan dalam mengelola dana sebagai tanggung jawab sosial di masyarakat sehingga tercapainya tujuan pembangunan dengan mengetahui kondisi masyarakat melalui program-program khusus yang dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Sepertinya melakukan musrembang ataupun menyusun perencanaan terpadu dengan pemerintahan setempat, dan mengundang masyarakat setempat.

2. Perlunya sosialisasi program dengan membentuk sebuah tim yang merupakan bidang dari CSR terkhusus dibagian lingkungan agar tidak menimbulkan presepsi negatif dari masyarakat.

3. Perlunya memaksimalkan anggaran yang sudah ada. Sehingga ketika terjadi penurunan besarnya anggaran seperti yang terjadi bebarapa tahun belakangan ini, perusahaan paham melaksanakan CSR untuk kebutuhan apa saja tanpa merugikan pihak mana pun.


(49)

4. Perlunya laporan pelaksanaan CSR berbasis pembangunan berkelanjutan tahunan yang dapat disusun dengan adanya pengelolaan dampak operasi perusahaan yang terlihat pada 3 tataran dampak, yakni ekonomi, lingkungan dan sosial. Dampak ekonomi meliputi aspek kinerja ekonomi, aspek keberadaan perusahaan dan aspek pengaruh ekonomi secara tidak langsung. Dampak lingkungan terdiri dari aspek bahan baku, aspek energi, aspek air, aspek keanekaragaman hayati, limbah, aspek produk dan jasa, aspek kepatuhan terhadap hukum, aspek transport dan aspek lingkungan menyeluruh. Dampak sosial terdiri dari aspek hak asasi manusia, tenaga kerja, masyarakat dan tanggung jawab produk.

5. Perlunya evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban atas apa yang sudah dilaksanakan dengan melihat pencapaian pembangunan berkelanjutan dan mengetahui program-program CSR seperti apa yang akan diimplementasi untuk mencapai kemaksimalan itu.


(50)

BAB II

KERANGKA TEORI

II.1 Kebijakan Publik

Menurut Graycar dalam Kaban (2008 : 59) kebijakan dapat dipandang dari empat perspektif, yaitu filosofis, produk, proses, dan kerangka kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan dipandang sebagai prinsip atau kondisi yang diinginkan. Sebagai suatu produk, kebijakan diartikan sebagai serangkaian kesimpulan atau rekomendasi. Sebagai suatu proses, kebijakan menunujuk pada cara dimana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya yaitu program dan mekanisme dalam mencapai produkunya. Sedangkan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar-menawar dan negoisasi untuk merumuskan isu-isu dan metode implementasinya.

Adapun menurut W. Wilson dalam bukunya Parsons (2008 : 15)

memandang hal lain dari makna modern gagasan “kebijakan” yaitu seperangkat

aksi atau rencana yang memandang tujuan politik yang berbeda dengan makna administrasi. Kata kebijkan mengandung makna sebuah manifestasi dari penilaian yang penuh pertimbangan. Lebih lanjut Wayne Parsons memberi defenisi kebijakan adalah usaha untuk mendefenisikan dan menyusun basis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan.


(51)

Hal diatas dapat dipahami bahwa kebijakan adalah keputusan yang mengandung nilai-nilai dari banyak pertimbangan yang meliputi dari berbagai aspek dan pada akhirnya diimplementasikan guna kepentingan orang banyak.

II.1.1 Tahapan Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Namun demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Pada tiap tahap kebijakan Dunn (2000) mendefinisikan analisis kebijakan yang semestinya dilakukan. Pada tahap penyusunan agenda/agenda setting, analisis yang mesti dilakukan adalah perumusan masalah. Dalam hal ini Dunn membuat sintesis dari model Anderson, dkk. dan Dye yaitu menggabungkan tahapan antara identification of problem dan agenda setting dari Dye dengan tahap policy agenda dari Anderson. Pada tahap formulasi kebijakan/policy formulation, terdapat langkah analisis yang seharusnya dilakukan yaitu peramalan/forecasting. Dunn menjelaskan bahwa peramalan dapat menguji masa depan yang plausibel, potensial, dan secara normatif bernilai, mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan, dan mengestimasi kelayakan politik (dukungan dan oposisi) dari berbagai pilihan. Perumusan masalah Peramalan Rekomendasi Pemantauan Penilaian Penyusunan agenda Formulasi


(52)

kebijakan Adopsi kebijakan Implementasi kebijakan Penilai kebijakan Dunn memberi contoh forecasting pada kebijakan asuransi kesehatandi AS dengan proyeksi statistik yang menyebutkan bahwa pemerintah AS akan kehabisan dana asuransi kesehatan masyarakat pada tahun 2005 jika tidak ada pendapatan tambahan. Pada tahap adopsi kebijakan yang merupakan tahap yang dikemukakan Anderson, dkk. seharusnya dilakukan analisis rekomendasi kebijakan. Rekomendasi kebijakan merupakan hasil dari analisis berbagai alternatif kebijakan setelah alternatif-alternatif tersebut diestimasikan melalui peramalan (Dunn, 2000: 27). Dunn memberikan contoh rekomendasi kebijakan di AS untuk mengubah batas kecepatan di jalan raya 55 mph dan 65 mph. Satu rekomendasi menjelaskanbahwa undang-undang lalu-lintas yang membatasi kecepatan 55 mph hanya mencegah kematian tak lebih dari 2-3 persen, sehingga rekomendasi itu mengusulkan untuk memakai alokasi dana yang ada untuk hal lain seperti membeli alat deteksi asap daripada mengimple mentasikan undang-undang itu dan tanpa mendapatkan hasil yang signifikan. Pada tahap implementasi kebijakan, Dunn menyarankan agar dilakukan analisis berupa pemantauan/monitoring. Pemantauan membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang tidak diinginkan, mengidentifikasi hambatan, dan menemukan pihak-pihak yang bertanggungjawab pada tiap tahap kebijakan. Dunn memberikan contoh bahwa Biro Sensus di AS menemukan bahwa median dari pendapatan rumah tangga di AS tumbuh dari 43 persen menjadi 46,7 persen sedangkan kelompok pendapatan lain mengalami penurunan. Hasil ini mengindikasikan adanya peningkatan ketimpangan pendapatan, erosi kelas menengah, dan penurunan standar hidup.


(53)

Pada tahap evaluasi kebijakan Dunn menyatakan bahwa tahap ini tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah diselesaikan namun juga memberikan klarifikasi sekaligus kritik bagi nilai-nilai yang mendasari kebijakan, serta membantu penyesuaian dan perumusan kembali masalah. Dalam hal ini evaluasi juga memberikan feedback bagi perumusan masalah.

II.2 Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan. Webster dalam Wahab (2004).

Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky dalam (Tangkilisan,2003), implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi keputusan menurut Tangkilisan (2003) adalah penafsiran, organisasi, dan penerapan.


(54)

Pertamana adalah penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan. Kedua adalah organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan. Dan yang terakhir penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.

Menurut Wahab (2004) dalam setiap perumusan kebijakan apakah menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau implementasi. Betapa pun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi maka tidak akan banyak berarti. Implementasi kebijakan bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperolehapa dari suatu kebijakan. Pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan hanya sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan dalam arsip kalau tidak mampu diimplementasikan.

Dari beberapa pendapat diatas, tidak berlebihan jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Ini menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara perumusan kebijakan dengan implementasi kebijakan dalam arti walaupun perumusan dilakukan dengan sempurna namun apabila proses implementasi tidak bekerja sesuai persyaratan, maka kebijakan yang semula baik akan menjadi jelek begitu pula sebaliknya.


(55)

II.2.1 Implementasi Kebijakan

Implementasi Kebijakan Menurut Carl. J. Friedrich kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan, atau pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Dimock, kebijakan publik adalah perpaduan dan kristalisasi daripada pendapat-pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang atau golongan dalam masyarakat (Soenarko, 2003).

Menurut Anderson dalam Nyimas (2004) kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan itu adalah :

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.

3. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu atau bersifat


(56)

negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

4. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa (otoritatip).

Secara sederhannya menurut Nyimas (2004) tentang implementasi kebijakan dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan, biasanya dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan, Perintah Eksekutif, atau Instruksi Presiden.

Menurut Wibawa (1994), implementasi kebijakan merupakan pengejahwantahan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi eksekutif yang penting atau keputusan perundangan.

Idealnya keputusan-keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam

berbagai cara “menggambarkan struktur” proses implementasi tersebut. Tujuan

implementasi kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. Dari penjelasan tentang kebijakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi kebijakan merupakan elemen terpenting dalam tahapan kebijakan dengan tidak melupakan tahapan yang lain. Implementasi kebijakan adalah rangkaian eksekusi dari kebijakan yang sudah ditetapkan yang akan menghasilkan dampak dari eksekusi kebijkan tersebut.


(57)

II.3 Corporate Social Responbility

II.3.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Wibisono (2007) menjelaskan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan

sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar

keuntungan. Maka CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.


(58)

Menurut Reza Rahman (2009) memberikan pendapat defenisi CSR sebagai tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut dalam peraturan perundang-undangan) dengan memiliki komitmen usaha dan bisnis yaitu untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas, juga secara bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. CSR diartikan oleh Bowen (1953) sebagai defenisi tertua, bahwa CSR adalah tanggung jawab seorang pengusaha mencoba menunjukkan nilai-nilai sosial. CSR ini memang pada dasarnya dibuat untuk memperoleh dampak positif dari perusahaan untuk masyarakat. Adapun menurut Johnson (2011) mendefinisikan tanggungjawab sosial bahwa pada dasamya berangkat dari filosofi bagaimana cara mengelola perusahaan, baik sebagian maupun secara keseluruhan memiliki dampak yang positif bagi perusahaan dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dipahami bahwa CSR adalah komitmen perusahaan dalam bertindak secara etis dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi dan sosial kepada seluruh stakeholder-nya serta memerhatikan lingkungan sekitar perusahaan dengan baik agar tercapai tujuan


(59)

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Jadi dengan kata lain penerapan CSR ini merupakan investasi yang tidak terlihat bagi perusahaan yang menerapkan nya, karena apabila penerapan CSR dapat berhasil dilakukan maka citra baik perusahaan akan tetap terjaga di mata para stakeholder nya sehingga perusahaan nantinya akan semakin maju dan berkembang dengan dukungan yang kuat dari para stakeholder yang telah merasakan hasil dari pengimplementasian program CSR yang di lakukan oleh perusahaan.

II.3.2 Landasan Teoretis Social Responsibility

a. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Menurut Dowling (1975) mengatakan bahwa legitimasi mengarah kepada manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Legitimasi juga mengalamai pergeseran bersamaan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan dan masyarakat di mana perusahaan itu berada. Maka legitimasi itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu tetapi sejalan dengan terjadinya perubahan yang ada.

b. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Didalam pelaksanaan CSR adanya peranan penting dari pemangku kepentingan (stakeholder) yang memiliki kertakaitan dengan perusahaan. Dalam perencanaan sampai kepada pelaksanaan CSR memiliki hubungan terhadap pemangku kepentingan. Menurut Hummels (1998) Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung


(60)

oleh perusahaan. Dengan demikian, stakeholder yang dikatakan diatas merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja lingkungan perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat menpengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Pentingnya peranan pemangku kepentingan disini bukan berarti perusahaan dikuasai oleh pihak-pihak tertentu tetapi adanya kerjasama untuk melaksanakan CSR dengan baik dan benar.

c. Teori Kontrak Sosial (Social Contract Theory)

Kontrak sosial muncul karena adanya intereksi dalam kehidupan sosial masyarakat, agar terjadi keselarasan , keserasian dan keseimbangan termasuk terhadap lingkungan. Adapun pendapat dari Shocker dan Sethi dalam Chariri Anis (2006) dalam buku Nor Hadi (2011) yang menjelaskan konsep kontrak sosial bahwa untuk menjamin kelangsungan hidup serta kebutuhan masyarakat , kontrak di dasarkan pada hasil akhir (out put) yang secara sosial dapat di berikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.

II.3.3 Standarisasi Pelaksanaan CSR di Indonesia

CSR semakin menguat setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, dimana dalam pasal 74 antara lain diatur bahwa :


(61)

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Didalam Undang-undang diatas jelas telah diwajibkan bagi perusahaan untuk melakukan CSR sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya dan lingkungannya. Selain itu juga dikeluarkannya PP No 47 thn 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas, serta peraturan dari BUMN berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat yaitu dengan Peraturan Menteri BUMN no.per-09/mbu/07/2015 tanggal 03 juli 2015 tentang program kemitraan dan program bina lingkungan badan usaha milik Negara. Kebijakan yang sudah ditetapkan diharapkan mampu melibatkan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan, yang pada akhirnya perusahaan dapat maksimal dalam melaksanakan eksistensi CSR terhadap masyarakat. Dengan dikeluarkan kebijakan-kebijakan diatas yang dimuat dalam


(62)

undang-undang dan peraturan dari BUMN, diharapkan mampu dilaksanakan sesuai dan mencapai tujuan yang diharapkan, bukan semata hanya formalitas tetapi memberi dampak positif bagi sekitarnya.

II.3.4 Prinsip Aktivitas Corporate Social Responsibility

Crowther David (2008) mengurai prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tiga, yaitu sustainability, accountability, transparency. Pertama, sustainability yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Kedua, accountability yang merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan untuk membangun citra dan relasi terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders). Ketiga, transparency yang merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal yang berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.

Ketiga prinsip diatas mengarahkan perusahaan melaksanakan tanggungjawab sosial dengan maksimal agar tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak tanpa merugikan, terkhusus sumberdaya alam yang digunakan sebagai produksi perusahaan. Sehingga penerapan CSR mampu berfungsi bagi masyarakat yang membutuhkan, karena keberadaan perusahaan salah satu faktor pendukungnya adalah masyarakat setempat yang merasakan dampak positif maupun negatif dalam operasi perusahaan.


(63)

II.3.5 Jenis-jenis Program CSR

Kotler dan Lee (2005) menyebutkan enam kategori program CSR. Pemilihan program alternatif CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung kepada keenam jenis program tersebut adalah sebagai berikut :

1. Cause Promotions

Dalam program ini, perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial atau untuk merndukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu. Menurut Kotler dan Lee (2005) Berbagai benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan cause promotions yaitu perusahaan akan memperkuat kedudukan merek perusahaan, memberikan peluang kepada para karyawan perusahaan untuk terlibat kegiatan sosial, menciptakan kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti media, dan dapat meningkatkan citra perusahaan. Contoh dari cause promotions ini adalah Perusahaan DELL mensponsori pengumpulan komputer bekas untuk di donasikan kepada organisasi nonprofit dan organisasi publik(http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Kajian- citra-perusahaan-melalui-kegiatan-Corporate-Social-Responsibility-pada-Bank-X-Bogor.pdf diakses pada tanggal 1 juni 2016)

2. Cause Related Marketing

Dalam program ini, perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan


(1)

11 I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini merupakan salah satu syarat penyelesaian program studi sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.

3. Secara praktis, sebagai masukan/sumbangan pemikiran bagi PTPN III Medan.


(2)

ABSTRAK

Nama : Januari Christina Situmorang

NIM : 120903082

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Judul : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan

Berkelanjutan

Dosen Pembimbing : Asima Yanti Siahaan

Beberapa tahun terakhir, masalah lingkungan semakin kompleks dan berbahaya. Masalah ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dunia. Sehingga sejumlah perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan masalah lingkungan yang ada. Dimana masalah lingkungan tersebut berdampak bagi perkembangan perusahaan itu sendiri. Dan aspek lingkungan bagian dari indikator tercapainya pembagunan berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharapkan dapat menerapkan suatu konsep yang dapat mengurangi masalah lingkungan yang ada. Salah satu konsep yang dapat diterapkan, yaitu Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep yang menerapkan keseimbangan antara aspek ekonomis dan aspek sosial serta lingkungan. Dimana aspek ekonomis meliputi tanggung jawab terhadap pemegang saham, kreditor, pemerintah. Sedangkan aspek sosial serta lingkungan meliputi tanggung jawab terhadap karyawan, komunitas masyarakat, lingkungan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung oleh data primer berupa hasil wawancara mendalam serta data sekunder berupa telaah dokumen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi CSR terkait untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi CSR PTPN III sudah dilaksanakan namun dalam implementasinya belum mencapai pembangunan berkelanjutan terkhusus dalam memeperhatikan lingkungan. Program CSR pada PTPN III ini bersentuhan langsung dengan masyarakat namun kurang adanya perencanaan yang matang dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pelakasanaan CSR pada perusahaan ini lebih memfokuskan kepada permintaan masyarakat.

Key Words : Implementasi, Corporate Social Responsibility, Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan, PTPN I


(3)

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PTPN III UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

(STUDI PADA PTPN III SEI BATANGHARI MEDAN)

SKRIPSI

2015/2016

JANUARI CHRISTINA SITUMORANG 120903082

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

ABSTRAK

Nama : Januari Christina Situmorang

NIM : 120903082

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Judul : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan

Berkelanjutan

Dosen Pembimbing : Asima Yanti Siahaan

Beberapa tahun terakhir, masalah lingkungan semakin kompleks dan berbahaya. Masalah ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dunia. Sehingga sejumlah perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan masalah lingkungan yang ada. Dimana masalah lingkungan tersebut berdampak bagi perkembangan perusahaan itu sendiri. Dan aspek lingkungan bagian dari indikator tercapainya pembagunan berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharapkan dapat menerapkan suatu konsep yang dapat mengurangi masalah lingkungan yang ada. Salah satu konsep yang dapat diterapkan, yaitu Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep yang menerapkan keseimbangan antara aspek ekonomis dan aspek sosial serta lingkungan. Dimana aspek ekonomis meliputi tanggung jawab terhadap pemegang saham, kreditor, pemerintah. Sedangkan aspek sosial serta lingkungan meliputi tanggung jawab terhadap karyawan, komunitas masyarakat, lingkungan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung oleh data primer berupa hasil wawancara mendalam serta data sekunder berupa telaah dokumen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi CSR terkait untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi CSR PTPN III sudah dilaksanakan namun dalam implementasinya belum mencapai pembangunan berkelanjutan terkhusus dalam memeperhatikan lingkungan. Program CSR pada PTPN III ini bersentuhan langsung dengan masyarakat namun kurang adanya perencanaan yang matang dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pelakasanaan CSR pada perusahaan ini lebih memfokuskan kepada permintaan masyarakat.

Key Words : Implementasi, Corporate Social Responsibility, Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan, PTPN I


(5)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Fokus Penelitian ... 8

I.3 Rumusan Masalah ... 9

I.4 Tujuan Penelitian ... 10

I.5 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II Kerangka Teori ... 12

II.1 Tahapan Kebijakan Publik...12

II.2 Implementasi ... 15

II.2.1 Implementasi Kebijakan...17

II.3 Corporate Social Responsibily ... 14

II.3.1 Pengertian CSR ... 14

II.3.2 Landasan Teoritis Social Responsibility...21

II.3.3 Standarisasi Pelaksanaan CSR di Indonesia ... 22

II.3.4 Prinsip Aktivitas CSR... 24

II.3.5 Jenis-jenis Program CSR...25

II.3.6 Konsep Penerapan dan Implementasi CSR...30

II.3.7 Manfatat CSR...32

II.4 Pembangunan ...33

II.4.1 Pembangunan Berkelanjutan...34

II.4.2 Strategi Pembangunan Berkelanjutan...37

II.4.2 Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan...40

II.5 Defenisi Konsep...46

II.6 Sistematika Penulisan...47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Bentuk Penelitian ... 49

III.2 Lokasi Penelitian ... 50

III.3 Informan Penelitian ... 50


(6)

ii

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

III.5 Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum PTPN III ... 53

IV.1.1 Sejarah berdirinya PTPN III ... 53

IV.1.2 Visi dan Misi ... 54

IV.1.3 Profil Perusahaan...55

IV.1.4 Struktur Grup Organisasi ... 62

IV.1.5 Struktur Organisasi ... 63

BAB V ANALISIS DATA V.1 Kebijakan CSR Pada Perusahaan ... 64

V.2 Mekanisme dan Proses Implementasi CSR ... 65

V.3 Pemberian CSR kepada Masyarakat ... 68

V.3.1 Bantuan CSR ... 59

V.3.2 Bantuan Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan....76

V.4 Hambatan dalam Melaksanakan CSR...81

V.5 Implementasi CSR untuk Pembangunan Berkelanjutan...82

V.6 Strategi dalam melaksanakan CSR Berbasis Lingkungan...85

BAB VI ANALISIS DATA V.1 Kesimpulan ... 88

V.2 Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DOKUMENTAS


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Corporate Social Responsibility (studi pada PT. Arun NGL, Lhokseumawe)

2 59 95

Pengalokasian Dana Corporate Social Responsibility sebagai Alternatif Biaya Pembangunan di Pemerintahan Kota Medan

2 90 101

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

5 39 118

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 4

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 1

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 11

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 1 37

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 3

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 4