Konsep Penerapan dan Implementasi CSR

30

II.3.6 Konsep Penerapan dan Implementasi CSR

Menurut Wibisono 2007 Implementasi CSR di perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah terkait dengan komitmen pimpinannya. Perusahaan yang pimpinanannya tidak tanggap dengan masalah sosial, jangan diharap akan mempedulikan aktivitas sosial. Kedua, menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberi kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin amburadul regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat. Menurut Fajar 2009 setidaknya ada 3 tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial perusahaan sejalan dengan usahanya yaitu perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Lalu hubungan masyarakat dan kalangan bisnis seharusnya merupakan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Dan juga Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untu meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Senada dengan yang diatas, menurut Wibisono 2007 mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya yaitu Universitas Sumatera Utara 31 perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatiakan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan pada masyrakat. Disamping itu jugs kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya ijin mengoperasikan perusahaan, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bias tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Dan diperkuat dengan alasan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bias berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan. Cara perusahaan memandang CSR atau alasan perusahaan menerapkan CSR bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori menurut Wibisono 2007 yaitu hanya sekedar basa-basi, sebagai kewajiban dari pemerintah dan ada juga implementasi CSR karena adanya dorongan yang tulus dari program. Jika CSR dilaksanakan karena basa-basi, hal ini hanya melihat faktor ekternal yang mana memotivasi pelaksanaan CSR untuk mendongkrak citra perusahaan saja. Sama Universitas Sumatera Utara 32 halnya dengan CSR yang dilaksanakan sebagi kewajiban yang kurang memperdulikan manfaat CSR itu sendiri hanya sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban. CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Sedangkan CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam, perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi bagi pertumbuhan dan keberlanjutan sustainability usaha. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya melainkan sebagai sentra laba dimasa mendatang. Secara sederhana, bila CSR diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk menanggung resikonya jauh lebih besar ketimbang nilai yang hendak dihemat dari alokasi anggaran CSR itu sendiri. Belum lagi resiko non-finansial yang berpengaruh buruk pada citra korporasi dan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan. Aktivitas CSR berada dalam koridor strategi perusahaan yang di arahkan untuk mencapai sasaran terhadap masyarakat yaitu mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Implementasi CSR itu merupakan langkah-langkah pilihan sendiri, sebagai kebijakan perusahaan, bukan karena dipaksa oleh aturan dan tekanan masyarakat.

II.3.7 Manfaat Corporate Social Responsibility

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Corporate Social Responsibility (studi pada PT. Arun NGL, Lhokseumawe)

2 59 95

Pengalokasian Dana Corporate Social Responsibility sebagai Alternatif Biaya Pembangunan di Pemerintahan Kota Medan

2 90 101

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

5 39 118

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 4

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 1

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 11

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 1 37

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 3

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

0 0 4