PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS KADER MUHAMMADIYAH TERHADAP PREFERENSINYA MENJADI NASABAH BANK SYARIAH: (STUDI KASUS KADER MUHAMMADIYAH DI KAUMAN KOTA YOGYAKARTA
PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS KADER MUHAMMADIYAH TERHADAP PREFERENSINYA MENJADI NASABAH BANK SYARIAH:
(STUDI KASUS KADER MUHAMMADIYAH DI KAUMAN KOTA YOGYAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu
pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh : Husnul Khotimah NPM: 20130730280
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
(2)
ii MOTTO
رْسعْلا عم َنإ
ا ًرْسي
“Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan” (QS. Al-insyirah: 6)
“Berilmu, Beriman, dan Beramal”
“Jangan hanya menjadi pohon kecil yang tak berbunga dan tak berbuah, jadilah pohon besar yang rindang dan berbuah. Artinya hiduplah bermanfaat
(3)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis skripsi ini untuk mereka yang telah memberi warna-warni yang indah di kanvas kehidupanku, terkhusus kepada:
Buya dan Ummi tercinta yang tak pernah bosan menyebut namaku disetiap
do’a tadahnya kepada Allah SWT. Terima kasih telah menjadi teladan dan orang tua yang luar biasa.
Untuk saudara-saudaraku tersayang, Yuk Ita, Kak Agik, Kak Rofiq, Yuk
Rani, Kak Ayep, Kak Aced, Yuk Icha, Kak Iqbal, Adek Eja dan Eji, dan terkhusus untuk YukIko dan Titin yang telah menemani perjuanganku selama di Jogja sampai menyelesaikan skripsi ini.
Untuk teman-teman seperjuangan, Fara, Chenul, Uni Nisa, Ratna, Heni
terima kasih telah menjadi sahabatku. Sayang kalian.
Untuk Bapak Paidi dan Ibu Saniyem serta teman-teman KKN 125, terima
(4)
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “Pengaruh Tingkat Religiusitas Kader Muhammadiyah terhadap Preferensinya Menjadi Nasabah Bank Syariah: (Studi Kasus Kader Muhammadiyah Di Kauman Kota Yogyakarta)”. Yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto., MP. selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. Selaku dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.S.I. Selaku ketua Program Studi
Muamalat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan selaku dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.
(5)
4. Seluruh dosen prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam UMY yang telah mencurahkan segala tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat mengembangkan cakrawala keilmuan.
5. Buya dan Ummi serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan
dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.
6. Untuk Mas Dhidhin Ady Rahmanto., S.E.I yang telah membantu dan
memberi pencerahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabatku Asmaul Faradies yang dengan sabar menemani penulis
melakukan penelitian.
8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan bantuan dan kemudahan
serta semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini. Semoga amal baik yang telah kalian berikan mendapat ridha Allah SWT. Saya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati saya menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 23 Januari 2017 Penulis
Husnul Khotimah (20130730280)
(6)
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II ... 13
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 13
A. Tinjauan Pustaka ... 13
B. Kerangka Teori ... 17
1. Religiusitas ... 17
2. Organisasi Muhammadiyah ... 20
3. Perilaku Konsumen ... 31
4. Perbankan Syariah ... 36
(7)
D. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III ... 43
METODELOGI PENELITIAN ... 43
A. Pendekatan Penelitian ... 43
B. Jenis Variabel ... 43
C. Objek Penelitian ... 44
D. Jenis Data ... 44
E. Populasi dan Sampel ... 44
1. Populasi ... 44
2. Sampel ... 45
F. Teknik Pengumpul Data... 46
1. Observasi ... 46
2. Angket/ kuesioner ... 47
3. Wawancara ... 47
4. Dokumentasi ... 48
G. Teknik Analisis data ... 48
1. Uji Kualitas Instrumen ... 48
2. Uji Asumsi Klasik ... 49
3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 51
BAB IV ... 54
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54
1. Sejarah Kampung Kauman ... 54
2. Gambaran umum ORTOM Muhammadiyah di Ranting Kauman... 55
B. Deskripsi Data Responden ... 58
1. Jumlah Responden Berdasarkan Ortom ... 58
(8)
3. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
C. Deskripsi Variabel Penelitian... 60
1. Dimensi Keyakinan (X1) ... 61
2. Dimensi Praktik Agama (X2) ... 62
3. Dimensi Pengalaman (X3) ... 63
4. Dimensi Pengetahuan Agama (X4) ... 65
5. Dimensi Konsekuensi (X5) ... 66
6. Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah (Y) ... 67
D. Uji Instrumen Penelitian ... 69
1. Uji Validitas... 69
2. Uji Reliabilitas ... 74
E. Analisis Data ... 76
1. Uji Normalitas ... 76
2. Multikolinieritas ... 77
3. Heteroskedastisitas ... 77
F. Analisis Regresi Berganda ... 78
1. Uji R2 (Koefisien Determinan) ... 78
2. Pengujian Hipotesis ... 79
G. Pembahasan ... 84
1. Pengaruh Dimensi Keyakinan terhadap Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 84
2. Pengaruh Dimensi Praktik Agama terhadap Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 86
4. Pengaruh Dimensi Pengetahuan Agama terhadap Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 89
5. Pengaruh Dimensi Konsekuensi terhadap Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 90
(9)
6. Pengaruh Religiusitas (Dimensi Keyakinan, Praktik Agama, Pengalaman, Pengetahuan Agama, dan Konsekuensi) secara bersama-sama terhadap
Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 91
BAB V ... 93
PENUTUP ... 93
A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 ... 3
Tabel 1. 2 ... 5
Tabel 4. 1 ... 61
Tabel 4. 2 ... 62
Tabel 4. 3 ... 64
Tabel 4. 4 ... 65
Tabel 4. 5 ... 66
Tabel 4. 6 ... 68
Tabel 4. 7 ... 70
Tabel 4. 8 ... 70
Tabel 4. 9 ... 71
Tabel 4. 10 ... 72
Tabel 4. 11 ... 72
Tabel 4. 12 ... 73
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 ... 34
Gambar 2. 2 ... 38
Gambar 4. 1 ... 58
Gambar 4. 2 ... 59
(12)
(13)
(14)
(15)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah, subjek dari penelitian ini adalah kader Muhammadiyah di Kauman Kota Yogyakarta dengan mengambil sampel dari masing-masing ortom yang ada disana.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 55 responden dipilih dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah reggresi linear berganda menggunakan SPSS versi 15.0.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dua variabel independent yaitu dimensi praktik agama dan dimensi pengetahuan agama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap preferensi kader Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta menjadi nasabah Bank Syariah, sedangkan dimensi keyakinan, pengalaman, dan konsekuensi tidak berpengaruh terhadap preferensi kader Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta menjadi nasabah Bank Syariah. Kata kunci : Bank Syariah, Religiusitas, Preferensi, Kader Muhammadiyah
(16)
ABSTRAK
This study aimed to know the correlation of Muhammadiyah cadres
religiosity toward their preference to become customers of Islamic {syari’ah}
Banks. The subjects of this study was Muhammadiyah cadres at Kauman Yogyakarta by taking the sample from each ortom there.
This study was quantitatif research method by using primary data. The sample used in this study was 55 respondents which selected using proportionate stratified random sampling. The data was analyzed using double linear regression and the calculation of the data was run using SPSS 15.0.
Based on the result of the study that had been conducted into two independent variables namely dimensions of religious practice and dimensions of religious knowledge has a significant influence on the preference of Muhammadiyah cadres at Kauman Yogyakarta to become a customer of Islamic
{syari’ah} Bank. While the dimensions of beliefs, experiences, and the consequences did not affect the preferences of Muhammadiyah cadres at Kauman Yogyakarta to become a customer of Islamic {syari’ah} Bank.
(17)
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi bank syariah di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1992 dengan berlakunya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Perekonomian syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dibuktikan dengan berdirinya berbagai lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah yang pertama kali di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia resmi berdiri sebagai Bank Umum Syariah pertama pada tahun 1992 dan disusul dengan berbagai lembaga keuangan syariah lainnya.
Lembaga keuangan syariah menjalankan operasionalnya berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan sunnah. Penerapan prinsip Islam inilah yang membedakan lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional pada umumnya. Misalnya dalam hal pembiayaan usaha, bank syariah hanya bersedia membiayai kegiatan-kegiatan atau usaha rill, yang halal dan bermanfaat, sedangkan bank konvensional menyalurkan dananya dengan tidak mempertimbangkan halal haramnya suatu usaha tersebut.
Prinsip ekonomi Islam yang diterapkan dalam perbankan syariah salah satunya adalah larangan adanya riba dalam bentuk apapun. Firman Allah SWT tentang larangan menerapkan riba tercantum dalam Q.S. Al-Baqarah (2: 275). Penggalan ayat tersebut, berbunyi:
(18)
(٥٧٢ : رقبلا)
...ابّرلا ّرحو عْيبْلا َّ ّلحأو
...
artinya:“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Qs. Al-Baqarah 2: 275)
Langkah bank syariah dalam merealisasikan larangan riba tersebut adalah dengan menyediakan produk dengan layanan bebas bunga kepada seluruh nasabahnya.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki prospek cerah dilihat dari data jumlah pertumbuhan perbankan syariah yang terus mengalami peningkatan, menurut data statistik perbankan syariah hingga Agustus 2016 jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 12 bank, Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebanyak 165 bank. Adapun total aset (khusus BUS dan UUS) sebesar Rp 305.287 Miliar, namun demikian pertumbuhan perbankan syariah masih jauh dari yang diharapkan mengingat penduduk Indonesia yang mayoritas muslim.
Penduduk muslim Indonesia menurut sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah populasi penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam sebesar 207.176.162 jiwa atau sebesar 87,18 persen dari 237.641.326 jiwa jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Berikut tabel data yang menunjukkan jumlah penduduk muslim di Indonesia:
(19)
Tabel 1.1
Penduduk muslim Indonesia per wilayahnya
No Nama Provinsi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Aceh 4.413.244
2 Sumatera Utara 8.579.830
3 Sumatera Barat 4.721.924
4 Riau 4.872.873
5 Jambi 2.950.195
6 Sumatera Selatan 7.218.951
7 Bengkulu 1.669.081
8 Lampung 7.264.783
9 Kep. Bangka Belitung 1.088.791
10 Kepulauan Riau 1.332.201
11 DKI Jakarta 8.200.796
12 Jawa Barat 41.763.592
13 Jawa Tengah 31.328.341
14 DI Yogyakarta 3.179.129
15 Jawa Timur 36.113.396
16 Banten 10.065.783
17 Bali 520.244
18 Nusa Tenggara Barat 4.341.284
19 Nusa Tenggara Timur 423.925
20 Kalimantan Barat 2.603.318
21 Kalimantan Tengah 1.643.715
22 Kalimantan Selatan 3.505.846
23 Kalimantan Timur 3.033.705
24 Sulawesi Utara 701.699
25 Sulawesi Tengah 2.047.959
26 Sulawesi Selatan 7.200.938
27 Sulawesi Tenggara 2.126.126
28 Gorontalo 1.017.396
29 Sulawesi Barat 957.735
30 Maluku 776.130
31 Maluku Utara 771.110
32 Papua Barat 292.026
33 Papua 450.096
Indonesia 207.176.162
(20)
Dengan jumlah penduduk muslim yang mayoritas tersebut seharusnya menjadi peluang yang menjanjikan bagi industri perbankan syariah untuk mengembangkan sayapnya di Indonesia. Akan tetapi permasalahannya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri perbankan syariah di Indonesia hanya mendapatkan porsi 5 persen dari total market share industri perbankan nasional. Menurut Saraswati dan Hendriyanto (2012) hal ini menandakan masyarakat lebih bersikap rasional-ekonomis dalam memilih produk yang akan mereka pakai seperti mempertimbangkan aspek manfaat, biaya, layanan dan faktor ekonomis lainnya dibanding pertimbangan dari aspek religiusitas/ keagamaannya.
Kecilnya market share perbankan syariah dapat dilihat dari data statistika perbankan syariah periode bulan April-Agustus 2016 terjadi perlambatan pada kinerja perbankan syariah yang ditandai dengan penurunan pertumbuhan aset pada periode Juni-Agustus, penurunan pembiayaan yang diberikan (PYD) dari periode Juni ke Periode Juli, dan penurunan juga terlihat pada rasio likuiditas yaitu FDR (financing to deposit ratio) dari periode Juni-Agustus sedangkan rasio pembiayaan bermasalah yaitu NPF (non performing financing) mengalami peningkatan. Data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
(21)
Tabel 1.2
Kinerja PYD, DPK, FDR, dan ROA BUS/UUS Periode April-Agustus 2016
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia-OJK (Data yang Diolah)
Sehinggga dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh tingkat riligiusitas seseorang terhadap preferensinya untuk menjadi nasabah bank syariah, karena menurut (Jalaluddin, 2010:257) sikap keagamaan/religi merupakan suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama. Jadi sensitifitas religiusitas juga merupakan faktor
pembentuk perilaku konsumen.
Pada aspek religiusitas ini penulis mencoba menarik dimensi-dimensi religuisitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark. Menurut Glock dan Stark terdapat lima dimensi religiusitas, yaitu dimensi keyakinan, dimensi peraktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi konsekuensi.
Item 2016
April Mei Juni Juli Agustus
Total Aset (Rp Miliar)
295.377 297.935 306.225 305.542 305.287
PYD (Rp Miliar)
201.931 204.905 209.326 207.583 208.283
DPK (Rp Miliar)
233.808 238.366 239.886 243.184 244.843
CAR (%) 15.43 14.78 14.72 14.86 14.87
NPF (%) 3.58 3.97 3.49 3.54 3.46
FDR (%) 88.11 89.31 89.32 87.58 87.53
(22)
Dimensi keyakinan merujuk pada kepercayaan seseorang terhadap suatu agama yang bersifat ketuhanan. Hasil dari penelitian Yuswohady
(2014) dalam buku Marketing To The Midle Class Muslim menemukan
bahwa semakin makmur seseorang maka semakin tinggi religiusitasnya/ keyakinan terhadap agamanya maka akan semakin memperhatikan shariah compliance dari produk yang dikonsumsinnya.
Dimensi praktik agama sama halnya dengan kegiatan muamalah sebagai bentuk ketaatan terhadap ajaran Islam, jadi ketika praktik agama dari kader Muhammadiyah tinggi artinya mereka menjalankan praktik agama sesuai dengan ajaran Islam dengan sepenuhnya maka akan membentuk
prilaku konsumsi yang sangat memperhitungkan kesyar’ian dari produk yang
digunakan.
Dimensi pengalaman terkait bagaimana muslim dimotivasi oleh ajaran agama yang mengandung harapan tertentu. Didalam organisasi pergerakan tentu banyak pengalaman-pengalaman dalam beragama, dengan demikian penelitian ini akan mengkaji bagaimana dimensi pengalaman terhadap keputusan seseorang memilih produk syariah khususnya perbankan syariah.
Dimensi pengetahuan agama mengacu pada pengharapan bahwa orang-orang beragama paling tidak memiliki pengetahuan dasar agama untuk menlaksanakan ajaran-ajaran Islam. Menurut Yuswohady (2014) menemukan bahwa semakin knowledable seseorang maka akan semakin mencari nilai spiritual dari produk yang dipakai.
(23)
Selanjutnya dimensi konsekuensi mengarah pada prosedur dan peraturan yang didasarkan pada konsekuensi mereka sebagai seorang muslim
termasuk juga menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahyudin et al (2012) Bahwa dalam sebuah organisasi komitmen untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kewajiban yang harus dijalankan dan harus meperhatikan
larangan – larangan dan yang pasti menjalankan amanah sesuai dengan prosedur.
Menurut hasil survei Gallup di dunia pada tahun 2009, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara paling religius. Gallup menemukan bahwa 99 persen orang Indonesia menilai agama merupakan hal penting dalam kehidupan keseharian mereka. Hasil riset Gallup menemukan bahwa pada umumnya ketika suatu negara mengalami peningkatan pendapatan per kapita maka masyarakat di dalamnya akan semakin sekuler. (Yuswohady, 2014: 5)
Namun menariknya konsumen muslim di Indonesia, semakin makmur
mereka, semakin knowledgeable mereka, dan semakin technology-savvy,
mereka justru semakin religius. Mereka semakin mencari manfaat spiritual (spiritual value) dari produk yang mereka beli dan konsumsi. Yaitu produk-produk yang menjalankan kepatuhan (compliance) pada nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam. (Yuswohady, 2014: xvii)
Sehingga penulis menyimpulkan bahwa pada hakikatnya tingkat religiusitas seseorang menjadi faktor penentu seseorang untuk memakai jasa perbankan syariah. Dalam penelitian ini penulis memilih kader
(24)
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah kader yang besar dan juga mayoritas dari kader Muhammadiyah merupakan kalangan menengah keatas yang visioner, berkemajuan, dan sebagian besar tinggal di perkotaan yang dekat dengan pusat pembangunan, pusat perekonomian, dan kemajuan teknologi. Walaupun tidak sedikit juga kader Muhammadiyah yang berada di pedesaan.
Penulis juga memilih Kampung Kauman Kota Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena Kampung Kauman merupakan tempat berdirinya organisasi Muhammadiyah serta pusat pertumbuhan dan perkembangan kegiatan organisasi Muhammadiyah yang ada di Yogyakarta. Adanya kontinuitas komunikasi melalui masjid, ikatan keagamaan, dan pengabdian, juga mendukung terbentuknya masyarakat Kauman sebagai masyarakat Islam. Ciri-ciri yang menonjol sebagai masyarakat Islam ini didasari sendiri oleh anggota masyarakat Kauman. Norma yang berjalan disetiap keluarga dan pergaulan masyarakat Kauman adalah norma Islam. Tingkah laku individu-individu dan masyarakatnya secara keseluruhan dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan corak keislaman. (Darban, 2010: 19)
Sejalan dengan alasan di atas, penulis juga mengutip fatwa yang dikeluarkan oleh MUI No. 1 Tahun 2004 tentang keharaman bunga serta diperkuat juga dengan adanya Putusan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 08 Tahun 2006 tentang bunga bank seharusnya
memotivasi masyarakat muslim di Indonesia khususnya kader
(25)
pemaparan diatas maka proposal ini penulis beri judul “Judul: Pengaruh Tingkat Religiusitas Kader Muhammadiyah terhadap Preferensinya Menjadi Nasabah Bank Syariah: (Studi Kasus Kader Muhammadiyah
Di Kauman Kota Yogyakarta).”
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dimensi keyakinan kader Muhammadiyah berpengaruh terhadap
preferensinya menjadi nasabah bank syariah ?
2. Apakah dimensi praktik agama kader Muhammadiyah berpengaruh
terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah ?
3. Apakah dimensi pengalaman kader Muhammadiyah berpengaruh terhadap
preferensinya menjadi nasabah bank syariah ?
4. Apakah dimensi pengetahuan agama kader Muhammadiyah berpengaruh
terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah ?
5. Apakah dimensi konsekuensi kader Muhammadiyah berpengaruh terhadap
preferensinya menjadi nasabah bank syariah ?
6. Apakah tingkat religiusitas (dimensi keyakinan, praktik agama,
pengalaman, pengetahuan agama, konsekuensi) kader Muhammadiyah secara bersama-sama berpengaruh terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah ?
(26)
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh dimensi keyakinan kader Muhammadiyah terhadap
preferensinya menjadi nasabah bank syariah
2. Mengetahui pengaruh dimensi praktik agama kader Muhammadiyah
terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah
3. Mengetahui pengaruh dimensi pengalaman kader Muhammadiyah
terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah
4. Mengetahui pengaruh dimensi pengetahuan agama kader Muhammadiyah
terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah
5. Mengetahui pengaruh dimensi konsekuensi kader Muhammadiyah
terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah
6. Mengetahui pengaruh tingkat religiusitas (dimensi keyakinan, praktik
agama, pengalaman, pengetahuan agama, konsekuensi) kader
Muhammadiyah secara bersama-sama terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritik:
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap diri peneliti guna mendalami masalah yang berkaitan dengan
perbankan syariah dan perilaku masyarakat khususnya kader
muhammadiyah dalam pengambilan keputusan untuk memilih layanan bank syariah.
(27)
2. Manfaat praktis:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga perbankan syariah untuk lebih mensosialisasikan bank syariah di masyarakat luas, serta temuan penelitian ini juga bermanfaat bagi organisasi muhammadiyah agar dapat menghimbau para kadernya bahwa bank syariah adalah pilihan yang tepat dalam bermuamalah dan bagi peneliti-peneliti berikutnya temuan-temuan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengkaji masalah di masa mendatang.
A. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun kedalam lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Berisi tentang tinjauan pustaka terdahulu yaitu jabaran tentang penelitian terdahulu, landasan teori yang berisi mengenai variabel dan hubungan antar variabel kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian. dan hubungan antar variabel, kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Memuat secara rinci metodologi penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya; jenis penelitian, desain, lokasi, populasi
(28)
dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel, serta analisis data yang digunakan.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan reliabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, analisis data penelitian dan pembahasan.
BAB V: PENUTUP
Memuat kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian penelitian berikutnya.
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti coba telusuri mengenai tema preferensi masyarakat terhadap perbankan syariah ini, ada beberapa karya ilmiah yang ternyata mengupas tentang hal sama. Beberapa karya ilmiah yang penulis anggap relevan pada penelitian ini antara lain, yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Luthfi Majid (2016) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Religiusitas Dan Promosi Terhadap Preferensi
Anggota Dalam Memilih Produk Simpanan Wadi’ah Ya Ad- Dhamanah Di
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) Surya Umbulharjo Yogyakarta. Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris baik simultan maupun parsial pengaruh religiusitas dan promosi terhadap preferensi anggota dalam memilih produk
simpanan wadi’ah ya ad-dhamanah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Surya Umbulharjo Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif.
Majid menemukan bahwa hasil uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa religiusitas dan promosi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap preferensi anggota dalam memilih produk simpanan wadi’ah ya ad -dhamanah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Baitut Tamwil
(30)
Muhammadiyah (BTM) Surya Umbulharjo Yogyakarta. Hasil uji parsial (Uji T) menunjukkan bahwa religiusitas dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap preferensi anggota dalam memilih produk simpanan wadi’ah ya ad-dhamanah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Surya Umbulharjo Yogyakarta.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Majid (2016) karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas kader muhammadiyah terhadap preferensinya untuk menjadi nasabah bank syariah: (studi kasus Kader Muhammadiyah di Kauman Yogyakarta). Serta dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen yaitu religiusitas.
Relevansi penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui pengaruh religiusitas seseorang terhadap preferensinya terhadap lembaga keuangan syariah yaitu bank syariah.
Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Atik Masruroh (2015) dalam skripsinya dengan judul analisis pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income terhadap minat menabung Minat Menabung Mahasiswa Di Perbankan Syariah (Studi Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga), Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas dan disposible income mahasiswa terhadap minat menabung di Perbankan Syariah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena bertujuan untuk mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Objek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa STAIN Salatiga dengan jumlah sampel
(31)
sebanyak 98 mahasiswa dengan tekhnik aksidental. Sedangkan untuk tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, studi pustaka, dan wawancara. Data diolah menggunakan uji reliabilitas, validitas, statistic dan asumsi klasik.
Penelitian yang akan saya teliti berbeda dengan penelitian Masruroh (2015) karena obyek dari penelitian ini adalah kader Muhammadiyah yang ada di Kampung Kauman Yogyakarta, dengan mengambil sampel dari masing-masing ortom Muhammadiyah yang berada disana. Relevansi penelitian ini adalah sama-sama ingin menegetahui bagaimana pengaruh tingkat religiusitas seseorang dengan preferensi /dan minat terhadap bank syariah.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Wahyudin et al (2012) yang berjudul Dimensi Religiusitas dan Pengaruhnya terhadap Organizational Citizenship Behavior (Studi pada Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto) dalam jurnal JP Journal & Preceending FEB UNSOED Vol. 2, No 1 yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dimensi Religiusitas terhadap organizational citizenship behavior (OCB) dan menganalisis Dimensi Religiusitas yang paling berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior (OCB) serta mengetahui kondisi Religiuistas dan OCB yang ada di Unsoed. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa Dimensi Religiusitas yaitu dimensi ritual (X1), dimensi ideologis (X2), dimensi intelektual (X3), dan dimensi pengalaman (X4) tidak
(32)
berpengaruh secara signifikan terhadap OCB, pengaruh variabel bebas yang paling besar terhadap OCB adalah dimensi konseuensi (X5).
Penelitian ini relevan untuk dijadikan tinjauan pustaka pada penelitian penulis karena sama-sama mengambil dimensi-dimensi religiusitas menurut Stark dan Glock yaitu dimensi keyakinan, praktik agama, pengalaman, pengetahuan agama, dan konsekuensi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi Andriani dan Azuar Juliandi (2008) yang berjudul Preferensi Masyarakat Kota Medan terhadap Bank Syariah dalam jurnal jurnal riset akuntansi dan bisnis Vol. 8 No. 2 yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap masyarakat untuk perbankan syariah dan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap untuk keputusan menerima perbankan syariah. Penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner secara acak didistribusikan ke pelanggan sebanyak 100 responden. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan kuantitatif. Andriyani dan Juliandi menemukan bahwa pengetahuan masyarakat Medan tentang bank syariah cukup baik, sikap masyarakat Medan cukup baik, dan adanya hubungan positif dan signifikan pengetahuan masyarakat dan sikap dengan keputusan untuk menggunakan perbankan syariah.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Dewi Andriani dan Azuar Juliandi (2008) karena penelitian ini fokus pada tingkat religiusitas kader muhammadiyah dan penelitian ini dilakukan pada kader muhammadiyah di Kauman Yogyakarta. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
(33)
pengaruh tingkat religiusitas kader muhammadiyah terhadap preferensinya untuk menjadi nasabah bank syariah dan penelitian ini dilakukan pada kader muhammadiyah di Kauman Yogyakarta.
B. Kerangka Teori 1. Religiusitas
a. Pengertian Religiusitas
Menurut Harun Nasution yang dikutip dalam (Jalaluddin, 2010:12) membedakan pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-din berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, dan kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan atau membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak ; gama = pergi, mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun temurun.
Mangunwijaya (1982) membedakan istilah religi atau agama dengan istilah religiusitas. Agama menunjuk aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban sedangkan religiusitas mengacu pada aspek religi yang dihayati oleh individu di dalam hati.
Religius menurut Islam adalah menjalankan ajaran agama secara
menyeluruh. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 208 Allah SWT
(34)
ناطْيّشلا ا طخ ا عبّتت َو ً ّفاك مْ ّسلا يف ا خْدا ا نمآ نيذّلا ا ّيأ اي
نيبم ّودع ْمكل هّنإ
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”. (Qs. Al-Baqarah 2: 208)
Setiap muslim, baik dalam befikir, bersikap maupun bertindak, diperintahkan untuk berislam. Dalam melakukan aktivitas ekonomi, sosial politik atau aktivitas apapun, si Muslim diperintahkan untuk melakukannya dalam rangka beribadah kepada Allah. Dimana pun dan dalam keadaan apa pun, setiap Muslim hendaknya berislam.
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas merupakan suatu keyakinan dan penghayatan akan ajaran agama yang mengarahkan perilaku seseorang sesuai dengan ajaran yang dianutnya.
b. Demensi-Dimensi Religiusitas
Menurut Glock & Stark dalam ( Ancok dan Suroso, 1994: 77-78) ada lima dimensi religiusitas yaitu:
1) Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan
dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut. setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup
(35)
keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara agama-agama, tetapi seringkali juga di antra tradisi-tradisi dalam agama yang sama. 2) Dimensi praktik agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,
ketaatan, dan hal-hal yang menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting yaitu ritual dan ketaatan.
3) Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan
fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seorang yang beragama dengan langsung mengenai kenyataan terakhir (bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural).
4) Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu kepada harapan
bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan mengenai dasar, keyakinan, ritus, kitab suci, dan tradisi. 5) Dimensi pengalaman atau konsekuensi. Dimensi ini mengacu pada
indentifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,
pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.
(36)
Menurut Robert H Thouless, empat faktor yang mempengaruhi religiusitas seseorang, yaitu: (Thouless, 1992: 29)
1) Faktor sosial, yaitu semua pengaruh sosial seperti pendidikan dan pengaruh orang tua, tradisi, ataupun tekanan sosial.
2) Faktor alami, moral afektif, yaitu pengalaman yang alami seperti konflik moral atau pengalaman emosional.
3) Faktor kebutuhan, seperti kebutuhan rasa aman, cinta, harga diri, kebutuhan yang timbul karena ada kematian.
4) Faktor intelektual, yaitu berhubungan dengan proses
pemikiran verbal terutama dalam pembentukan keyakinan-keyakinan beragama.
2. Organisasi Muhammadiyah
a. Arti Muhammadiyah
Arti muhammadiyah sendiri dapat ditinjau dari segi bahasa dan segi istilah, yaitu: (Kamal, Yusuf dan Sholeh, 1994:22)
1) Dari segi bahasa:
Muhammadiyah berarti “ Umat Muhammad” atau “Pengikut Muhammad”, yaitu semua orang yang beragama Islam dan meyakini Nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. 2) Dari segi istilah:
Muhammadiyah ialah: “Gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai
Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.
(37)
Gerakan ini diberi nama oleh pendirinya dengan Muhammadiyah karena dengan nama itu berharap agar dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad saw.
b. Tentang Muhammadiyah
Dikutip dari muhammadiyah.or.id berdirinya Muhammadiyah secara garis besar dilatarbelakangi oleh dua faktor penyebab pertama, faktor subyektif yaitu dari hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan dalam
menelaah, membahas serta mengkaji kandungan al-Qur’an. Kedua,
faktor obyektif di mana terdapat ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan dalam memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda, berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah
Mu’allimin khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan
Kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat madrasah khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
(38)
Visi Muhammadiyah adalah:
Sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif
dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di
segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-„alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah SWT dalam kehidupan di dunia ini.
Misi Muhammadiyah adalah:
Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39
Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto. (muhammadiyah.or.id)
1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran
Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah.
2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan
jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an
sebagai kitab Allah yang terakhir.
4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat.
Misi utama yang dibawa oleh Muhammadiyah adalah
(39)
pembaharuan oleh Muhammadiyah adalah berarti pembaharuan dalam arti mengembalikan kepada keaslian dan kemurniannya. (Abdurrahman, 1990:117)
c. Pengertian Kader Muhammmadiyah
Kader adalah orang-orang yang terpilih karena sudah terdidik,
sehingga merasa berkewajiban untuk mempertahankan dan
mengembangkan keyakinan hidup dan tujuan organisasi. (Djazman, 1989: 8)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian kader adalah orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya. Sedangkan kader Muhammadiyah dilihat dari muhammadiyah.or.id adalah tenaga inti dalam persyarikatan yang menggerakan organisasi ke arah tercapainya tujuan persyarikatan.
d. Organisasi Otonom (Ortom) dan Persyarikatan Muhammadiyah
Otonom adalah berasal dari perkataan auto dan nomos, auto= sendiri, nomos= peraturan. Jadi autonomi atau otonom berarti peraturan sendiri.
Dalam persyarikatan Muhammadiyah yang dimaksudkan dengan Organisasi Otonom adalah badan yang dibentuk, dibimbing dan diawasi oleh persyarikatan yang diberi hak mengatur rumah tangganya sendiri untuk membina bidang-bidang tertentu mulai dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa, dan
(40)
kelompok-kelompok atau jama’ah – jama’ah dalam rangka mencapai maksud tujuan persyarikatan. (Kamal, Yusuf dan Sholeh 1994:112)
Ortom Muhammmadiyah dibentuk di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut : (muhammadiyah.or.id)
1) Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2) Mampunyai Potensi dan ruang lingkup nasional
3) Merupakan kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah
Pembentukan Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir
Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah
Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut: (muhammadiyah.or.id)
1) Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2) Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3) Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4) Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah
Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut: (Kamal, Yusuf dan Sholeh 1994: 115)
1) Aisyiyah
Aisyiyah merupakan salah satu organisasi otonom khusus
(41)
dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasaskan Islam serta bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Peran dan perkembangan Aisyiyah:
Dilihat dari aisyiyah.or.id untuk memajukan derajat perempuan serta mendorong partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi, Aisyiyah telah mendirikan 568 koperasi untuk perempuan dan mendirikan Baitul Maal wa Tamwil, pembinaan home industry, dan melakukan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui 1029 Bina Usaha Ekonomi Keluarga (BUEKA).
2) Pemuda Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di kalangan pemuda, beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. (muhammadiyah.or.id)
Pemuda Muhammadiyah memiliki program kerja dalam bidang
ekonomi yaitu Pemberdayaan Ekonomi, Koperasi dan
Kewirausahaan. (muhammadiyah.or.id)
a) Pengembangan program pemberdayaan ekonorni rakyat yang
(42)
pengembangan kewirausahaan dan usaha kecil, koperasi, dan jika mungkin ada Badan Usaha Milik Pemuda Muhammadiyah (BUM-PM) yang benar-banar konkrit dan produktif.
b) Kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan program
ekonomi dan kewiraswastaan di lingkungan Pemuda
Muhammadiyah.
c) Melakukan pelatihan dan proyek pengembangan ekonomi kecil
dan menengah baik secara mandiri maupun kerjasama dengan lembaga lain sesuai perencanaan program ekonomi dan kewirausahaan.
d) Sosialisasi berbagai wacana model pemberdayaan ekonomi yang
didasarkan atas kekuatan sendiri sebagai wujud cita-cita kemandirian ekonomi umat.
e) Memberikan panduan terhadap usaha-usaha ekonomi dalam
membangun kekuatan masyarakat kecil melalui kegiatan-kegiatan ekonomi alternatif.
f) Membentuk himpunan dan menguatkan jaringan pengusaha
Pemuda Muhammadiyah.
g) Mendorong kader Pemuda Muhammadiyah untuk berani, mampu
dan menjadi contoh pemuda mandiri yang mampu menciptakan lapangan kerja baru.
(43)
h) Melakukan upaya-upaya agar tercipta Badan Usaha Ekonomi yang nyata di tingkat wilayah, daerah dan cabang, sebagai sarana penggalian dana serta upaya peningkatan ekonomi kader.
3) Nasyiyatul Aisyiyah
Prinsip Gerakan Nasyiatul Aisyiyah, sering juga disebut Nasyiah, adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuan organisasi ini ialah membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai oleh Allah. (muhammadiyah.or.id)
Strategi pendampingan ekonomi, sosial, dan pendidikan:
a) Meningkatkan ketrampilan para anggota Nasyiah dalam
membantu menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, sosial, dan pendidikan, yang dihadapi perempuan.
b) Meningkatkan efektifitas peran Nasyiatul Aisyiyah dalam
pengambilan kebijakan publik yang sensitif jender.
c) Memberdayakan potensi ekonomi masyarakat lokal.
d) Meningkatkan sensitivitas jender di lingkungan Nasyiatul
(44)
e) Membangun NA sebagai gerakan belajar bagi perempuan, anak, dan keluarga khususnya pada sektor pendidikan non formal.
4) Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pada tahun 1990-an awal Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memilki Satu semboyan yang sangat monumental dalam perjalanan IPM, Tri-Tertib: "Tertib lbadah, Tertib Belajar dan Tertib Berorganisasi", adalah ruh gerakan dan merupakan cita-cita serta karakter khas yang dimiliki oleh setiap anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Gerakan Kewirausahaan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM): Salah satu bentuk dari kemandirian gerakan IPM adalah adanya keteramplian pada bidang tertentu. sejak di bangku sekolah, IPM harus mencetak para kader yang memiliki kemandirian dalam hidup. Oleh karena itu, ada beberapa strategi yang harus dicapai dalam gerakan kewirausahaan ini:
a) Menghidupkan dan menumbuhkembangkan koperasi sekolah
yang dikelota oleh siswa/ IPM ranting sekolah.
b) Mengadakan forum-forum diskusi tentang dunía kewirausahaan
sebagai bekal dan modal dalam berusaha di masa yang akan datang.
c) Melakukan kunjungan ke pusat- pusat pemberdayaan ekonomi, agar para siswa mampu mengambil pelajaran kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
(45)
5) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan untuk mewadahi mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah dalam satu himpunan. Tujuan IMM adatah mengusahakan terbentuknyaakademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
6) Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Pada tanggal 31 Juli 1963, perguruan seni beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta. Tapak Suci merupakan beladiri pencak silat yang megandung banyak unsur seninya. Adanya kebijakan agar seluruh jenjang satuan pendidikan muhammadiyah (SD/MI, SMP/MTs, MA/SMA/SMK serta perguruan tinggi Muhammadiyah) di wajibkan memiliki kegiatan tapak suci. (Soeratno et al, 2009: 218-219)
7) Hizbul Wathan
Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra ataupun putri, Hizbul Wathan merupakan gerakan
Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan
bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Organisasi ini didirikan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur
(46)
yang diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan. (muhammadiyah.or.id)
Hasil dari wawancara pra penelitian bersama Bapak Fursan Ibrahim pimpinan ranting Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta, ortom yang ada di Kampung Kauman Kota Yogyakarta adalah antara lain:
1) Pimpinan Ranting Aisyiah Kauman
2) Pemuda Muhammadiyah Ranting Kauman
3) Nasyiyatul Aisyiyah Kauman
Kegiatan di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kauman Kota Yogyakarta sebagai berikut:
1) Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yang paling sering dilakukan adalah dari bidang tabligh, RPM Kauman menyelenggarakan dakwah / pengajian, ditambah lagi dengan Pengajian-pengajian yang
dilaksanakan di rumah-rumah para jama’ah secara bergilir ataupun
di masjid.
2) Kegiatan periodik
Kegiatan Periodik adalah kegiatan berkala yang
dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah untuk kemaslahatan umat khususnya bagi
(47)
warga Muhammadiyah dan bagi masyarakat luas pada umumnya. Kegiatan tersebut antara lain:
a) Pengajian Umum / Tabligh Akbar yang dilaksanakan setiap 3
bulan sekali.
b) Menghimpun dan menyalurkan zakat.
c) Penghimpunan, Pemotongan dan Penyaluran Daging Hewan
Qurban. 3. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Ada beberapa definisi mengenai perilaku konsumen diantaranya menurut Engle et al (1995), perilaku konsumen adalh tindakan yang
langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. (Simamora, 2002: 1-2)
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) yang dinukil kembali oleh (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 9) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa ataupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.
Sementara itu Kotler dan Amstrong mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilakupembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. (Simamora, 2002: 2)
(48)
b. Preferensi
Kata preferensi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Preference yang artinya lebih suka atau pilihan. Pada dasarnya preferensi itu sama dengan respon yang diberikan oleh seseorang kepada suatu hal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian preferensi adalah hak untuk didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain, prioritas, dua pilihan, kecenderungan, dan kesukaan. Dalam kamus ekonomi yang dinukil kembali dalam skripsi Luthfi Majid, 2016. Pengertian preferensi adalah beberapa pilihan (Choice) yang dibuat oleh konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Disini konsumen akan menentukan produk-produk yang akan dibeli dari pendapatan mereka yang terbatas dan juga dari permintaan (Demand) untuk produk-produk. Bersamaan dengan produk-produk apa yang akan dibeli, para konsumen juga akan menyatakan preferensi terhadap merek dagang (Brand) tertentu dari suatu produk yang dibeli.
Dalam Munandar et al (2007). Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai kon-sumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsu-men terhadap produk. Menurut Assael (1992) dalam Munandar et al (2007), membatasi kata persepsi sebagai perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi.
(49)
Adapun preferensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kecenderungan atau upaya pengambilan keputusan untuk menjadi nasabah di bank syariah dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang ada.
Menurut Kotler (2002) yang dinukil oleh Noor dan Sanrego berpendapat bahwa preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk dan atau jasa yang ada. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk atau jasa. Engel et al. (1994) mengemukakan beberapa faktor penentu yang mempengaruhi variasi dalam perilaku konsumen dan faktor-faktor penentu tersebut dapat di bagi menjadi dua faktor utama (Umar Husein, 2005) :
1) Faktor Lingkungan. Perilaku konsumen di dalam lingkungan yang kompleks akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti:
a) Budaya,
b) Kelas sosial, c) Pengaruh pribadi.
2) Faktor Psikologis. Faktor ini adalah proses pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap atau perilaku yang terdiri dari : a) Motivasi dan keterlibatan
b) Persepsi
(50)
d) Kepercayaan, demografi dan sikap
c. Proses keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan konsumen mempunyai beberapa langkah sebagai berikut: (Engel, Blackwell dan Miniard, 1990: 31-32)
1) Pengenalan kebutuhan: konsumen mepersiapkan perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan serta mengaktifkan proses keputusan.
2) Pencarian informasi: konsumen mencari informasi yang disimpan di
dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian ekternal). 3) Evaluasi alternatif: konsumen mengevaluasi pilihan berkaitan dengan
manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
4) Pembelian: konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau
pengganti yang dapat diterima bila perlu.
5) Hasil: konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih
memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
d. Empat sosok konsumen muslim
Empat sosok konsumen kelas menengah muslim Indonesia yaitu: Apathist, Conformist, Rationalist, dan Universalist. (Yuswohady, 2014: xiv-xvi)
Rationalist “Gua dapat apa?”
Universalist “Islam itu lebih penting” High
(51)
Apathist “Emang gua pikirin”
Conformist “Pokoknyaharus Islam”
Gambar 2.1
4 Sosok Konsumen Muslim
1) Apatist: “ Emang gue pikirin?” sosok ini adalah tipe konsumen yang memiliki pengetahuan, wawasan, dan sering kali tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih rendah. Dan juga kepatuhan terhadap nilai-nilai agama yang juga rendah. Karena itulah mereka tidak begitu peduli apakah produk bermuatan nilai-nilai keislaman ataupun tidak.
2) Rationalist: “Gue dapat apa?” tipe ini mimiliki pemikiran yang terbuka dan wawasan global, tapi memiliki tingkat kepatuhan terhadap nilai-nilai Islam yang rendah. Bagi mereka kehalalan atau label keislaman bukanlah hal yang penting dalam mengambil keputusan pembelian.
3) Conformist: “Pokoknya harus Islam” sosok ini adalah tipe
konsumen yang sangat taat beribadah, namun memiliki keterbatasan wawasan dan cenderung kurang membuka diri terhadap nilai diluar Islam.
4) Universalist: :Islam itu lebih penting” sosok konsumen ini memiliki pengetahuan/ wawasan luas, pola pikir global dan melek teknologi namun disisi lain secara teguh menjalankan nilai-nilai Islam.
High Low
(52)
Mereka lebih mau menerima perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai universal.
4. Perbankan Syariah
a. Pengertian perbankan dan bank syariah
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Ismail, 2011:3)
b. Fungsi bank syariah
Fungsi utama bank mencakup tiga hal, menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan. (Ismail, 2011:4)
e. Menghimpun dana dari masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dimana masyarakat memberikan kepercayaan kepada bank sebagai tempat yang aman untuk melakukan investasi, dan menyimpan dana (uang). Keamanan atas dana (uang) yang disimpan
(53)
di bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting bagi masyarakat. Selain rasa aman, tujuan lainnya adalah sebagai tempat untuk melakukan investasi karena masyarakat akan lebih merasa
aman apabila uangnya diinvestasikan di bank. Dengan
diinvestasikannya uang mereka di bank maka mereka pula akan
memperoleh return atau imbalan atas simpanannya tergantung pada
besar kecilnya dana yang diinvestasikan. Return tersebut dapat berupa bunga simpanan untuk bank konevensional dan bagi hasil bagi bank syariah.
f. Menyalurkan dana kepada masyarakat
Dana yang telah dihimpun dari masyarakat yang kelebihan dana kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan memenuhi berbagai persyaratan yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank, karena bank akan memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan. Pendapatan tersebut dapat berupa pendapatan bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil atau lainnya untuk bank syariah.
g. Pelayanan Jasa Perbankan
Pelayanan jasa perbankan diberikan oleh bank antara lain berupa jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga, klirig, inkaso, garansi bank dan pelayanan bank lainnya. Produk pelayanan jasa bank yang ditawarkan kepada
(54)
masyarakat merupakan aktivitas pendukung yang diberikan oleh bank.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengarus tingkat religiusitas kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah, untuk studi kasus penelitian ini dilakukan di Kampung Kauman Kota Yogyakarta. Berikut ini adalah gambar dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
• Keyakinan (X1)
• Praktik Agama (X2)
• Pengalaman (X3)
• Pengetahuan Agama (X4)
• Konsekuensi (X5)
variabel
Independen
• Preferensi menjadi nasabah bank syariah (Y)
(55)
1. Pengaruh dimensi keyakinan kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah
Dimensi keyakinan berisi pengharapan-pengharapan dimana
orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut. (Ancok dan Suroso, 1994: 77) Dimensi ini merujuk pada kepercayaan seseorang terhadap suatu agama yang bersifat ketuhanan. Pada penelitian Yuswohady (2014) dalam buku Marketing To The Midle Class Muslim menemukan bahwa semakin makmur seseorang maka semakin tinggi religiusitasnya/ keyakinan
terhadap agamanya maka akan semakin memperhatikan shariah
compliance dari produk yang digunakan. Dari teori dan penelitian sebelumnya maka hipotesis pertama dari penelitian ini ialah:
Hipotesis 1: Dimensi keyakinan Kader Muhammadiyah berpengaruh signifikan terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
2. Pengaruh dimensi praktik agama Kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
Menurut Glock dan Stark dalam (Ancok dan Suroso, 1994:77)
dimensi praktik agama mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik agama sama halnya dengan kegiatan muamalah dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai bentuk ketaatan seorang muslim terhadap ajaran Islam. Ketika praktik agama dari kader Muhammadiyah tinggi artinya mereka
(56)
menjalankan praktik agama sesuai dengan ajaran Islam dengan sepenuhnya maka akan membentuk prilaku konsumsi yang sangat mempertimbangkan kesyar’ian dari produk yang dipakai. Maka hipotesis kedua dari penelitian ini yaitu:
Hipotesis 2: Dimensi praktik agama Kader Muhammadiyah berpengaruh signifikan terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
3. Pengaruh dimensi pengalaman kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
Dimensi pengalaman terkait bagaimana muslim berprilaku dimotivasi oleh ajaran agama yang mengandung harapan tertentu. Didalam organisasi pergerakan tentu banyak pengalaman-pengalaman dalam beragama yang akan mempengaruhi preferensi mereka dalam memilih suatu produk halal dengan harapan-harapan. Maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu:
Hipotesis 3: Dimensi pengalaman Kader Muhammadiyah berpengaruh signifikan terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
4. Pengaruh dimensi pengetahuan agama Kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
Menurut Glock dan Stark dimensi pengetahuan agama mengacu pada pengharapan bahwa orang-orang beragama paling tidak memiliki pengetahuan dasar agama untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam.
(57)
Penelitian Yuswohady (2014) menemukan bahwa semakin knowledable seseorang maka akan semakin mencari nilai spiritual dari produk yang dipakai artinya mereka akan semakin memperhatikan kepatuhan syariah dari produk tersebut. Dari teori dan penelitian sebelumnya maka hipotesis keempat dari penelitaian ini adalah:
Hipotesis 4: Dimensi pengetahuan agama Kader Muhammadiyah berpengaruh signifikan terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
5. Pengaruh dimensi konsekuensi kader Muhammadiyah terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
Dimensi konsekuensi ini mengacu pada indentifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari harike hari. (Ancok dan Suroso, 1994:78) Dimensi ini berarti mengarah pada prosedur dan peraturan yang didasarkan pada konsekuensi mereka sebagai seorang muslim termasuk juga menerapkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dimensi konsekuensi ini dapat mempengaruhi preferensi terhadap bank syariah.
Penjelasan diatas sejalan dengan penelitian Wahyudin et al (2012) Bahwa dalam organisasi komitmen untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kewajiban yang harus dijalankan dengan
meperhatikan larangan – larangan dalam agama karena hal ini merupakan konsekuensi sebagai seorang muslim. Maka dari penjelasan tersebut hipotesis
(58)
Hipotesis 5: Dimensi konsekuensi Kader Muhammadiyah berpengaruh signifikan terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
6. Pengaruh tingkat religiusitas (dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dimensi konsekuensi) kader Muhammadiyah secara bersama-sama terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
Penelitian terkait pengaruh religiusitas terhadap preferensi untuk menjadi nasabah bank syariah sudah dilalukan. Terdapat beberapa studi terdahulu yang membuktikan adanya pengaruh positif antara religiusitas dan preferensi menjadi nasabah bank syariah. Pada penelitian Masruroh (2015) yaitu variabel religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung mahasiswa STAIN Salatiga. Penelitaian yang dilakukan Yuswohady (2014) juga menemukan bahwa semakin religius seseorang maka akan semakin memperhatikan kepatuhan syariah dari produk yang digunakan. Dari hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis keenam dalam penelitian ini ialah:
Hipotesis 6: Tingkat religiusitas (dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dimensi konsekuensi) kader Muhammadiyah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap preferensinya menjadi nasabah bank syariah.
(59)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena peneliti ingin mengkonfirmasi konsep dan teori yang telah dijelaskan sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh tingkat religiusitas kader Muhammadiyah terhadap preferenasinya untuk menjadi nasabah bank syariah.
B. Jenis Variabel
Variabel independen (X) atau sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas, yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. (Sugiyono, 2007: 4)
Variabel dependen (Y) sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2007: 4)
Dalam penelitian ini variabelnya meliputi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel X nya adalah: tingkat religiusitas kader Muhammadiyah dengan menggunakan lima dimensi religiusitas yaitu dimensi keyakinan (X1), praktik agama (X2), pengalaman (X3), pengetaguan
agama (X4), dan konsekuensi (X5). sedangkan variabel Y nya adalah
(60)
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kader Muhammadiyah yang ada di Kampung Kauman Kota Yogyakarta.
D. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh langsung melalui kuesioner yang disebar kepada kader Muhammadiyah yaitu pengurus ataupun anggota dari masing-masing organisasi otonom (ORTOM) yang ada di Ranting Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta .
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007:61)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah:
a) Populasi daerah dari penelitian ini adalah Kampung Kauman Kota Yogyakarta, karena Kampung Kauman merupakan kampung tempat lahirnya organisasi Muhammadiyah.
b) Populasi obyek dari penelitian ini adalah:
1) Tinggal di Kampung Kauman Yogyakarta
2) Kader Muhammadiyah yang belum menjadi nasabah bank syariah
3) Ortom-ortom Muhammadiyah yang ada di Kampung kauman Kota
(61)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumalh dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiyono, 2007:62)
Menurut Roscoe dalam buku Reserch Methods For Business
(1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut: (Sugiyono, 2007:74)
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20.
Berdasarkan teori diatas ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500, maka dalam penelitian ini memakai
sampel sebanyak 55 orang responden dari tiga Ortom Muhammadiyah
(62)
Sampel diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proforsional. Diambil secara acak. (Sugiyono, 2007: 64).
Strata dalam penelitian ini adalah semua ortom-ortom
Muhammadiyah di Kampung Kauman Kota Yogyakarta yaitu Aisyiah, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah.
F. Teknik Pengumpul Data
Dalam memperoleh data, penelitian ini menggunakan beberapa teknik
pengumpul data yaitu: observasi, angket/ kuisioner, wawancara, dan
dokumentasi.
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. (Riduwan, 2011: 30)
Metode observasi ini peneliti gunakan secara langsung untuk mengamati, mencermati, dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian pada masyarakat Kampung Kauman Yogyakarta, seperti gambaran umun Kampung Kauman, mengamati lingkungan kampung, serta gejala-gejala yang ada dan dimiliki oleh subjek penelitian berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti.
(63)
2. Angket/ kuesioner
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2013: 142)
Dalam penelitian ini angket akan ditujukan kepada masyarakat kader Muhammadiyah khususnya pengurus ataupun anggota Ortom Ranting Kauman. Tujuannya untuk memperoleh data tentang pengaruh tidaknya tingkat religiusitas kader Muhammadiyah terhadap preferenasinya untuk menjadi nasabah bank syariah. Dan pertanyaan-pertanyaan dalam angket akan digunakan teknik tertutup dengan skala likert.
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. (Wiriamadja, 2008: 117)
Adapun teknik wawancara akan diajukan kepada (1) pimpinan masing-masing Ortom Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta (2) kader Muhammadiyah Kauman. Wawancara kepada pimpinan ortom bertujuan untuk memperoleh data tentang seluk beluk organisasi Muhammadiyah dan kondisi Kampung Kauman. Adapun wawancara kepada kader Muhammadiyah bertujuan untuk memperoleh data secara umum tentang profil Kampung Kauman dan juga untuk lebih menguatkan data hasil penyebaran angket/ kuesioner.
(64)
4. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. (Wiriamadja, 2008: 123)
Teknik dokumentasi dengan cara menelusuri atau melacak data dari dokumen terkait dengan tema penelitian. Seperti, monografi penduduk, dokumen sejarah, dan sebagainya.
G. Teknik Analisis data 1. Uji Kualitas Instrumen
a) Uji Validitas
Uji Validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan coefficient corelation person yaitu dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2011:52).
b) Uji Reliabilitas
Menurut Nunnally (1994) dalam Ghozali (2011:47). Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Cara one
(65)
shot (pengukuran sekali saja). Disini pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.
2. Uji Asumsi Klasik
a) Normalitas
Uji normalitas bertujuan utuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t da F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuri distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid atau jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2011: 160)
b) Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. (Ghozali, 2011: 105)
(66)
Untuk mendeteksi ada atau tidak multikolinieritas didalam model regresi Ghozali (2011:105) menjelaskna beberapa cara sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jik antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3) Mutikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
c) Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasisitas bertujuan menguji apakah dala model regresi teradi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghazali, 2011: 139)
(67)
3. Analisis Regresi Linier Berganda a) Uji R2 (Koefisien Determinan)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Ghazali, 2011: 97)
b) Uji t-test (uji secara individu)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujiannya: (Bawono, 2006:91)
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ho : β1 ≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Menentukan t tabel
Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α 5% dan derajat kepercayaan (dk) = α/2 ,n-k.
Di mana:
(1)
13
(Panitia Gerakan Terawih Nasiyatul Aisyiyah). Setelah terawih
berjamaah diadakan tadarus bersama yang akan di pimpin atau
disimak oleh
panitia”
4.
Bagaimana struktur kepengurusan ortom?
“
Ketuanya Lifthya Ahadiati Akmal, Wakil Ketua Widitra Maulida,
Sekretaris 1 Rika Noor Tamara, Sekretaris 2 Dewi Masyithoh,
Bendahara Nur Insyiroh Syafda
”
5.
Apakah sudah banyak anggota ortom yang menggunkan perbankan
syariah?
“Ada mungkin mbak tapi sedikit”
6.
Apakah pernah ada kajian mengenai ekonomi Islam khususnya bank
syriah?
“Kalau kajian secara khusus yang diadakan oleh NA belum ada
mbak”
7.
Bagaimana pemahaman mengenai riba dan pemahaman terhadap bank
syariah?
“ ya sekedar tau kalau riba itu haram, dan bank syariah tidak
memakai bunga tapi pakai bagi hasil. Tapi kalau untuk tau detail
tentang bank syariah kurang mbak”
(2)
14
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Dimensi Keyakinan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,863 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 28,56 3,584 ,720 ,833
P2 28,64 3,569 ,622 ,845
P3 28,60 3,467 ,744 ,828
P4 28,60 3,504 ,717 ,832
P5 28,56 3,621 ,691 ,837
P6 28,60 3,578 ,662 ,840
P7 28,73 3,906 ,348 ,887
Dimensi Praktik Agama
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,844 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P8 26,87 7,261 ,733 ,800
P9 26,69 8,810 ,447 ,844
P10 26,76 8,554 ,670 ,816
P11 27,05 6,867 ,774 ,792
P12 27,05 8,904 ,506 ,836
P13 27,15 7,830 ,620 ,820
(3)
15
Dimensi Pengalaman
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,839 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P15 22,76 4,739 ,523 ,830
P16 22,82 4,300 ,684 ,798
P17 22,69 4,366 ,672 ,801
P18 22,64 4,569 ,652 ,807
P19 22,76 4,776 ,505 ,833
P20 22,87 4,150 ,663 ,803
Dimensi Pengetahuan Agama
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,818 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P21 21,80 10,867 ,568 ,793
P22 21,78 10,914 ,724 ,773
P23 21,85 10,053 ,761 ,759
P24 21,78 11,396 ,507 ,803
P25 22,42 10,655 ,574 ,792
P26 22,11 11,395 ,425 ,817
P27 21,85 10,978 ,431 ,820
Dimensi Konsekuensi
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
(4)
16
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P28 25,82 7,966 ,285 ,831
P29 26,25 6,786 ,617 ,787
P30 26,51 6,218 ,484 ,819
P31 26,36 6,421 ,635 ,782
P32 26,13 6,446 ,663 ,777
P33 26,16 6,251 ,697 ,770
P34 26,25 6,749 ,584 ,791
Preferensi Menjadi Nasabah Bank Syariah
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
,838 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P35 26,33 15,891 ,719 ,801
P36 26,35 14,971 ,846 ,782
P37 26,31 15,329 ,707 ,800
P38 26,29 16,284 ,648 ,810
P39 26,44 15,251 ,744 ,795
P40 26,80 18,015 ,331 ,848
P41 26,84 18,176 ,282 ,856
(5)
17
CURICULUM VITAE
1.
Nama Lengkap
: Husnul Khotimah
2.
Tempat Tanggal Lahir
: Kayuagung, 13 Desember 1994
3.
Jenis Kelamin
: Perempuan
4.
Status Pendidikan
: Menempuh S1
5.
NIM
: 20130730280
6.
Jurusan / Fakultas
: Ekonomi & Perbankan Islam /Agama Islam
7.
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
8.
Alamat Perguruan Tinggi
: Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta. Telp. (0274) 387656,
Fax (0274) 387646
9.
Alamat Permanen
: Dusun III, Desa Kandis I, Kec. Kandis,
Kab. Ogan Ilir, Palembang Sumatera
Selatan.
10.
: husnul797@gmail.com
11.
Telepon
: 0821-3535-0930
(6)