Alat uji disolusi Prosedur pengujian Disolusi

11 monografi. Pada interval waktu yang ditetapkan dari media diambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing – masing monografi Depkes RI, 1995. Menurut Ditjen POM 1995, ada dua tipe alat uji disolusi sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi: a. Alat 1 Tipe Keranjang Alat terdiri dari wadah bertutup yang terbuat dari kaca, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan wadah disolusi keranjang berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm −175 mm, diameter 98 mm −106 mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus dan tanpa goyangan. Sebuah tablet diletakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yang diikatkan pada bagian bawah batang logam yang digerakkan oleh motor yang kecepatannya dapat diatur. Wadah dicelupkan sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37 o ± 0,5 o C selama pengujian dan menjaga agar gerakan air halus dan tetap. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan digunakan suatu penutup yang pas. 12 b. Alat 2 Tipe Dayung Alat ini sama dengan alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang logam sebagai pengaduk. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi dengan jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dasar wadah yang dipertahankan selama pengujian berlangsung. Sediaan obat dibiarkan tenggelam ke bagian dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.

2.7.3 Metode Uji Disolusi

Banyak metode untuk menetapkan laju disolusi zat aktif dari sediaanya. Antara lain yaitu metode keranjang dan dayung. 1. Metode Keranjang Metode ini pada mulanya diusulkan oleh Pernaworski 1968 dan dimodifikasi menjadi metode resmi pertama yang diadopsi oleh USP XVIII dan NF XIII pada tahun 1971. Metode basket berputar telah digunakan lebih dar 30 tahun dalam pengujian yan gluas untuk ssemua jenis bentuk sediaan. Metode basket menunkukkan suatu upaya membatasi posisi bentuk sediaan untuk memberikan kemungkinan maksimum suatu antarpermukaan solid-cairan yang tetap. Metode ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu kecenderungan zat bergerak menyumbat kasa basket, sangat peka terhadap gas terlarut dalam media disolusi, kecepatan aliran 13 yang kurang memadai ketika partikel meninggalkan basket dan mengapung dalam media, dan kesulitan konstruksi jika diupayakan metode yang diotomatisasi. 2. Metode Dayung Pada mulanya dikembangkan oleh Poole 1969, kemudian dimodifikasi melului karya ilmuwan di National Center for Drug Analysis NCDA, FDA di St. Louis Mo. Metode ini pada dasarnya terdiri atas batang dan daun pengaduk yang merupakan dayung berputar dengan dimensi tertentu sesuai dengan radius bagian dalam labu dengan dasar bundar. Metode ini mengatasi banyak keterbatasan basket berputar, tetapi mensyaratkan presisi yang eksterm dalam geometri dayung, labu, dan perlakuan variasi yang tidak dapat diterima dalam data disolusi berikutnya bahkan perubahan yang sangat kecil dalam penempatan orientasi dayung. Metode ini sangat baik untuk sistem otomatis Siregar, 2010.

2.7.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi

Dengan menganalisa parameter-parameter persamaan Noyes dan Withney, maka faktor-faktor itu antara lain : 1. Pengaruh ukuran partikel Kecepatan disolusi berbanding lurus dengan luas permukaan zat aktif. 2. Pengaruh kelarutan zat aktif Kecepatan disolusi berbanding lurus dengan perbedaan Cs – C. Jadi, makin besar kelarutan zat aktif makin besar kecepatan disolusi Soewarni, 1985.