Rumusan Penelitian Kerangka Konsep Defenisi Operasional

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

B. Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalisum pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian 1.

Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. b. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause. Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian 1.

Bagi wanita pramenopause Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi wanita usia pramenopause agar lebih mengetahui bagaimana penyebab terjadinya osteoporosis dan cara pencegahannya dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause dan dapat menjadi referensi dalam bidang kesehatan reproduksi wanita. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1.

Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoadmodjo, 2003.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo 2003, pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: a. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain menyebutkan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara b. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. c. Aplikasi Application Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi ril sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata – kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis Syntesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk ke seluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, Universitas Sumatera Utara dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada. f. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan anak – anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu – ibu tidak mau ber – KB dan sebagainya.

3. Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan Implisit Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor – faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip Wikipedia, 2007 ¶ 5. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk – bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya Wikipedia, 2007 ¶ 6. Universitas Sumatera Utara b. Pengetahuan Eksplisit Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media dan semacamnya. Jenis pengetahuan ini telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas Wikipedia, 2007 ¶ 8. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how – to. Pengetahuan juga bisa ditermediakan secara audio visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia Wikipedia, 2007 ¶ 9.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan dapat diperoleh dengan metode sebagai berikut : a. Metode Nonilmiah Cara kuno atau tradisional yang dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara nonilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara – cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi Notoatmodjo, 2010 : 1 Cara coba salah Trial and Error Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang Universitas Sumatera Utara apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan cara coba – coba saja. Cara ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan cara yang lain. 2. Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. 3. Cara kekuasan atau otoritas Para pemegang otoritas, hak pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip inilah yang membuat orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya adalah benar. 4. Berdasarkan pengalaman Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan atau merujuk cara tersebut. Tetapi bila ia gagal menggunakan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu dan Universitas Sumatera Utara berusaha untuk mencari cara yang lain sehingga berhasil memecahkan masalahnya. 5. Cara akal sehat 6. Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut – pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. 7. Kebenaran secara intuitif Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh secara intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara – cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. 8. Melalui jalan pikiran Disini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. 9. Induksi Dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan berdasarkan pengalaman – pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. 10. Deduksi Universitas Sumatera Utara Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum ke khusus. 5. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. b. Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Contoh dari media massa ini adalah telivisi, radio, koran dan majalah. c. Informasi Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah ”that of which one is apprised or told : intelegence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program computer. Adanya perbedaan defenisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan, sedangkan informasi itu Universitas Sumatera Utara dijumpai dalam kehidupan sehari – hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi Wikipedia, 2007, ¶ 12.

B. Pramenopause 1.

Pengertian Pramenopause Pramenopause terjadi pada 4 – 5 tahun sebelum masa menopause, dimana keluhan klimakterium timbul, namun hormon estrogen masih terbentuk. Bila kadar estrogen menurun, maka terjadi perdarahan tidak teratur Pieter, 2011. Pramenopause, masa ini biasanya terjadi selama kira – kira 4 – 5 tahun, dan dimulai sebelum menopause itu sendiri, saat pertama kali merasakan gejala menopause misalnya hot flushes rasa panas, berkeringat pada malam hari, menstruasi tidak teratur. Apabila seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun dengan usia dibawah 50 tahun, maka ini merupakan tanda akhir masa pramenopause dan awalnya dimulainya menopause Rebecca, 2007.

2. Gejala Pramenopause

Ada beberapa gejala yang lazim di alami oleh wanita pada saat pramenopause seperti : hot flushes yaitu rasa panas yang datang mendadak pada wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas, dan mengucurnya keringat pada malam hari, kelelahan yang secara berlebihan, kram atau kejang urat, sendi, otot, dan urat terasa sakit, bahkan memburuknya kondisi kesehatan dan terjadinya osteoporosis beberapa tahun sesudah mengalami gejala tersebut Hadibroto, 2003. Universitas Sumatera Utara

C. Osteoporosis 1.

Pengertian Osteoporosis Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang Wikipedia, 2012 ¶ 1. Osteoporosis merupakan suatu keadaan dimana tulang menjadi keropos, tanpa merubah bentuk atau struktur luar tulang, namun daerah dalam tulang menjadi berlubang – lubang sehingga mudah patah. Sebenarnya istilah osteoporosis telah dikenal sejak zaman yunani kuno, osteo berarti tulang dan porosis berarti lubang atau tulang yang berlubang Roesma, 2006. Gambar 1. Osteoporis

2. Faktor Resiko Osteoporosis

Secara umum, faktor resiko osteoporosis terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor kelompok yang tidak dihindarkan dan faktor kelompok yang bisa mempengaruhi. Universitas Sumatera Utara

a. Faktor Kelompok yang Tidak Dihindarkan

1 Jenis Kelamin Dalam osteoporosis wanita lebih banyak berisiko dari pada pria. Alasannya karena wanita mempunyai tulang yang lebih tipis dan kecil. Wanita juga kehilangan massa tulang dengan cepat setelah menopause. Sekitar usia 45 tahun ketika produksi hormon wanita berkurang terdapat penurunan yang drastis dibandingkan dengan tulang laki – laki yang memiliki usia yang sama. 2 Usia Osteoporosis dapat terjadi pada semua usia, namun hal ini lebih banyak terjadi pada orang lanjut usia. Semua orang akan mengalami kehilangan kepadatan tulang seiring dengan bertambahnya usia. 3 Riwayat Kesehatan dan Faktor Negatif Orang yang memiliki riwayat kesehatan dan faktor negatif merupakan faktor yang tidak dihindarkan seperti : a menstruasi yang tidak teratur atau tidak terjadi menunjukkan kurangannya hormon estrogen, b kecelakaan yang melibatkan patah tulang, sehingga menyebabkan pengurangan massa pada tulang, c operasi pada lambung atau usus yang menyebabkan penyerapan kalsium dan vitamin D dari makanan berkurang. Histerektomi tanpa pengangkatan indung telur menjurus ke penurunan estrogen untuk sementara kadang – kadang menetap dan memajukan awal terjadinya menopause, dan sterilisasi dengan Universitas Sumatera Utara pengikatan tuba, yang juga dapat mengurangi kadar estrogen serta penyakit menahun terutama yang melibatkan imobilisasi atau penghambatan pembentukan tulang baru seperti kanker. 4 Faktor – faktor Lain Adapun faktor – faktor lain yang mendukung terjadinya osteoporosis antara lain : anak kembar cenderung memiliki massa tulang yang lebih rendah. Wanita yang tidak mempunyai anak pada saat mencapai usia menopause memiliki massa tulang yang sedikit lebih rendah dan kemungkinan osteoporosis dapat meningkat.

b. Faktor yang Bisa Mempengaruhi

Adapun faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya osteoporosis yaitu karena mengkonsumsi kafein secara berlebihan, merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari satu gelas per hari. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau ketidakaktif yang terpaksa karena penyakit atau cacat. Kekurangan vitamin C, D, K, dan kurangnya unsur mineral yaitu seng, mangan, magnesium, tembaga. Serta pil pencegah kehamilan Pil Kb memiliki efek dua arah yaitu mengurangi atau meningkatkan angka kepadatan mineral tulang Gomez, 2003. Osteoporosis yang terkait dengan kehamilan biasanya terjadi selama tahap akhir kehamilan minggu ke 28 – 40 atau sesaat setelah melahirkan. Osteoporosis ini umumnya hanya merupakan kondisi sementara dan terutama terjadi pada kehamilan pertama. Menyusui dapat juga menyebabkan pengurangan kepadatan tulang, namun hal ini cenderung pulih kembali setelah berhenti menyusui. Orang yang Universitas Sumatera Utara memiliki berat badan rendah dan memiliki tubuh yang kurus mempunyai resiko khusus terjadinya osteoporosis Rebecca, 2007.

3. Pencegahan Osteoporosis

Ada 2 bentuk pencegahan osteoporosis yang pertama adalah menghindari osteoporosis dan yang kedua adalah pencegahan keparahan sesudah osteoporosis mulai berkembang. Namun kedua bentuk pencegahan yang digunakan untuk menghindari osteoporosis juga berguna untuk mencegah keparahan sesudah osteoporosis terjadi Lane, 2003. Beberapa bentuk pencegahan osteoporosis yaitu : a. Kalsium Kalsium adalah cara perawatan pertama yang digunakan untuk osteoporosis. Setiap orang tahu bahwa asupan kalsium yang memadai adalah suatu keharusan untuk tulang yang sehat, dan sebagian besar dari kalsium 75 datang dari produk susu. Susu yang baik mengandung lemak yang penuh, dan keju adalah sumber kalsium yang terkaya Gomez, 2003. b. Terapi Pengganti Hormon Hormon Replacement Therapy Terapi pengganti hormon melibatkan penggunaan estrogen, baik estrogen saja maupun dikombinasikan dengan hormon progesteron, karena estrogen saja dapat meningkatkan resiko kanker rahim. Biasanya progestin progesteron ditambahkan dalam formula. Progestin yang digunakan bersamaan dengan estrogen atau pada hari yang berlainan biasanya mencegah perkembangan kanker rahim. HRT saat ini tersedia dalam berbagai bentuk, bentuk yang paling umum adalah pil atau tablet, namun Universitas Sumatera Utara sebagian wanita memilih skin patch karena mudah digunakan, murah dan mudah dihentikan bila tidak perlu lagi Lane, 2003. c. Vitamin D Vitamin D meningkatkan metabolisme tulang dan dapat meningkatkan penyerapan kalsium dalam usus, selain itu vitamin D juga dapat meningkatkan aktivitas osteoklas, sel pembentuk tulang, jadi dosis ringan vitamin D dan kalsium secara bersamaan akan mengurangi resiko patah tulang. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan sekitar 10 mg vitamin D perhari, sedangkan untuk orang yang osteoporosis direkomendasikan 20 mg sebagai asupan harian. Makanan yang secara alamiah kaya akan mengandung vitamin D termasuk ikan berminyak makeral, sardine, salmon, tuna, telur, hati, keju Rebecca, 2007. d. Gaya Hidup Lebih Baik Selain pencegahan melalui pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D setiap hari, hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki gaya hidup. Diantaranya, menghentikan kebiasaan merokok, minum – minuman keras, dan mengkonsumsi kopi secara berlebihan. e. Olahraga Olahraga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran tubuh, serta memelihara kekuatan tulang. Menurut penelitian, olahraga dapat menahan dan membentuk massa tulang pada wanita pascamenopause. Latihan fisik harus mempunyai unsur pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada axis tulang, seperti jalan, jogging, aerobik termasuk dansa, dan jalan naik atau turun bukit Kasdu, 2002. Universitas Sumatera Utara

D. Asupan Kalsium

Asupan kalsium merupakan bagian terpenting yang diperlukan dalam nutrisi wanita. Suplemen kalsium diperlukan jika wanita tidak meminum 3 – 4 cangkir susu atau yogurht setiap hari Bohme, 2001. Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah osteoporosis. Bahkan, kalau pencegahan osteoporosis dimulai dari masa kanak – kanak akan membantu pencapaian massa tulang yang lebih tinggi di usia dewasa nanti Kasdu, 2002.

1. Manfaat Mengkonsumsi Kalsium

Berikut ini beberapa keuntungan mengkonsumsi kalsium tinggi antara lain : a. Menormalkan tekanan darah pada penderita yang sensitif terhadap garam. b. Meringankan keluhan – keluhan di saat haid pre menstruasi syndrome. a. Meringankan kram kaki pada ibu hamil. b. Menurunkan kemungkinan terjadinya kehilangan masa tulang selama menyusui. c. Menurunkan resiko terjadinya kanker usus dan membantu mineralisasi gigi Kasdu, 2002. d. Sebagai pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, sebagai katalisator berbagai reaksi biologik seperti absorpsi vitamin B 12, tindakan enzim pemecah lemak, dan sebagai transpor membran sel Almatsier, 2001

2. Kebutuhan Kalsium Perhari

Para ahli sepakat, bahwa sumber kalsium terbaik adalah dari makanan sehari – hari. Selain mendapatkan kalsium, makanan juga bisa menyumbang Universitas Sumatera Utara mineral, fosfor, dan seng yang bernama kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Kandungan kalsium dari makanan sehari – hari berkisar antara 300 mg. Selanjutnya, dihitung tambahan makanan kaya kalsium yang dikonsumsi perhari, seperti susu, keju dan yogurt Kasdu, 2002. Tabel 2.1 Kebutuhan Kalsium Berdasarkan Usia No Usia Tahun Kalsium mg 1 0,5 400 2 0,5 – 1 600 3 1 – 10 800 4 11 – 24 1.200 – 1.500 5 25 – 29 1.000 6 Pramenopause 1.000 7 Postmenopausal dengan TSHestrogen 65 1.000 8 Postmenopausal tanpa TSHestrogen 65 1.500 9 Hamil atau menyusui 1.200 – 1.500 10 Pria 65 1.500 Kasdu, 2002.

3. Jenis Makanan Sumber Kalsium

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang – kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang setiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel 2.2 Almatsier, 2001. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Nilai kalsium berbagai bahan makanan mg 100 gram Bahan makanan Mg Bahan makanan Mg Tepung susu 904 Tahu 124 Keju 777 Kacang merah 80 Susu sapi segar 143 Kacang tanah 58 Yogurt 120 Oncom 96 Udang kering 1209 Tepung kacang kedelai 195 Teri kering 1200 Bayam 265 Sardines 354 Sawi 220 Telur bebek 56 Daun melinjo 219 Telur ayam 54 Katuk 204 Ayam 14 Selada air 182 Daging sapi 11 Daun singkong 165 Susu kental manis 275 Ketela pohon 33 Kacang kedelai kering 227 Kentang 11 Tempe kacang kedelai murni 129 Jagung kuning, pipil 10 Almatsier, 2001.

4. Akibat Kekurangan Kalsium

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Dimana tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun bisa mengalami kehilangan kalsium dalam tulangnya sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium dengan fosfor.

5. Akibat Kelebihan Kalsium

Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal dan gangguan ginjal. Disamping itu, Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan konstipasi susah buang besar. Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa bentuk tablet atau bentuk lain Almatsier, 2001. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian yang berjudul pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 adalah sebagai berikut : Skema 3.1 Kerangka konsep Pengetahuan wanita pramenopause Tentang osteoporosis dan asupan kalsium Universitas Sumatera Utara

B. Defenisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep diatas maka hal yang ingin diteliti memiliki defenisi operasional sebagai berikut : Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium Segala sesuatu yang diketahui oleh wanita pramenopause tentang : pengertian osteoporosis, faktor resiko, pencegahan osteoporosis defenisi kalsium, manfaat kalsium, jumlah kebutuhan kalsium, jenis makanan sumber kalsium, kekurangan kalsium, kelebihan kalsium. Kuesioner Pertanyaan no 1 – 2 Pertanyaan no 3 – 10 Pertanyaan no 11 – 13 Pertanyaan no 14 Pertanyaan no 15 Pertanyaan no 16 Pertanyaan no 17 – 18 Pertanyaan no 19 Pertanyaan no 20 Pengisian kuesioner 1. Baik apabila skor 76 - 100, jawaban yang benar 16 – 20 2. Cukup apabila skor 56 - 75, jawaban yang benar 12 – 15 3. Kurang apabila skor ≤ 55, jawaban benar ≤ 11 Ordinal Umur Lamanya ibu menjalani hidup yang dihitung dari tanggal kelahiran Kuesioner Pengisian kuesioner 1. 40 tahun 2. 40-45 tahun 3. 45 tahun Interval Universitas Sumatera Utara hingga diajukan kuesioner Pendidikan Pendidikan formal sekolah yang dilalui responden Kuesioner Pengisian kuesioner 1. D I 2. D III 3. D IV 4. S1 Ordinal Pekerjaan Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ibu yang ditinjau dari tempat bekerja Kuesioner Pengisian kuesioner 1. Perawat 2. Bidan 3. Apoteker Nominal Sumber informasi Segala sesuatu atau hal yang dapat memberikan informasi bagi ibu Kuesioner Pengisian kuesioner 1. Media cetak, massa 2. Komunika si keluarga, tetangga 3. Petugas kesehatan dokter, bidan, perawat Nominal Universitas Sumatera Utara BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian