35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Tabel Skoring Faktor Eksternal dan Internal
Dalam menganalisis faktor dengan menggunakan swot, langkah pertama adalah melakukan skoring terhadap faktor
– tersebut dengan menggunakan kuisioner kepada para petani sampel, dari wawancara dan kuisioner terhadap sampel diperoleh nilai
– nilai skoring sebagai berikut :
Tabel 15. Tabel skoring dari kuisioner No
Faktor Skor
Keterangan
1 1. Kondisi fisik produksi yang bagus
4,56 Kekuatan
2 Pemanfaatan teknologi yang tepat
4,46 Kekuatan
3 Kepercayaan pedagang pengumpul
4,56 Kekuatan
4 Ketersediaan bahan baku benih
4,6 Kekuatan
5 Ketersediaan lahan yang minim
4,03 Kelemahan
6 Modal usaha tani yang minim
4,46 Kelemahan
7 Sarana produksi yang kurang
4,7 Kelemahan
8 Kelompok Tani yang mendukung
4,33 Peluang
9 Permintaan benih yang tinggi
4,53 Peluang
10 Dukungan pemerintah 4,36
Peluang 11 Iklim dan Cuaca tidak menentu
4,8 Ancaman
12 Lembaga keuangan kredit lunak minim 4,06
Ancaman 13 Adanya alih fungsi lahan
4,73 Ancaman
Sumber : lampiran 3 Dari hasil kuisioner pada tabel 15 kita dapat menentukan faktor
– faktor apa saja yang merupakan faktor ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan.
Universitas Sumatera Utara
36
5.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi
5.2.1 Kekuatan dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi
Adapun kekuatan dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Fisik Produksi yang Baik Dimiliki Petani Dalam usaha tani penangkaran benih padi, kualitas benih hasil panen merupakan
salah satu faktor penting agar produk dapat diterima di pasaran dengan harga yang bagus dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan tentunya. Di desa Tumpatan
Nibung, gabah benih hasil panen memiliki kualitas fisik yang cukup baik, terbukti produk dapat laris di pasaran.
2. Pemanfaatan Teknologi yang Baik Dalam usaha tani penangkaran benih padi, petani memiliki paket teknologi yang
lebih baik di banding kan petani gabah biasa. Hal ini terkait sertifikasi benih, untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan, pemerintah melalui penyuluh dan Balai
pengawasan dan sertifikasi benih memberikan perhatian, prosedur dan pengawasan yang lebih terhadap proses produksi untuk menjaga kualitas benih yang di sertifikasi.
Pemanfaatan teknologi yang baik dapat meningkatkan produksi.
Universitas Sumatera Utara
37
3. Kepercayaan Pembeli Gabah Terhadap Petani Dalam suatu kegiatan usaha bisnis, kepercayaan antar pelaku usaha merupakan hal
yang penting untuk kesinambungan dan perkembangan suatu usaha. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa petani, pedagang pengumpul memiliki
kepercayaan yang cukup baik terhadap para petani penangkar. Dalam beberapa kasus sang pedagang pengumpul dapat memberikan piutang berupa sarana produksi untuk
modal usaha tani petani penangkar tanpa menekan harga jual produksinya.
4. Ketersediaan Bahan Baku Benih Saat Musim Tanam Mencukupi Penangkaran benih padi memerlukan penggunaan benih yang unggul untuk
menjamin kualitas mutu hasil panen kelak. Benih yang unggul didapat dari lembaga yang memang berkompeten dalam penyediaan benih sehingga memperoleh sertifikat.
Di daerah penelitian ketersediaan bahan baku benih bersertifikat ketika musim tanam merupakan kekuatan dalam menjalankan usahatani penangkaran benih padi. Hal ini
dikarenakan petani di daerah penelitian tidak kesulitan mendapatkan benih yang unggul dan bersertifikat dalam menjalankan usahatani penangkaran mereka.
5.1.2 Kelemahan dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi
Adapun kelemahan dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah :
1. Ketersediaan Lahan yang Kurang
Lahan merupakan salah satu modal pokok dalam berusaha tani, tidak terkecuali dalam usaha tani penangkaran benih padi karena ketersediaan lahan merupakan
Universitas Sumatera Utara
38
salah satu faktor produksi yang paling penting , di daerah penelitian ketersedian lahan menjadi suatu masalah, banyak terjadi alih fungsi lahan baik menjadi lahan
perkebunan atau menjadi lahan pemukiman.
2. Kesulitan dalam Memiliki Modal Berusaha Tani
Pada usaha tani penangkaran benih padi sering mengalami kendala,salah satunya adalah modal ketika musim tanam, petani selalu kesulitan modal. Rendah nya
kemampuan manajemen keuangan ketika musim panen dan tidak adanya pencatatatan biaya usaha tani yang dilakukan membuat petani selalu kesusahan
dalam permodalan.
3. Sarana Produksi yang Minim Sarana dan Prasarana di daerah penelitian sangat minim, tidak adanya irigasi
membuat petani terkadang mengalami kekeringan. Adanya pompanisasi yang di bangun pemerintah kurang berjalan dengan efektif, selain terkena cost, pompanisasi
juga kurang dapat diandalkan hal menyebabkan banyak petani enggan menggunakanya. Sarana pengeringan dan penjemuran gabah didaerah penelitian juga
sangat minim.
5.1.3 Peluang dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi
1. Adanya Kelompok Tani yang Mendukung Usaha Tani Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani di daerah penelitian dijadikan petani
sebagai tempat berbagi tentang segala hal yang dialami dalam menjalankan usahataninya. Permasalahan yang dihadapi dimusyawarahkan dan dicari solusinya
Universitas Sumatera Utara
39
melalui pertemuan antar sesama anggota kelompok yang diadakan secara berkala oleh pengurus anggota kelompok tani. Kelompok tani didaerah penelitian juga
dijadikan sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan petani dalam upaya meningkatkan hasil produksi petani. Kordinasi yang baik antara pemerintah dan
petani melalui organisasi kelompok tani merupakan peluang, sehingga petani ikut serta dan berperan aktif dalam produksinya.
2. Permintaan yang Tinggi Terhadap Produksi Benih Ketersediaan benih adalah hal mutlak dalam pembudidayaan. Permintaan pasar
terhadap gabah benih sangat besar karena merupakan kebutuhan pokok petani setiap musim tanam, berdasarkan hasil wawancara dengan ketua gabungan kelompok tani
di daerah penelitian, benih hasil produksi mereka cepat terjual habis di pasaran. Hal ini merupakan peluang besar bagi para petani penangkar untuk meningkatkan
produksinya.
3. Adanya Dukungan Pemerintah Pemerintah melalui penyuluh dan balai pengawasan dan sertifikasi benih
memberikan dukungan penuh untuk petani penangkar. Penyuluh menjadi penghubung yang cukup baik antara pemerintah dan petani. Namun tentunya
komunikasi antara penyuluh dan petani harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga komunikasi antara penyuluh tidak terbatas hanya mengenai program
pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
40
5.1.4 Ancaman dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi
1. Perubahan Iklim dan Cuaca yang Tidak Menentu Akibat Pemanasan Global Beberapa tahun belakangan ini dirasakan petani di daerah penelitian perubahan iklim
dan cuaca yang membuat petani bingung untuk memulai pertanaman. Hal ini merupakan suatu masalah bagi petani di daerah penelitian karena sawah mereka ada
lah sawat tadah hujan. Musim kemarau dan musim hujan tak dapat lagi diketahui pasti petani kapan mulainya. Akibatnya, pertanaman sering mengalami kegagalan
dan pertumbuhannya terganggu. Berdasarkan pengamatan di daerah penelitian, banyak sawah yang kekeringan dan kekurangan air. Sawah yang kering
menyebabkan hama rumput. Hal ini menjadi ancaman bagi petani dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian.
2. Tidak Adanya Lembaga Keuangan Dengan Kredit Ringan yang Membantu Modal merupakan suatu kelemahan untuk petani penangkaran benih padi. Tidak
adanya lembaga pemodalan yang ringan dan membantu petani merupakan ancaman bagi usaha tani penangkaran benih padi. Petani di daerah penelitian memerlukan
lembaga keuangan yang menyediakan kredit ringan untuk usaha tani meraka.
3. Pembangunan Kawasan Perkotaan Daerah penelitian Kecamatan Batang Kuis merupakan kawasan dimana
pembangunan Bandara Kuala Namu berada, terdapatnya bandara dan masuknya banyak dana investasi kedaerah tersebut mendorong pembangunan daerah tersebut
menjadi wilayah perkotaan. Hal ini tentunya berdampak positif untuk akses sarana
Universitas Sumatera Utara
41
prasarana, namun menjadi dampak negatif ketika pertanian tidak dipandang begitu menguntungkan. Alih fungsi lahan merupakan hal yang paling ditakutkan untuk
ketersediaan lahan di daerah penelitian
5.2 Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi
Dalam usahatani kita selalu dihadapkan pada masalah, dan tantangan dalam proses produksinya, masalah dan tantangan tersebut dapat kita jadikan acuan untuk
menentukan strategi dalam berusaha tani. Dalam menetapkan strategi peningkatan produksi yang tepat bagi petani sebagai pelaku usahatani, dilakukan identifikasi
faktor-faktor internal dan eksternal yang memberikan dampak bagi pelaku usahatani. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani
untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan proses produksi usahatani. Sedangkan melalui faktor-faktor eksternal dapat diketahui usahatani dapat berubah
setiap saat dengan cepat yang melahirkan berbagai peluang dan ancaman.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 16. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Peningkatan Produksi Penangkarang Benih Padi
Faktor-Faktor Parameter
Faktor Internal 1.
Kekuatan a.
Kondisi fisik dan kualitas benih panen sangat bagus b.
Pemanfaatan teknologi yang baik c.
Kepercayaan pedagang pengumpul d.
Ketersediaan bahan baku benih ketika musim tanam 2.
Kelemahan a.
Ketersediaan lahan yang kurang b.
Modal usaha yang kurang c.
Sarana prasarana produksi yang masih kurang Faktor Eksternal
1. Peluan
g a.
Adanya Kelompok tani yang mendukung b.
Tingginya permintaan hasil produksi c.
Dukungan pemerintah terhadap petani 2.
Anca man
a. Perubahan Iklim dan Cuaca yang tidak menentu
b. Tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan
c. Alih fungsi lahan
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari petani
penangkaran benih padi di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman yang
mempengaruhi peningkatan produksi Penangkarang benih padi seperti pada tabel 16. Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal dalam peningkatan produksi
penangkaran benih padi di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap
Universitas Sumatera Utara
43
pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal IFAS dan Matriks Faktor Strategi Eksternal EFAS.
Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks IFAS untuk diberi skoring
rating x bobot seperti pada tabel berikut:
Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal IFAS
Faktor-Faktor Strategi Internal Rating
Bobot Skor
Strength Kekuatan 1.
Kondisi fisik produksi 5
13,16 65,79
2. Pemanfaatanteknologi
4 10,52
41,11 3.
Kepercayaan pedagang pengumpul 5 13,16
65,79 4.
Ketersediaan bahan baku benih 5
13,16 65,79
Total Skor Kekuatan 19
50 238,48
Weakness Kelemahan 1.
Ketersediaan lahan 4 15,38
61,54 2.
Modal usaha tani 4
15,38 61,54
3. Sarana produksi
5 19,23
96,15 Total Skor Kelemahan
13 50
219,23 TOTAL
32 100
462,52 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2
Selanjutnya, hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dari ancaman juga dilakukan pemberian rating dan bobot.
Rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks EFAS untuk di beri skoring rating x bobot seperti pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 18. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal EFAS
Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang
Bobot Skor
Oppurtunity Peluang 1.
Kelompok Tani yang mendukung 4
15,38 61,54
2. Permintaan benih
5 19,23
96,15 3.
Dukungan pemerintah 4
15,38 61,54
Total Skor Peluang 13
50 219,23
Threats Ancaman 1.
Iklim dan Cuaca tidak menentu 5
17,86 89,29
2. Lembaga keuangan kredit lunak minim 4
14,29 57,14
3. Adanya alih fungsi lahan
5 17,86
89,29 Total Skor Ancaman
14 50 235,71
TOTAL 27
100 455,52
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 Setelah dilakukan pemindahan rating dan bobot untuk tabel matrik EFAS,
selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal. Adapun penggabungan keduanya akan ditampilkan dengan
menghitung bobot dari tiap faktor dikalikan dengan rating dari tiap faktor yang kemudian menghasilkan skor seperti pada tabel 19 berikut :
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 19. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Peningkatan Produksi Penangkarang benih padi
Faktor-Faktor Strategi Internal Rating
Bobot Skor
Strength Kekuatan 1.
Kondisi fisik produksi 5
13,16 65,79
2. Pemanfaatan teknologi
4 10,52
41,11 3.
Kepercayaan pedagang pengumpul 5 13,16
65,79 4.
Ketersediaan bahan baku benih 5
13,16 65,79
Total Skor Kekuatan 19
50 238,48
Weakness Kelemahan 1.
Ketersediaan lahan 4 15,38 61,54
2. Modal usaha tani
4 15,38
61,54 3.
Sarana produksi 5
19,23 96,15
Total Skor Kelemahan 13
50 219,23
Selisih Kekuatan-Kelemahan 19,25
Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang
Bobot Skor
Oppurtunity Peluang 1.
Kelompok Tani yang mendukung 4
15,38 61,54
2. Permintaan benih
5 19,23
96,15 3.
Dukungan pemerintah 4
15,38 61,54
Total Skor Peluang 13
50 219,23
Threats Ancaman 1.
Iklim dan Cuaca tidak menentu 5
17,86 89,29
2. Lembaga keuangan kredit lunak minim 4
14,29 57,14
3. Adanya alih fungsi lahan
5 17,86
89,29 Total Skor Ancaman
14 50 235,71
Selisih Peluang-Ancaman -16,48
Sumber : Analisis Data Primer lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 19 menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal kekuatan –
kelemahan adalah sebesar 19,25 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan pada peningkatan produksi penangkaran benih
padi di daerah penelitian. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal peluang –
ancaman sebesar -16,48 yang artinya pengaruh peluang lebih kecil dibandingkan pengaruh ancaman pada peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah
penelitian. Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal tersebut,
maka dapat diketahui posisi strategi peningkatan produksi Penangkaran benih padi di desa tumpatan nibung kecamatan batang kuis. Posisi strategis peningkatan produksi
dianalisis menggunakan matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat x,y. Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal kekuatan
– kelemahan dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal peluang
– ancaman. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai berikut :
Y + Kuadran III
Kuadran I Strategi Turn Around
Strategi Agresif
X - 19,25
X + -16,48
Kuadran IV Y - Kuadaran II
Strategi Defensif Startegi Diversifikasi
Gambar 2. Matriks Posisi Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi.
F A
K T
O R
I N
T E
R N
A L
FAKTOR EKSTERNAL
Universitas Sumatera Utara
47
Peningkatan produksi penangkaran benih padi di desa tumpatan nibung kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang berada pada posisi yang kurang
menguntungkan. Posisi usahatani tersebut berada di kuadran 2, artinya posisi ini menandakan bahwa usahatani tersebut tersebut memiliki kekuatan akan tetapi juga
memiliki ancaman. sehingga dapat memanfaatkan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman dalam meningkatkan produksi penangkaran benih padi. Untuk
itu, maka strategi yang harus diterapkan dalam kondisi yang demikian adalah disversifikasi dengan strategi ST strengths and threats
Penentuan alternatif dapat dilakukan dengan beberapa alternatif strategi bagi peningkatan produksi penangkaran benih padi yang sesuai dengan cara membuat
matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal kekuatan-kelemahan maupun eksternal peluang-ancaman.
Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas, perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan
empat kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi SO Strengths-Oppurtunities, strategi ST Strengths-Threats, strategi WO Weaknesses-Oppurtunities dan
strategi WT Weaknesses-Threats.
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 20. Matriks SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL KEKUATAN S
1. Kualitas produksi yg baik
S1 2.
Teknologi yang baik S2 3.
Kepercayaan pembeli
gabah sangat tinggi S3 4.
Bahan baku
benih tersedia ketika musim
tanam S4 KELEMAHAN W
1. Minim nya lahan produksi W1
2. Kekurangan modal usaha tani W2
3. Minim nya sarana dan prasarana produksi
W3
PELUANG O 1.
Adanya kelompok tani sangat
membantu petani O1
2. Permintaan
pasar terhadap benih sangat
tinggi O2 3.
Pemerintah sangat
mendukung kesejahteraan
petani O3
STRATEGI SO 1.
meningatkan kualitas
sumber daya manusia dan teknologi dengan
mengikuti anjuran
pemerintah dengan
menjadi anggota
kelompok tani S2,O1 2.Mengoptimalkan
produksi dengan
teknologi, ketersediaan
benih, dukungan
pemerintah, kepercayaan konsumen, dan kualitas
produksi dalam
memenuhi permintaan
pasar akan benih yang sangat
tinggi.. S1,S2,S3,S4,O2,O3
STRATEGI WO 1.
Mengusulkan kepada pemerintah untuk perogram peningkatan produksi, seperti
program pemodalan jangka pendek untuk peningkatan
produksi atau
program peningkatan lahan dengan kredit ringan
jangka panjang, W1,W2,O3 2.
Memanfaatkan permintaaan dan harga jual benih padi dengan melakukan
intensifikasi pertanian W1,W2,W3,O2 3.
Menjalin kerja sama dengan anggota kelompok tani untuk membentuk sistem
manajemen usahatani yang lebih baik. W1,W2,W3,O1
4. Dengan dukungan pemerintah dan
kelompok tani
yang aktif
dapat mengusulkan sarana prasarana seperti
media penjemuran gabah atau sistem pengairan
kepada pemerintah
W3,O1,O3
Universitas Sumatera Utara
49
ANCAMAN T 1.
Perubahan iklim dan cuaca
yang tidak
menentu T1 2.
Tidak adanya lembaga keuangan
dengan kredit ringan T2
3. Adanya alih fungsi
lahan T3 STRATEGI ST
1. Memanfaatkan teknologi
untuk mengatasi
perubahan iklim
dan cuaca
yang tidak
menentu. S2, T1 2.
Usaha-usaha meningkatkan
pendapatan dengan
melakukan pencatatan
usaha tani dan pelatihan pengembangan
bisnis S3,T2
3. Mempertahankan
dan melakukan disversifikasi
tanaman dalam
meningkatkan pendapatan
petani S1,S2,T3
STRATEGI WT 1.
Melakukan pengurangan luasan lahan dan penjualan sebagian aset untuk
mendapatkan modal dan melakukan disversifikasi
tanaman .
W2,W3,T1,T2,T3 2.
Mencari informasi dari penyluh yang dapat memberikan harapan untuk
berusahatani menjadi lebih baik.
Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam peningkatan produksi Penangkarang benih padi di daerah penelitian melainkan
disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di daerah penelitian, posisi usahatani Penangkarang benih padi dalam meningkatkan
produksinya berada di kuadran 2, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi disversifikasi.
Strategi disversifikasi merupakan strategi yang fokus pada strategi ST Strenghts- Threats yaitu menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
50
strategi-strategi yang tepat digunakan untuk usahatani penangkaran benih padi dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian adalah :
1. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan cuaca yang tidak
menentu. S2, T1 Dalam melaksanakan usahatani penangaran benih padi, petani selalu kewalahan
dalam memperkirakan cuaca, gagal tanam dan hama rumput menjadi ancaman yang serius untuk petani. Akan tetapi program penangkaran benih padi yang dikontrol
prosedurnya oleh pemerintah dengan penyuluh tambahan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih menjadi modal bagi petani, petani mendapatkkan paket teknologi
yang baik dari pemerintah, meskipun sistem pengairan non irigasi, akan tetapi petani memiliki kemampuan dalam menghadapi hama dengan paket teknologi dan prosedur
penangkaran benih. 2.
Usaha-usaha meningkatkan pendapatan dengan melakukan pencatatan usaha tani dan pelatihan pengembangan bisnis S3,S1,T2
Petani mempunyai kualitas benih yang sangat baik, pempunyai permintaan yang tinggi serta teknologi yang baik, usaha-usaha peningkatan kemampuan bisnis dan
efisiensi biaya dalam usahatani dapat mengatasi permasalahan modal dan memungkinkan petani dalam memperluas lahanya.
3. Mempertahankan lahan dan melakukan disversifikasi tanaman dalam
meningkatkan pendapatan petani S1,S2,T3 Petani memiliki teknologi dan memiliki lahan, petani dianjurkan melakukan
disversifikasi tanaman dengan penggunaan sistem tanam secara bergantian dan
Universitas Sumatera Utara
51
penganekaragaman tananm untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan kekuatan faktor internal yang dimiliki petani
Universitas Sumatera Utara
52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan