Tabel Skoring Faktor Eksternal dan Internal Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Tabel Skoring Faktor Eksternal dan Internal

Dalam menganalisis faktor dengan menggunakan swot, langkah pertama adalah melakukan skoring terhadap faktor – tersebut dengan menggunakan kuisioner kepada para petani sampel, dari wawancara dan kuisioner terhadap sampel diperoleh nilai – nilai skoring sebagai berikut : Tabel 15. Tabel skoring dari kuisioner No Faktor Skor Keterangan 1 1. Kondisi fisik produksi yang bagus 4,56 Kekuatan 2 Pemanfaatan teknologi yang tepat 4,46 Kekuatan 3 Kepercayaan pedagang pengumpul 4,56 Kekuatan 4 Ketersediaan bahan baku benih 4,6 Kekuatan 5 Ketersediaan lahan yang minim 4,03 Kelemahan 6 Modal usaha tani yang minim 4,46 Kelemahan 7 Sarana produksi yang kurang 4,7 Kelemahan 8 Kelompok Tani yang mendukung 4,33 Peluang 9 Permintaan benih yang tinggi 4,53 Peluang 10 Dukungan pemerintah 4,36 Peluang 11 Iklim dan Cuaca tidak menentu 4,8 Ancaman 12 Lembaga keuangan kredit lunak minim 4,06 Ancaman 13 Adanya alih fungsi lahan 4,73 Ancaman Sumber : lampiran 3 Dari hasil kuisioner pada tabel 15 kita dapat menentukan faktor – faktor apa saja yang merupakan faktor ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan. Universitas Sumatera Utara 36

5.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

5.2.1 Kekuatan dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

Adapun kekuatan dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kualitas Fisik Produksi yang Baik Dimiliki Petani Dalam usaha tani penangkaran benih padi, kualitas benih hasil panen merupakan salah satu faktor penting agar produk dapat diterima di pasaran dengan harga yang bagus dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan tentunya. Di desa Tumpatan Nibung, gabah benih hasil panen memiliki kualitas fisik yang cukup baik, terbukti produk dapat laris di pasaran. 2. Pemanfaatan Teknologi yang Baik Dalam usaha tani penangkaran benih padi, petani memiliki paket teknologi yang lebih baik di banding kan petani gabah biasa. Hal ini terkait sertifikasi benih, untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan, pemerintah melalui penyuluh dan Balai pengawasan dan sertifikasi benih memberikan perhatian, prosedur dan pengawasan yang lebih terhadap proses produksi untuk menjaga kualitas benih yang di sertifikasi. Pemanfaatan teknologi yang baik dapat meningkatkan produksi. Universitas Sumatera Utara 37 3. Kepercayaan Pembeli Gabah Terhadap Petani Dalam suatu kegiatan usaha bisnis, kepercayaan antar pelaku usaha merupakan hal yang penting untuk kesinambungan dan perkembangan suatu usaha. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa petani, pedagang pengumpul memiliki kepercayaan yang cukup baik terhadap para petani penangkar. Dalam beberapa kasus sang pedagang pengumpul dapat memberikan piutang berupa sarana produksi untuk modal usaha tani petani penangkar tanpa menekan harga jual produksinya. 4. Ketersediaan Bahan Baku Benih Saat Musim Tanam Mencukupi Penangkaran benih padi memerlukan penggunaan benih yang unggul untuk menjamin kualitas mutu hasil panen kelak. Benih yang unggul didapat dari lembaga yang memang berkompeten dalam penyediaan benih sehingga memperoleh sertifikat. Di daerah penelitian ketersediaan bahan baku benih bersertifikat ketika musim tanam merupakan kekuatan dalam menjalankan usahatani penangkaran benih padi. Hal ini dikarenakan petani di daerah penelitian tidak kesulitan mendapatkan benih yang unggul dan bersertifikat dalam menjalankan usahatani penangkaran mereka.

5.1.2 Kelemahan dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

Adapun kelemahan dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah : 1. Ketersediaan Lahan yang Kurang Lahan merupakan salah satu modal pokok dalam berusaha tani, tidak terkecuali dalam usaha tani penangkaran benih padi karena ketersediaan lahan merupakan Universitas Sumatera Utara 38 salah satu faktor produksi yang paling penting , di daerah penelitian ketersedian lahan menjadi suatu masalah, banyak terjadi alih fungsi lahan baik menjadi lahan perkebunan atau menjadi lahan pemukiman. 2. Kesulitan dalam Memiliki Modal Berusaha Tani Pada usaha tani penangkaran benih padi sering mengalami kendala,salah satunya adalah modal ketika musim tanam, petani selalu kesulitan modal. Rendah nya kemampuan manajemen keuangan ketika musim panen dan tidak adanya pencatatatan biaya usaha tani yang dilakukan membuat petani selalu kesusahan dalam permodalan. 3. Sarana Produksi yang Minim Sarana dan Prasarana di daerah penelitian sangat minim, tidak adanya irigasi membuat petani terkadang mengalami kekeringan. Adanya pompanisasi yang di bangun pemerintah kurang berjalan dengan efektif, selain terkena cost, pompanisasi juga kurang dapat diandalkan hal menyebabkan banyak petani enggan menggunakanya. Sarana pengeringan dan penjemuran gabah didaerah penelitian juga sangat minim.

5.1.3 Peluang dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

1. Adanya Kelompok Tani yang Mendukung Usaha Tani Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani di daerah penelitian dijadikan petani sebagai tempat berbagi tentang segala hal yang dialami dalam menjalankan usahataninya. Permasalahan yang dihadapi dimusyawarahkan dan dicari solusinya Universitas Sumatera Utara 39 melalui pertemuan antar sesama anggota kelompok yang diadakan secara berkala oleh pengurus anggota kelompok tani. Kelompok tani didaerah penelitian juga dijadikan sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan petani dalam upaya meningkatkan hasil produksi petani. Kordinasi yang baik antara pemerintah dan petani melalui organisasi kelompok tani merupakan peluang, sehingga petani ikut serta dan berperan aktif dalam produksinya. 2. Permintaan yang Tinggi Terhadap Produksi Benih Ketersediaan benih adalah hal mutlak dalam pembudidayaan. Permintaan pasar terhadap gabah benih sangat besar karena merupakan kebutuhan pokok petani setiap musim tanam, berdasarkan hasil wawancara dengan ketua gabungan kelompok tani di daerah penelitian, benih hasil produksi mereka cepat terjual habis di pasaran. Hal ini merupakan peluang besar bagi para petani penangkar untuk meningkatkan produksinya. 3. Adanya Dukungan Pemerintah Pemerintah melalui penyuluh dan balai pengawasan dan sertifikasi benih memberikan dukungan penuh untuk petani penangkar. Penyuluh menjadi penghubung yang cukup baik antara pemerintah dan petani. Namun tentunya komunikasi antara penyuluh dan petani harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga komunikasi antara penyuluh tidak terbatas hanya mengenai program pemerintah. Universitas Sumatera Utara 40

5.1.4 Ancaman dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

1. Perubahan Iklim dan Cuaca yang Tidak Menentu Akibat Pemanasan Global Beberapa tahun belakangan ini dirasakan petani di daerah penelitian perubahan iklim dan cuaca yang membuat petani bingung untuk memulai pertanaman. Hal ini merupakan suatu masalah bagi petani di daerah penelitian karena sawah mereka ada lah sawat tadah hujan. Musim kemarau dan musim hujan tak dapat lagi diketahui pasti petani kapan mulainya. Akibatnya, pertanaman sering mengalami kegagalan dan pertumbuhannya terganggu. Berdasarkan pengamatan di daerah penelitian, banyak sawah yang kekeringan dan kekurangan air. Sawah yang kering menyebabkan hama rumput. Hal ini menjadi ancaman bagi petani dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian. 2. Tidak Adanya Lembaga Keuangan Dengan Kredit Ringan yang Membantu Modal merupakan suatu kelemahan untuk petani penangkaran benih padi. Tidak adanya lembaga pemodalan yang ringan dan membantu petani merupakan ancaman bagi usaha tani penangkaran benih padi. Petani di daerah penelitian memerlukan lembaga keuangan yang menyediakan kredit ringan untuk usaha tani meraka. 3. Pembangunan Kawasan Perkotaan Daerah penelitian Kecamatan Batang Kuis merupakan kawasan dimana pembangunan Bandara Kuala Namu berada, terdapatnya bandara dan masuknya banyak dana investasi kedaerah tersebut mendorong pembangunan daerah tersebut menjadi wilayah perkotaan. Hal ini tentunya berdampak positif untuk akses sarana Universitas Sumatera Utara 41 prasarana, namun menjadi dampak negatif ketika pertanian tidak dipandang begitu menguntungkan. Alih fungsi lahan merupakan hal yang paling ditakutkan untuk ketersediaan lahan di daerah penelitian

5.2 Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

Dalam usahatani kita selalu dihadapkan pada masalah, dan tantangan dalam proses produksinya, masalah dan tantangan tersebut dapat kita jadikan acuan untuk menentukan strategi dalam berusaha tani. Dalam menetapkan strategi peningkatan produksi yang tepat bagi petani sebagai pelaku usahatani, dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang memberikan dampak bagi pelaku usahatani. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan proses produksi usahatani. Sedangkan melalui faktor-faktor eksternal dapat diketahui usahatani dapat berubah setiap saat dengan cepat yang melahirkan berbagai peluang dan ancaman. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 16. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Peningkatan Produksi Penangkarang Benih Padi Faktor-Faktor Parameter Faktor Internal 1. Kekuatan a. Kondisi fisik dan kualitas benih panen sangat bagus b. Pemanfaatan teknologi yang baik c. Kepercayaan pedagang pengumpul d. Ketersediaan bahan baku benih ketika musim tanam 2. Kelemahan a. Ketersediaan lahan yang kurang b. Modal usaha yang kurang c. Sarana prasarana produksi yang masih kurang Faktor Eksternal 1. Peluan g a. Adanya Kelompok tani yang mendukung b. Tingginya permintaan hasil produksi c. Dukungan pemerintah terhadap petani 2. Anca man a. Perubahan Iklim dan Cuaca yang tidak menentu b. Tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan c. Alih fungsi lahan Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari petani penangkaran benih padi di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman yang mempengaruhi peningkatan produksi Penangkarang benih padi seperti pada tabel 16. Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap Universitas Sumatera Utara 43 pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal IFAS dan Matriks Faktor Strategi Eksternal EFAS. Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks IFAS untuk diberi skoring rating x bobot seperti pada tabel berikut: Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal IFAS Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength Kekuatan 1. Kondisi fisik produksi 5 13,16 65,79 2. Pemanfaatanteknologi 4 10,52 41,11 3. Kepercayaan pedagang pengumpul 5 13,16 65,79 4. Ketersediaan bahan baku benih 5 13,16 65,79 Total Skor Kekuatan 19 50 238,48 Weakness Kelemahan 1. Ketersediaan lahan 4 15,38 61,54 2. Modal usaha tani 4 15,38 61,54 3. Sarana produksi 5 19,23 96,15 Total Skor Kelemahan 13 50 219,23 TOTAL 32 100 462,52 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 Selanjutnya, hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dari ancaman juga dilakukan pemberian rating dan bobot. Rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks EFAS untuk di beri skoring rating x bobot seperti pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 18. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal EFAS Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang Bobot Skor Oppurtunity Peluang 1. Kelompok Tani yang mendukung 4 15,38 61,54 2. Permintaan benih 5 19,23 96,15 3. Dukungan pemerintah 4 15,38 61,54 Total Skor Peluang 13 50 219,23 Threats Ancaman 1. Iklim dan Cuaca tidak menentu 5 17,86 89,29 2. Lembaga keuangan kredit lunak minim 4 14,29 57,14 3. Adanya alih fungsi lahan 5 17,86 89,29 Total Skor Ancaman 14 50 235,71 TOTAL 27 100 455,52 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 Setelah dilakukan pemindahan rating dan bobot untuk tabel matrik EFAS, selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal. Adapun penggabungan keduanya akan ditampilkan dengan menghitung bobot dari tiap faktor dikalikan dengan rating dari tiap faktor yang kemudian menghasilkan skor seperti pada tabel 19 berikut : Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 19. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Peningkatan Produksi Penangkarang benih padi Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength Kekuatan 1. Kondisi fisik produksi 5 13,16 65,79 2. Pemanfaatan teknologi 4 10,52 41,11 3. Kepercayaan pedagang pengumpul 5 13,16 65,79 4. Ketersediaan bahan baku benih 5 13,16 65,79 Total Skor Kekuatan 19 50 238,48 Weakness Kelemahan 1. Ketersediaan lahan 4 15,38 61,54 2. Modal usaha tani 4 15,38 61,54 3. Sarana produksi 5 19,23 96,15 Total Skor Kelemahan 13 50 219,23 Selisih Kekuatan-Kelemahan 19,25 Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang Bobot Skor Oppurtunity Peluang 1. Kelompok Tani yang mendukung 4 15,38 61,54 2. Permintaan benih 5 19,23 96,15 3. Dukungan pemerintah 4 15,38 61,54 Total Skor Peluang 13 50 219,23 Threats Ancaman 1. Iklim dan Cuaca tidak menentu 5 17,86 89,29 2. Lembaga keuangan kredit lunak minim 4 14,29 57,14 3. Adanya alih fungsi lahan 5 17,86 89,29 Total Skor Ancaman 14 50 235,71 Selisih Peluang-Ancaman -16,48 Sumber : Analisis Data Primer lampiran 3 Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 19 menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal kekuatan – kelemahan adalah sebesar 19,25 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan pada peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal peluang – ancaman sebesar -16,48 yang artinya pengaruh peluang lebih kecil dibandingkan pengaruh ancaman pada peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian. Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi peningkatan produksi Penangkaran benih padi di desa tumpatan nibung kecamatan batang kuis. Posisi strategis peningkatan produksi dianalisis menggunakan matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat x,y. Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal kekuatan – kelemahan dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal peluang – ancaman. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai berikut : Y + Kuadran III Kuadran I Strategi Turn Around Strategi Agresif X - 19,25 X + -16,48 Kuadran IV Y - Kuadaran II Strategi Defensif Startegi Diversifikasi Gambar 2. Matriks Posisi Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi. F A K T O R I N T E R N A L FAKTOR EKSTERNAL Universitas Sumatera Utara 47 Peningkatan produksi penangkaran benih padi di desa tumpatan nibung kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Posisi usahatani tersebut berada di kuadran 2, artinya posisi ini menandakan bahwa usahatani tersebut tersebut memiliki kekuatan akan tetapi juga memiliki ancaman. sehingga dapat memanfaatkan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman dalam meningkatkan produksi penangkaran benih padi. Untuk itu, maka strategi yang harus diterapkan dalam kondisi yang demikian adalah disversifikasi dengan strategi ST strengths and threats Penentuan alternatif dapat dilakukan dengan beberapa alternatif strategi bagi peningkatan produksi penangkaran benih padi yang sesuai dengan cara membuat matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal kekuatan-kelemahan maupun eksternal peluang-ancaman. Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas, perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi SO Strengths-Oppurtunities, strategi ST Strengths-Threats, strategi WO Weaknesses-Oppurtunities dan strategi WT Weaknesses-Threats. Universitas Sumatera Utara 48 Tabel 20. Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL KEKUATAN S 1. Kualitas produksi yg baik S1 2. Teknologi yang baik S2 3. Kepercayaan pembeli gabah sangat tinggi S3 4. Bahan baku benih tersedia ketika musim tanam S4 KELEMAHAN W 1. Minim nya lahan produksi W1 2. Kekurangan modal usaha tani W2 3. Minim nya sarana dan prasarana produksi W3 PELUANG O 1. Adanya kelompok tani sangat membantu petani O1 2. Permintaan pasar terhadap benih sangat tinggi O2 3. Pemerintah sangat mendukung kesejahteraan petani O3 STRATEGI SO 1. meningatkan kualitas sumber daya manusia dan teknologi dengan mengikuti anjuran pemerintah dengan menjadi anggota kelompok tani S2,O1 2.Mengoptimalkan produksi dengan teknologi, ketersediaan benih, dukungan pemerintah, kepercayaan konsumen, dan kualitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar akan benih yang sangat tinggi.. S1,S2,S3,S4,O2,O3 STRATEGI WO 1. Mengusulkan kepada pemerintah untuk perogram peningkatan produksi, seperti program pemodalan jangka pendek untuk peningkatan produksi atau program peningkatan lahan dengan kredit ringan jangka panjang, W1,W2,O3 2. Memanfaatkan permintaaan dan harga jual benih padi dengan melakukan intensifikasi pertanian W1,W2,W3,O2 3. Menjalin kerja sama dengan anggota kelompok tani untuk membentuk sistem manajemen usahatani yang lebih baik. W1,W2,W3,O1 4. Dengan dukungan pemerintah dan kelompok tani yang aktif dapat mengusulkan sarana prasarana seperti media penjemuran gabah atau sistem pengairan kepada pemerintah W3,O1,O3 Universitas Sumatera Utara 49 ANCAMAN T 1. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu T1 2. Tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan T2 3. Adanya alih fungsi lahan T3 STRATEGI ST 1. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu. S2, T1 2. Usaha-usaha meningkatkan pendapatan dengan melakukan pencatatan usaha tani dan pelatihan pengembangan bisnis S3,T2 3. Mempertahankan dan melakukan disversifikasi tanaman dalam meningkatkan pendapatan petani S1,S2,T3 STRATEGI WT 1. Melakukan pengurangan luasan lahan dan penjualan sebagian aset untuk mendapatkan modal dan melakukan disversifikasi tanaman . W2,W3,T1,T2,T3 2. Mencari informasi dari penyluh yang dapat memberikan harapan untuk berusahatani menjadi lebih baik. Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam peningkatan produksi Penangkarang benih padi di daerah penelitian melainkan disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di daerah penelitian, posisi usahatani Penangkarang benih padi dalam meningkatkan produksinya berada di kuadran 2, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi disversifikasi. Strategi disversifikasi merupakan strategi yang fokus pada strategi ST Strenghts- Threats yaitu menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman. Sehingga Universitas Sumatera Utara 50 strategi-strategi yang tepat digunakan untuk usahatani penangkaran benih padi dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian adalah : 1. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu. S2, T1 Dalam melaksanakan usahatani penangaran benih padi, petani selalu kewalahan dalam memperkirakan cuaca, gagal tanam dan hama rumput menjadi ancaman yang serius untuk petani. Akan tetapi program penangkaran benih padi yang dikontrol prosedurnya oleh pemerintah dengan penyuluh tambahan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih menjadi modal bagi petani, petani mendapatkkan paket teknologi yang baik dari pemerintah, meskipun sistem pengairan non irigasi, akan tetapi petani memiliki kemampuan dalam menghadapi hama dengan paket teknologi dan prosedur penangkaran benih. 2. Usaha-usaha meningkatkan pendapatan dengan melakukan pencatatan usaha tani dan pelatihan pengembangan bisnis S3,S1,T2 Petani mempunyai kualitas benih yang sangat baik, pempunyai permintaan yang tinggi serta teknologi yang baik, usaha-usaha peningkatan kemampuan bisnis dan efisiensi biaya dalam usahatani dapat mengatasi permasalahan modal dan memungkinkan petani dalam memperluas lahanya. 3. Mempertahankan lahan dan melakukan disversifikasi tanaman dalam meningkatkan pendapatan petani S1,S2,T3 Petani memiliki teknologi dan memiliki lahan, petani dianjurkan melakukan disversifikasi tanaman dengan penggunaan sistem tanam secara bergantian dan Universitas Sumatera Utara 51 penganekaragaman tananm untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan kekuatan faktor internal yang dimiliki petani Universitas Sumatera Utara 52 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan